29

5.9K 594 52
                                    

.









.









.









Malam harinya

Kini Gibran dan Theo tengah menunggu kedatangan teman dan sepupu nya, mereka berdua sudah bersiap dengan pakaian nya.

"Aduh anak manis mama mau kemana nih?" Tanya mama nya yang menghampiri si kembar.

"Mau keluar ma" Jawab Gibran menatap mama nya.

"Sama siapa?" Tanya mama nya lagi dan memberikan uang pada si kembar.

"Sama.. Nah itu mereka datang ma, kami pamit dulu ya" Jawab Theo menunjuk kedatangan Kirana dan yang lain sambil menerima uang yang mama nya berikan.

"Baiklah hati-hati dan jaga kembaran mu Theo" Amanat mama nya dan di balas anggukan oleh Theo.

Kedua nya beranjak dari tempat duduk dan pergi untuk memasuki mobil milik Juan.

Kebetulan mereka membawa 2 mobil saja dsn setiap mobil berisi sekitar 6 sampai 7 orang.

Di perjalanan tidak ada percakapan karena mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Tanpa terasa mobil yang di kendarai oleh Juan telah tiba di area taman yang sudah terhiasi oleh pasar malam.

Sebut aja pasar malam elah -_-

Di susul oleh mobil yang di kendarai oleh Kirana dari belakang, akhirnya mereka semua turun dari mobil.

Setelah semua sudah turun mereka berjalan memasuki pasar malam dan memutuskan untuk berpencar.

Bahkan Theo sudah menghilang duluan bersama seseorang dan sepertinya Kirana akan mengikuti pasangan Zyan dan Askana.

Karena Luna masih di luar negeri untuk menempuh pendidikan nya di China sana.

Saat ini Gibran dan Juandra sedang antri di permainan tembak balon, kedua nya fokus melihat bagaimana caranya memainkan permainan tersebut.

"Jadi caranya itu mengunci target lalu menembak kan pistol yg berisi kaya jarum gitu" Guman Juan manggut-manggut.

Dirinya fokus melihat cara bermain sampai tidak menyadari bahwa Gibran tengah mengangkat telfon.

"Halo"

". . ."

"Tetap awasi dia"

". . ."

"Mwo? Aish.. Bawa anak itu ke depan mansion saat aku memberi sinyal nanti"

". . ."

Tut

"Kemana perginya dia?" Batin Gibran heran dan langsung menggelengkan kepala.

Dia tidak boleh bertingkah mencurigakan di saat seperti ini, bisa ke bongkar nanti.

Kini tibalah waktunya Gibran dan Juan untuk bermain, masing-masing dari mereka di berikan pistol.

Lalu mereka di berikan arahan cara memainkan permainan yang kini tengah mereka mainkan.

Kedua nya mengangguk lalu memposisikan pistol mainan itu tepat pada target yang di inginkan.

Dor

Dor

Dor

Dor

Suara tembakan yang di layangkan oleh pasangan itu saling bersautan, tidak ada dari mereka yang ingin mengalah.

Akibat persaingan yang sengit itu banyak warga yang berkerumun untuk menyaksikan permainan mereka.

Become the Antagonist Twins (END) ✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin