4 - Awal Mula

147 18 9
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Merasa masih jengah dengan Ervina, Viona pun kembali berulah.

Ia menghampiri Alvino yang baru selesai membayar.

"Hai, Kak Al! Ini, aku punya coklat buat Kak Al," ucapnya sambil memberikan sebatang coklat pada Alvino sambil memeluk tubuh Alvino dari samping.

"Lepasin gua!"

"Apa sih, Kak?"

Alvino langsung menjauhkan tubuhnya dari Viona.

Ervina yang melihat itu pun kemarahannya mulai meluap kembali.

"Heh! Maksud lo apa meluk cowok gue dari samping gitu?!" ucap Ervina sambil mendekati Viona dan Alvino.

"Wushh pawangnya emosi," sahut Nika santai.

"Emang kenapa? Emang gue salah ngasih perhatian sama Kak Al? Lagian juga lo sebagai ceweknya juga gak perhatian 'kan, sama Kak Al? Belum lagi kalau lo ngurusin OSIS. Lo lebih memprioritaskan OSIS dan mengesampingkan Kak Al," cerocos Viona.

"Heh, gue gak mengesampingkan Kak Al. Kan gak harus setiap waktu gue full time sama Kak Al. Kak Al juga ngertiin kalau gue sibuk OSIS!" jelas Ervina.

"Eh terus, maksudnya apa? Hak lo apa nglarang gue deket sama Kak Al?" desak Viona.

"Heh! Gue emang gak punya hak buat Nglarang lo. Tapi karena lo kayak gitu dan Kak Al itu pacar gue, jadi itu menyangkut gue juga. So, gue jadi punya hak. Dan hak gua adalah ngejagain dia supaya gak digodaim cewek centil kayak lo!" jelas Ervina santai.

"Huh! Lo lama-lama nyebelin juga, ya!" ucapnya sambil mendorong Ervina dengan kuat hingga ke terjatuh ke lantai.

"Aduh!" pekik Ervina menahan sakit karena tubuhnya terbentur dengan lantai.

"Bisa gak sih, gak usah kasar kayak gitu?!" bentak Alvino.

"Ya abisnya Kak, dia nyebelin," adu Viona.

Kali ini kesabaran Ervina telah habis. Ia langsung bangkit dan seketika ....

Plak!

Terdengar sebuah tamparan yang begitu keras. Telapak tangan kanan Ervina mendarat dengan sempurna di pipi Viona sebelah kiri yang sangat mulus. Namun menjadi berwarna merah karena tamparan itu.

"Aduhh!" pekik Viona.

"Kenapa lo nampar gue?!" marah Viona.

"Dan lo kenapa juga dorong gue? Kalau lo gak mau ditampar, jangan dorong gue! Kalau lo gak mau disakitin, jadi juga jangan nyakitin! Punya otak buat mikir. Lo bukan bocil lagi, dengerin itu!" tegas Ervina.

"Ihh ... lo tuh, ya!" Viona melangkahkan kakinya melewati Ervina.

"Apa? Lo mau lapor kesiswaan? Lapor aja! Toh juga keliatan jelas siapa yang salah di sini. Lapor aja, kalau lo gak tahu malu," ucap Ervina santai.

Viona pun mengehentikan langkahnya. Karena sudah kehabisan kata-kata dan merasa ia yang salah, akhirnya Viona pun memilih untuk mundur lalu pergi bersama teman-temannya dari tatapan Ervina.

"Sayang ... kamu nggak papa?"

"Nggak papa kok, Kak," ucap Ervina.

You Are MineWhere stories live. Discover now