ARLEEN'1

13.1K 204 9
                                    

✨Happy Reading!✨

.
.
.

Motor sport hitam melaju kencang melalui garis finish. Berbagai macam sorakan menyerukan namanya, siapa lagi kalau bukan Sang Raja Jalanan. Bukan hanya raja jalanan, ia juga dikenal dengan sebutan Dark Demon Prince yang berarti Pangeran Iblis Kegelapan.

"ARSEN YUHUUU"

"ARSENN"

"ARSEN THE WINNER!"

Gerombolan yang sejak tadi menonton kini mulai mengerubungi sang ketua. Mereka melakukan tos ala lelaki sambil mengucapkan berbagai macam ucapan selamat.

Dia–Arsenio Gevano Alexander.

Mata elangnya memandang remeh rivalnya yang menatapnya marah. Perlahan tapi pasti, ia menghampiri rivalnya itu.

"You loser." Setelah mengatakan itu, Arsen kembali berjalan ke arah motornya berada. Memakai helm dan pergi begitu saja meninggalkan area balap, meninggalkan seseorang yang kini tengah mengumpat kasar akibat perkataanya barusan.

"Bos emang gak pernah berubah ya," gumam Seto yang masih terdengar oleh teman–temannya yang lain.

"Emang bos itu power ranger? Bisa berubah gitu, aneh lo!" sarkas Didit dengan muka menyebalkannya.

"Yeee... lo mah nggak tau apa maksud ucapan gue, maen nyambar aje," ucap Seto sambil menjitak jidat temannya itu.

Didit hanya bisa meringis sambil mengelus jidatnya itu. Varo yang mendengar mereka berdebat hanya tersenyum penuh arti, mereka tidak tahu saja apa yang ia rencanakan.

"Ro, lo ngapain senyum–senyum sendiri? Kesambet lo?" Bisma menatap horor kearah Varo, sedangkan yang dituduh langsung memelototkan matanya.

"Sekate–kate lo kalau ngomong," kesal Varo.

"Ck, gausah pada ribut. Ayok susul Arsen!" Gavin menengahi, kalau tidak dipisahkan mereka akan terus berdebat tanpa henti.

"GUYS CABUTT!" Varo berteriak lantang untuk memimpin anggotanya. Scorpio.

Scorpio, sekumpulan anak geng motor yang berjumlah 300 anggota lebih. Geng motor yang mempunyai kekuasaan yang luas dan ditakuti. Mereka bukan hanya sekumpulan anak motor, namun mereka sudah seperti keluarga. Susah senang mereka hadapi bersama, basecamp merupakan rumah kedua bagi mereka tinggal.

Sekumpulan motor besar dengan bagian punggung jaket terdapat nama Scorpio dan dibagian atas terdapat gambar Kalajengking itu membelah sepinya kota jakarta dimalam yang dingin ini. Dengan jaket yang dilengkapi nama serta jabatan di dada sebelah kanan dan juga burung garuda serta bendera negara dibagian sebelah kiri.

◐.̃◐

Seorang lelaki dengan sebatang rokok terselip di tangan kanannya tengah memandang handphonenya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sesekali kumpulan asap keluar dari bibirnya, bahkan ia tak pernah bosan untuk menghisap barang berbahan nikotin itu.

Arsen menghela nafasnya kasar, ia rindu dia. Tapi apakah dia merindukannya? Ketahuilah bahwa Sang Dark Demon Prince dapat merasakan kesepian. Bukan kesepian dalam arti hidup sendiri, tapi kesepian yang ada di hatinya.

Jangan kalian sangka bahwa Arsen tidak pernah mendapatkan cinta dari orang terdekatnya, orang tuanya begitu menyayangi dan memperhatikannya. Bahkan mereka tahu kejadian apa saja yang dialami anaknya itu dan tentu mereka tidak melupakan kejadian yang terjadi kurang lebih 4 tahun yang lalu, kejadian yang membuat anaknya menjadi lelaki dingin tak tersentuh.

Lamunan Arsen buyar dikala seseorang menepuk bahunya dengan keras, ia mendengus ketika melihat teman–temannya sudah sampai di basecamp. Varo menatap Arsen dengan mata memincing curiga, sedangkan yang ditatap malah mengabaikannya.

"Gue cabut," Arsen lalu meninggalkan anggota scorpio untuk istirahat di kamarnya.

Basecamp scorpio, bukan sembarang basecamp biasa. Basecamp scorpio merupakan bangunan besar dan megah seperti mansion. Terdapat tiga lantai, dengan lantai satu terdapat ruang tamu, ruang gym, tempat latihan bela diri untuk para anggota, kamar untuk anggota, dapur, dan kolam renang di halaman belakang yang dilengkapi gazebo.

Di lantai dua terdapat ruang karaoke, ruang untuk gamer, ruang persenjataan dan kamar untuk anggota inti scorpio dan sebagian anggota. Dikamar inilah kamar ketujuh inti scorpio berada. Di lantai ini juga disediakan ruangan khusus untuk menjaga keamanan markas.

Lantai tiga ini adalah rooftop yang menyediakan mini bar, billiard, dan juga ruangan untuk bersantai. Di basecamp scorpio ini juga terdapat cctv yang selalu diaktifkan, lift juga menambah kesan sempurna pada basecamp geng scorpio ini.

Varo mendudukkan pantatnya kasar, para anggota lain sudah berpencar kemana–mana, ada yang masih setia membuka matanya dan ada juga yang sudah terlelap. Gavin mendudukkan pantatnya disebelah Varo, sedangkan Bisma dan juga Vino sudah fokus pada game yang mereka mainkan. Berbeda dengan Seto dan Didit, mereka sudah ngacir ke dapur untuk mengisi perut karet mereka.

"Beset dah, lo cepet amat buat mie nya," Gavin menatap Seto dengan tatapan herannya. Sedangkan yang ditatap malah menunjukkan cengirannya, mereka menduga pasti ada hal yang tidak beres.

"Itu mie punya siapa?" tanya Vino sambil sesekali matanya melirik game yang ia mainkan.

"Punya gue–" ucapan Seto terpotong kala seseorang berteriak dengan kondisi tubuh masih memakai celemek.

"WOYY ITU MIE PUNYA GUE, NGAPAIN LO AMBIL BAMBANGG!" Seto yang mendengar itu membulatkan kedua bola matanya.

"JANGAN TERIAK–TERIAK DODOL!"

Didit memelototkan kedua bola matanya, "LO JUGA IKUT TERIAK TAII"

"Siniin mie gue!" tangan Didit sudah bersiap untuk mengambil mie miliknya namun belum sempat mie itu menyentuh tangannya, tangan Seto lebih dulu menepis tangannya.

Seto yang sudah geram pun langsung merebut paksa mie itu, alhasil terjadilah perlombaan tarik–menarik. Teman–temannya yang sudah jengah melihatnya pun langsung meninggalkan mereka berdua, biarlah mereka yang menanggung jika suatu saat mie itu tumpah berceceran dilantai.

"Gue cabut," ucapan Varo sukses membuat Seto melepaskan tarikannya.

"Mau beli makanan lo Ro?" tanyanya antusias.

Varo menaikkan sebelah alisnya, "Gue mau balik, bunda nyuruh gue pulang."

Varo mengambil kunci motornya, lalu pergi meninggalkan basecamp. Seto menatap nanar kepergian Varo, ia kira Varo akan membelikannya makanan. Pupus sudah harapannya untuk mendapatkan makanan gratis.

Didit tertawa disela–sela ia memakan mie nya, "Gak jadi dapet makanan gratis lo?"

Seto yang mendengarnya pun langsung menabok keras punggung Didit, alhasil Didit pun terbatuk karena tersedak mie nya. Didit yang tidak terima pun langsung memukul keras jidat Seto.

Gavin menghela nafas lelah, selalu saja mereka bertengkar karena hal sepele. Tapi jika diantara mereka ada yang terluka, maka salah satu dari mereka lah yang akan merasa sangat khawatir.

"Gue punya temen kagak waras semua," gerutuan Bisma sontak membuat mereka memberi tatapan tajam padanya. Bisma yang ditatap pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, apa ucapannya salah? Jelas–jelas itu fakta.

◐.̃◐

.
.
.

Hai semuanya, semoga kalian suka sama cerita yang author buat ya. Ini cerita pertama author, jadi maklumin aja ya kalau masih berantakan hehehe. Jangan lupa kasih vote and komen👏.

Makasih udah mampir😆

ARLEENWhere stories live. Discover now