BAB 55: AKSI DIMULAI

5 1 0
                                    

"Huftt si Arsen gak bisa nganterin Gue.Yaelah,masa harus pulang sendiri sih!" Gibran menggerutu sambil berjalan di pinggir trotoar.

  Tiba-Tiba saja sebuah mobil jip berwarna merah berhenti di dekat Gibran.Beberapa orang berpakaian serba hitam itu langsung menyergap Gibran.

  "Eh ada ini?"

  Gibran terus saja memberontak tetapi tenaga mereka berempat lebih kuat.Salah satu diantara mereka menutup mulut Gibran menggunakan sapu tangan yang sudah diberi obat bius.Setelah Damar tak sadarkan diri,mereka langsung memasukan Gibran kedalam mobil dan melajukanya pergi darisana.

             🌻

  Gibran membuka matanya perlahan.Matanya menyapu sebuah ruangan kosong,berdebu,dan banyak barang-barang yang sudah rusak.Gibran merasakan tangan dan kakinya sakit.pada saat Gibran melihat ke bawah,ternyata tangan dan kakinya di ikat ke kursi.

  "WOI LEPASIN!" Gibran berusaha menggerakan badanya agar talinya dapat terlepas.sialnya tali yang mereka ikat sangat kuat.

  "Ohh udah bangun Lo," salah satu penculik tadi berjalan mendekati Gibran.

  "LEPASIN GUE WOY!"

  "Sutt diem gak usah berisik!"

  Penculik itu mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu menelpon seseorang.

  "Hallo Bos,kami sudah berhasil mendapatkan sepupunya,"

  "Bagus.Jaga dia,"

              🌻

  Sedari tadi Zahra berjalan kesana kemari di koridor Rumah sakit.sejujurnya Zahra benci dengan Tama.Tetapi dia tidak bisa membohongi perasaanya untuk tidak peduli kepada Tama.Zahra menghela nafasnya lalu berjalan masuk ke Ruangan Tama.Zahra melihat Tama yang duduk sambil memeluk lutut diatas brankar.sedangkan di sofa ada Dito dan Razan yang tertidur.
 
  "Tama," Zahra memegang bahu Tama.

  Tama sedikit tersentak.

"Zahra hiks...kamu Zahra kan?" Tama menangkup kedua pipi Tama.

  "Iya,ini Gue," ujar Zahra sambil melepaskan tangan Tama dari pipinya.

  Zahra sedikit terhuyung ke belakang karena Tama memeluknya begitu erat.

  "Jangan tinggalin Aku hiks...Aku gak bisa hidup tanpa kamu Zahra hiks...hiks..."

Zahra yang mendengar tangisan Tama terdengar begitu teriris.
Tanpa sadar,air matanya ikut turun membasahi pipi.Dengan cepat Zahra mengusap air matanya lalu menjauhkan Tama darinya.

  "Udah makan?" tanya Zahra.

  "Belum,gak selera makan hiks..."

  "Gak boleh gitu.Lo harus makan biar cepet sembuh.Demi papah Lo,demi Almarhumah Bunda Mona Ok,"

  Tama menggelengkan kepalanya." Demi kamu,"

  Zahra tersenyum tipis lalu meraih mangkok berisi bubur yang berada di nakas samping ranjang Rumah sakit lalu mulai menyuapkan perlahan bubur kepada Tama sampai habis.

  "HEI NGAPAIN KAMU KESINI!" Kinanti masuk kedalam ruangan dengan raut wajah marah.

  Zahra langsung menaruh mangkok itu kembali di nakas.
Begitupun Dito dan Razan langsung terbangun karena terkejut dengan teriakan dari Kinanti.

  'Mamah' batin Zahra.

"NGAPAIN KAMU KESINI HAH?! SUDAH SANA PULANG!" sentak Kinanti sambil mendorong tubuh Zahra agar keluar dari Ruangan.

  "Ara hiks..."

"Gue pulang dulu.Cepet sembuh ya,Demi Gue," usai mengatakan hal itu,Zahra langsung keluar dari Ruangan.

  Kini tatapan Kinanti beralih kepada Dito dan Razan yang berdiri sambil menundukan kepalanya.

  "Kalian ini gimanasih! Saya suruh jagain Tama malah tidur! Kebobolan kan perempuan sialan itu masuk!"

             🌻

  Zahra membuka pintu pagar rumahnya.Dia melihat Ranti sedang berjalan mondar-mandir dengan raut wajah yang khawatir.Zahra berjalan mendekati Ranti.

  "Tante kenapa? Kok keliatan khawatir gitu?" tanya Zahra.

  "Zahra." Ranti mengenggam tangan Zahra." Gibran daritadi belum pulang Nak.Padahal ini udah lebih dari jam pulangnya,"

  "Mungkin Gibran main ke Rumah temenya Tan.Atau ada kerja kelompok,"

  "Enggak Nak,tadi Ibu udah telpon semua temen-temenya Gibran,tapi satu pun dari mereka gak ada yang tau,"

  Ting

Satu notif masuk ke ponselnya Zahra.Zahra langsung merogoh ponsel yang berada di sakunya.ada Nomor tak dikenal yang mengiriminya pesan.

+62************

Saya tunggu kamu sekarang di jalan kenanga no 25
Kalo kamu tidak datang,sepupu kamu akan kami habisi

  "Tan,Aku pergi dulu ya.Aku tau Gibran ada dimana," Zahra langsung berjalan dengan langkah cepat keluar dari pintu pagar.

  "ZAHRA KAMU MAU KEMANA HEIII,"

zahra tak menghiraukan sama sekali teriakan Ranti.

 
 

 

ZAHRA AURELIAWhere stories live. Discover now