Bab 02

53 21 1
                                    

Aku menggelengkan kepala. "Kayak kenal..."

"Hah, lo kenal???" tanya Jeevika keheranan, raut wajahnya seperti tidak percaya. "Maksudnya, lo tau cowok ganteng ini siapa, Rat???"

Aku menganggukkan kepala ku dengan yakin, yakin kalau yang aku lihat sesuai apa yang ada dipikiran ku.

"Ah, masa, sih, Rat?" tanya Namika tak percaya. "Jeevika sama gue kan belum kasih tau apa-apa tentang cowok itu, baru malem ini. Atau jangan-jangan... lo kenalan dia?! Atau dia kenalan lo?!"

Aku menggelengkan kepala dengan gusar. Jantung ku terasa berdetak lebih cepat, hati ku merasa tidak baik-baik saja, pikiran ku sedikit berkecamuk setelah Jeevika memperlihatkan foto laki-laki tadi. Bagaimana tidak? Ia mirip seseorang, seseorang yang telah lama hilang dari hidup ku.

"Rat! Kok lo malah bengong, sih?" Namika menyenggol bahu ku dengan kencang, aku seketika tersadar.

"E-eh, iya-iya," ucap ku mulai kebingungan sendiri.

"Iya apa?" tanya Jeevika memastikan.

"Y-ya, gue kenal," kata ku.

"Coba kalau kenal, namanya siapa? Inisial deh," titah Jeevika.

"Nah, bener tuh. Kalau lo kenal, lo pasti tau dong namanya," sambar Namika.

"Inisialnya dari N bukan...?" tanya ku sedikit ragu.

Jeevika dan Namika saling tatap, sedangkan aku mulai kebingungan. Entahlah, apakah jawaban ku benar, atau justru salah. Tapi pastinya, aku kenal dengan wajah laki-laki itu, dia mirip sekali dengan seseorang yang ada di masa lalu ku. Tapi, apa iya? Kalau kata orang, kita punya 7 kembaran di dunia ini. Apa foto laki-laki itu hanya kebetulan? Kebetulan mirip sosok yang aku kenal?

Sepersekian detik, Jeevika dan Namika tertawa mendengar jawaban ku. Loh, kenapa kira-kira? Apa jawaban ku terdengar aneh?

"Bukan dodol!" kata Jeevika sambil tertawa kecil, menepuk bahu ku.

"Shut, gak ngegas juga kali!" balas Namika, lalu ia menatap ku. "Inisial yang lo sebutin salah, Rat," katanya lembut.

"Loh, terus siapa?" Kok bisa salah? Apa benar dugaan ku? Bahwa laki-laki itu hanya kebetulan mirip dengan sosok yang aku kenal di masa lalu?

"Kasih tau gak nih, Jeev?" Namika terlihat melirik Jeevika, seketika Jeevika tersadar dari tawanya.

Jeevika mengangguk-anggukkan kepalanya, ia sekali lagi memperlihatkan foto laki-laki itu ke hadapan ku. "Namanya Angkara, lebih tepatnya Pangeran Angkara," jelasnya.

"OHHHH," ucap ku sedikit terkejut.

"Biasa aja keleus muka lo," kata Namika.

"Yaudah, sih," desis ku. "Lo tau dari mana nama dia, Jeev?" tanya ku penasaran.

"Ya, dari kakak gue lah!"

"Shut, dibilang apa-apa jangan ngegas!" titah Namika kepada Jeevika lagi dan lagi, raut wajahnya kini terlihat kesal.

"Iya-iya, maap."

"Maaf, bukan maap!"

"Iya, Nam, iya. Busettt." Namika melirik Jeevika dengan lirikan mautnya. Ia menghembuskan nafas dengan kencang.

"Eh, iya, Rat. Mau gue kenalin gak?" tanya Jeevika.

"Kenalin sama siapa?"

"Ya, sama si Angkara itu. Mau gak? Mau gak?" tanyanya sekali lagi.

"Eummm..."

"Mending lo kenalan deh, siapa tau jodoh, lo kan udah jomblo bertahun-tahun," ujar Namika dengan tawa kecilnya. Sialan, aku jomblo-jomblo gini juga fokusnya sama kuliah dulu, lagian gak sampai karatan, dasar Namika.

Angkara Ratudala (TERBIT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz