06

21.6K 1.8K 78
                                    

.


















.

















.
















Sore hari telah tiba, kini waktu nya Gibran untuk pulang ke mansion.

"Bunda, ayah, kak nana dan kak Kana. Gibran pamit mau pulang dulu ya terimakasih atas makan siang nya" Pamit Gibran tersenyum manis lalu pergi keluar dari mansion.

Bunda Kirana membalas nya dengan anggukan dan melambaikan tangan pada Gibran.

Netra nya menatap punggung Gibran yang mulai menjauh, setelah nya ia menunduk.

Sebenarnya dia enggan untuk membiarkan Gibran pulang ke mansion adik ipar nya.

Karena dia tau kalau Gibran bakalan di siksa lagi karena tuduhan tidak berbobot yang di adukan oleh Artha.

"Yah kita harus ikutin Gibran, bunda ga bisa tenang" Ucap bunda menatap suami nya.

"Bunda kenapa khawatir banget sih? Kamu lupa ya? Kalau Gibran itu bisa beladiri? Kan bunda sendiri yang ngajarin" Balas ayah menatap balik istrinya.

Bunda terdiam setelah mendengar ucapan suami nya, ada benar nya juga.

Gibran walaupun selalu mereka manjakan tetapi dia sudah terbiasa akan kekerasan.

Bahkan Gibran juga sudah di bekali ilmu beladiri oleh mereka, tinggal menunggu waktu dimana Gibran menggunakan nya.

Kirana diam menyimak pembicaraan orang tua nya karena memang benar apa yang mereka bicarakan.

Gibran sudah pernah berlatih dengan dia bahkan hampir setiap minggu mereka selalu bersama untuk latihan.

"Aduh akibat selalu manjain Gibran sih" Batin Kirana tersenyum palsu.

Brum

Brum

Suara motor yang di kendarai oleh Gibran memasuki area mansion, di sana Gibran melihat adanya beberapa motor terparkir di halaman nya.

"Siapa ya?" Batin Gibran penasaran tetapi mencoba untuk acuh saja.

Dirinya lantas masuk ke dalam mansion dan melihat adanya teman dari abang nya aka Ryan.

Ryan yang menyadari kehadiran Gibran pun menoleh.

"Udah makan siang kamu?" Tanya Ryan yang ingin ber basa basi dengan Gibran.

"Udah, tumben tuan Ryan peduli dengan orang pembawa sial di keluarga nya?" Tanya balik Gibran seolah menyindir Ryan.

Ryan terdiam dengan sindiran Gibran karena memang benar dia tidak pernah berinteraksi lebih bersama Gibran.

Salah satu teman Ryan berjalan mendekati Gibran dan melihat nya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Gibran jelas risih di pandang seperti itu, ada apa sebenarnya dengan manusia² ini? Pikirnya heran.

"Gue baru tau Ryan punya adek selain Theo sama Artha, siapa nama mu anak manis?" Tanya nya sedikit menggoda Gibran.

"Ga usah sksd deh, gue Gibran dan gue bukan adek nya dia" Jawab Gibran dingin.

Deg

Hati Ryan seakan tertusuk oleh benda tak kasat mata karena mendengar dengan sendiri bahwa Gibran tidak mengakui nya sebagai abang nya.

Karma lo - Author julid

"Pantesan aja gue ga pernah tau ternyata lo bukan adek nya, tapi lo siapa nya dia? Kok ada di mansion nya" Ucap teman Ryan penasaran.

Become the Antagonist Twins (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang