ARLEEN'6

5.6K 99 1
                                    

✨HAPPY READING✨
.
.
.
Warning! Typo bertebaran!


"Nanti malem jadi kan guys?" tanya Dinda disela–sela makannya.

Aileen dan juga ketiga temannya kini sedang istirahat di kantin, bel baru berbunyi beberapa menit yang lalu.

Tasya menelan batagornya, "Gue sih ayok aja."

"Lo gimana Al?" tanya Bella pada Aileen yang sedari tadi fokus pada bakso miliknya.

Aileen menunjukkan jempolnya karena mulutnya penuh dengan bakso yang menurutnya sangat enak ini.

Dinda bersorak, "Uhuyy quality time kita"

"Lebay"

"Alay"

Dinda mendengus saat kedua ucapan itu keluar dari mulut Tasya dan Bella.

"Di rumah gue kan?" tanya Aileen setelah ia menghabiskan satu porsi bakso yang ia beli.

"Iya, emang lo diizinin keluar rumah malem–malem sama kekasih posessif lo itu?" ujar Bella.

Aileen meringis, "Sorry ya"

"Udah deh, kita gak masalah kok Al. Daripada kita kena amuk sama Kak Arsen," ucap Tasya.

"Gue juga heran, dia itu posessif nya makin jadi tau nggak," ungkap Aileen dengan sebalnya.

"Itu tandanya Kak Arsen gak mau kehilangan lo Al," ucap Dinda yang disetujui Tasya dan Bella.

Aileen menghela nafasnya, "Gue ke toilet bentar"

"Ehh gue ikut," Dinda segera pergi menyusul Aileen.

Sedangkan dimeja pojok sepasang mata menatap ke arah meja Aileen dan teman–temannya. Arsen segera bangkit saat melihat gadisnya pergi keluar kantin, ia akan selalu mengawasi Aileen.

Arsen takut sesuatu terjadi pada gadisnya itu, mengingat ia mempunyai banyak sekali musuh dan mereka juga sudah mengetahui berita tentang dirinya dan juga Aileen.

"Mau kemana bos?" pertanyaan Didit tidak digubris oleh Arsen.

"Paling juga ngintilin Aileen," ujar Seto.

Bisma menggelengkan kepalanya, "Posessif banget tuh orang."

"Jomblo harap diam!" ketus Varo.

"Tolong sadar diri!" ucap Didit, Seto, dan Bisma serempak.

Gavin menggelengkan kepalanya, ia memilih meneruskan acara makannya yang sempat tertunda.

◐.̃◐

"Hehh kak, jangan mentang–mentang lo senior terus bisa nindas kita kayak gini ya," Dinda tidak terima saat Aileen dibully hanya karena dekat dengan Arsen.

"Udahlah Din, buang–buang tenaga aja kalau ngeladenin orang kayak mereka," Aileen menarik tangan Dinda agar segera pergi dari kamar mandi.

"Kalian ini kurang ajar tahu nggak, kita ini kakak kelas kalian!" Amel yang akan melayangkan tamparannya pun terhenti saat Aileen lebih dulu mencekal tangannya.

"Lepas!" Amel mencoba melepaskan cekalan Aileen pada pergelangan tangannya.

"Eitss mau apa lo," Dinda mengunci pergerakan tangan Vika yang akan menjambak rambut Aileen.

Amel menyentak tangan Aileen dan langsung menjambak rambutnya. Aileen tidak tinggal diam, ia menendang tulang kering Amel hingga tersungkur dilantai toilet.

"Awas kalian!" Vika membantu Amel berdiri lalu pergi meninggalkan toilet.

"Kita gak takut," teriak Dinda menggema.

ARLEENWhere stories live. Discover now