18

12.2K 1.2K 69
                                    

.







.







.






Pagi hari pun tiba

Terlihat seorang anak terbangun dari tidurnya akibat terkena sinar matahari dan kicauan burung.

Anak itu beranjak dari ranjang dan hendak pergi ke kamar mandi, namun langkah nya terhenti kala melihat kalender yang belum tercoret.

Dirinya termenung untuk sesaat dan kedua alisnya saling menyatu yang menandakan anak itu tengah kebingungan.

Loh bukan nya itu saat dia tengah di tembak seseorang ya? Lalu kenapa dia jadi kembali di saat sebelum dia di pukuli?.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah semua itu hanyalah mimpi nya? Terbukti sekarang dia tidur di kamarnya sendiri.

"Hah.. Semua ini membuat ku gila" Keluh Gibran mengacak kasar rambut nya sebelum akhirnya pergi memasuki kamar mandi.

Rambut nya yang di acak tapi hati saya yang teracak acak ran 🤣🤣

Selesai mandi Gibran bersiap memakai seragam sekolah nya, dirinya masih kebingungan dengan apa yang terjadi pada nya.

Benarkah semua yang terjadi tadi hanyalah mimpi nya? Jika memang iya berarti dia bisa waspada kepada mama nya.

Ya Gibran harus lebih waspada lagi karena dia sangat licik apalagi sekarang nenek dan kakek nya ada di sini juga.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki mengalihkan mereka semua dari yang awalnya sibuk dengan kegiatan masing-masing menjadi fokus pada Gibran.

Gibran yang merasa di perhatikan lantas melihat mereka semua dengan pandangan bertanya.

"Ada yang salah dengan penampilan ku?" Tanya Gibran sambil memiringkan kepala nya.

Tanpa dia ketahui akibat ulah nya barusan, Theo harus menutup hidung nya agar tidak mimisan.

Begitu pula dengan Kirana dan Glen yang sudah saling meremas tangan mereka sendiri.

Ya benar 2 sepupu itu berada di kediaman si kembar, rencana nya sih mereka ingin bertemu Gibran.

Dari arah belakang Ryan datang bersama Marvin dan mencubit pipi Gibran yang tengah berdiam diri.

"HEH KOK DEDE KU DI CUBIT" Teriak Kirana tidak terima dan mendapat geplakan dari bunda nya.

Pletak

"Jangan teriak Kirana" Tegas bunda nya dengan tatapan tajam milik nya.

"Bunda mah ishh" Rengek Kirana memanyunkan bibir nya.

"Gibran sini nak" Panggil sang Nenek yang tidak menghiraukan pertengkaran anak dan ibu itu.

Gibran mengangguk dan berjalan ke salah satu kursi yang kosong dan kebetulan itu di sebelah Ryan.

Akhirnya mereka duduk di kursi masing-masing dan menunggu sarapan nya di sajikan.

"Nek, hari ini siapa yang menentukan menu nya?" Tanya Gibran menatap nenek nya.

"Bunda dong yang nentuin tenang aja bunda udah masak menu spesial untuk mu" Sela bunda Kirana saat nenek nya hendak menjawab.

"Kamu ini, mama mau jawab malah di dahulu in" Marah nenek pada bunda Kirana.

"Udah jangan debat oh ya kalian yang memakai seragam sekolah segera ganti karena kita akan berlibur" Titah kakek melerai pertengkaran.

Become the Antagonist Twins (END) ✅Where stories live. Discover now