ARLEEN'13

3.4K 65 0
                                    

✨Happy Reading!✨
.
.
.

"Kenapa bisa luka?"

Aileen mendengus, "Aku ga kepikiran kalau dia senekat itu pakai pisau,"

Arsen yang baru saja selesai membalut luka Aileen pun menatap mata Aileen lekat, "Aku ga suka kamu luka!"

"Aku gapapa Ar," balas Aileen lembut, menenangkan.

Aileen sadar bahwa Arsen kini tengah berusaha menyembunyikan amarahnya. Terlihat dari rahangnya yang masih mengeras dan juga nafasnya yang kurang teratur.

Arsen menghela nafasnya, "Maaf Al,"

Aileen mengerutkan keningnya, "Untuk?"

"Maaf karna gagal jagain kamu, maaf karna kamu luka, maaf karna kamu kesakitan, maaf karna aku gaada disaat kamu butuh, maaf-"

Ucapan Arsen terpotong saat Aileen tiba-tiba memeluknya, "Ini bukan salah kamu Ar, aku yang gabisa jaga diri."

"Aku gasuka mereka liatin kamu dengan tatapan memuja Al,"

"Colok aja matanya!" gurau Aileen.

"Boleh?"

Aileen sontak menggeleng tegas, ia lupa bahwa dihadapannya kini bukan orang biasa.

"Lepas Ar, aku mau ganti seragam!"

Arsen tetap mengeratkan pelukannya, rasanya sangat nyaman diposisi seperti ini.

"Arsen, badanku udah lengket ini!"

Arsen cemberut, terpaksa ia melepaskan pelukannya dan membiarkan Aileen mengganti seragamnya. Tadi Dinda sempat menitipkan seragam milik Aileen yang entah darimana perempuan itu dapat.

Aileen membenarkan pakaiannya, ia lalu memperhatikan kaca di depannya, "Ck jadi berantakan gara-gara Caca Marica itu!" umpatnya pelan.

Selesai membenarkan penampilannya Aileen pun keluar dari kamar mandi dan menemukan Arsen yang sudah memakai seragamnya lagi, padahal tadi Arsen masih memakai kaos hitamnya.

Aileen juga ingat jika seragam Arsen kotor terkena seragam miliknya, entahlah darimana ia mendapatkan seragam baru itu Aileen tidak ingin pusing karna memikirkannya.

"Disini aja!" ujar Arsen saat Aileen menarik tangannya untuk pergi.

"Aku harus ke kelas Ar, udah telat ini."

Aileen memang harus ke kelas karena bel istirahat sudah selesai dari beberapa menit yang lalu.

"Hari ini pulang lebih awal,"

Aileen mengernyit bingung, "Kenapa?"

Arsen hanya mengedikkan bahunya acuh, ia lalu menarik Aileen untuk duduk dipangkuanya pada salah satu sofa di uks.

Arsen memeluk Aileen erat, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher kekasihnya.

"Bukan ulah kamu kan?"

Lagi dan lagi Arsen tidak menanggapinya, Aileen mendengus.

Ini pasti ulah Arsen! ck, batinnya kesal.

ARLEENWhere stories live. Discover now