A Pre-Wedding

145 17 1
                                    


Prologue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prologue

Semua begitu sempurna. Dekorasi yang elegan, lampu-lampu temaram yang indah, dan lapangan rumput yang halus dan luas.

"You look gorgeous!"

Akhirnya. Ella sampai pada tahap ini. Pernikahan. Yang akan dilangsungkan tiga hari lagi. Saat ini dia tengah menjalani sesi pemotretan. Pre-wedding.

Gaun putih bersih, anggun dan begitu mempesona membalut tubuh Ella. Senada dengan tema hari ini, Beautiful in White. Pre-wedding diadakan di pinggir pantai, mengadopsi nuansa tropis yang kental.

Khan, Sang Calon Mempelai Pria, begitu gagah dengan balutan tuxedo yang juga serba putih. Ella tertawa kecil melihat penampilan calon pendamping hidupnya itu.

Sesi pemotretan dimulai. Tim fotografi yang didatangkan tidak main-main. Mereka adalah yang paling profesional. Vendor langganan arti-artis ternama.

Senyum terus menghiasi wajah cantik Ella. Akhirnya dia dan Khan bisa melangkah pada fase yang sakral. Membangun komitmen. Berdua. Tentu ini bukan hal mudah.

Sebagaimana kisah asmara lainnya, hubungan Ella dan Khan juga mengalami pasang surut. Konflik dan air mata.

Tapi mereka bisa bertahan. Cintalah yang mengalahkan ego dan ketidakcocokan itu. Cintalah yang mendamaikan segalanya. Ella dan Khan sepakat membuang keburukan masa lalu, siap menyambut hidup baru.

Sesi pemotretan break sesaat. Istirahat dan perbaikan make up kedua calon mempelai. Ella duduk di kursi santai, memanfaatkan waktu istirahat dengan membuka Instagram. Membalas direct message dari kolega dan keluarga.

Sejak rencana pernikahannya go public, Ella terus-menerus menerima ucapan selamat dan dukungan. Sampai tidak terhitung jumlahnya. Baik di kolom komentar maupun pesan langsung. Membaca semua ucapan selamat itu, hati Ella berbunga-bunga.

Sampai kemudian mata Ella menangkap satu nama di kolom direct message. Sedetik dada Ella seperti membeku. Mendadak memori buruk masa lalu bertebaran di benaknya. Kenapa dia mengirim pesan?

Ella mencoba menahan diri untuk tidak membuka pesan itu. Tapi rasa penasaran mengalahkan segalanya. Terlambat. Ella membaca pesan itu.

Pesan itu singkat saja. Ella langsung membalas. Dan ternyata si pengirim pesan sedang online. Dengan cepat dia merespon balasan Ella.

Sementara itu, Khan sedang bercengkrama santai dengan tim fotografi. Berdiskusi tentang koreografi. Sampai akhirnya waktu istirahat selesai. Semua bersiap ke posisi masing-masing.

Khan menoleh ke arah Ella. Memanggil calon istrinya itu untuk bersiap ke sesi selanjutnya. Tapi Ella tidak menyahut. Matanya fokus ke layar ponsel. Jarinya sibuk mengetik.

Khan tersenyum. Ah, bahkan dalam sesi pre-wedding-pun, wanitaku ini begitu sibuk mengurus kerjaan.

Khan lantas melangkah menghampiri Ella. Memanggilnya dengan suara lembut, Sayang, sesi kedua sudah mau mulai. Ayo. Ella hanya terdiam. Pandangan matanya masih tertuju pada ponsel.

Sampai akhirnya Khan meletakkan tangannya di pundak Ella. Ella akhirnya mengangkat wajah. Melepas ponsel dari genggaman tangan. Khan terkejut. Wajah Ella muram. Sangat berbeda dari sebelumnya.

Ella menatap Khan dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Sampai akhirnya kalimat itu keluar dari bibir Ella,

"Aku ingin pernikahan kita dibatalkan."

Urita : Isa & Samudra BijaksanaWhere stories live. Discover now