BAB 47: MOMMY?

8 1 0
                                    

Usai Zahra resmi menjadi pacar Tama,Kayla menarik Zahra lalu mendorong tubuh hingga kepala Zahra terbentuk tembok.Sakit sekali.

"BERANI BANGET YA LO TERIMA CINTANYA TAMA! BICTHH PELAKORR!!!"

Plakkk

"KENAPA GAK LO TOLAK AJA ZAHRA!!!" Kayla menjambak rambut Zahra hingga meringis.

"Kay! Gue terima Tama karena Gue cinta sama Dia!"

"LOH GAK PUAS HAH HANCURIN HIDUP GUE? DULU LO REBUT DIKA.SEKARANG LO REBUT TAMA COWOK YANG GUE CINTA ZAHRAA!!!"

"Gue gak pernah sekalipun rebut Dika dari Lo.Dan satu hal lagi,Kalo Lo emang beneran cinta sama Tama,kenapa Lo selingkuhin dia berkali-kali!Apa itu yang namanya cinta!"

"Sekarang Tama udah jadi milik Gue,Lo gak terima Kay? Ada hak apa Lo?"

"Gue gak mau Kay hubungan persahabatan kita yang dulu harmonis,ancur berantakan karena hal kaya gini.Gue mau kita Damai Kay," Zahra menghempaskan tangan Kayla dari kepalanya.

"Damai? Jangan ngarep Gue mau Damai sama pelakor kayak lo!Gue jamin hubungan kalian gak akan bahagia.Karena Gue,punya rahasia yang akan bikin Lo kecewa sama Tama,"

"Maksud Lo?"

"Kita liat aja nanti," Kayla tersenyum smirk lalu pergi darisana.

"Maksud Kayla apa ya? Rahasia apa yang Tama sembunyiin dari Gue," monolog Zahra.

Tok tok tok

Ranti masuk kedalam kamar Zahra lalu berjalan mendekatinya.

"Ra,Ayo makan dulu!Gibran udah nungguin tuh di meja makan," ajak Ranti.

"Iya Tan," Zahra mengangguk lalu keluar dari kamar bersama Zahra menuju meja makan.Mereka pun mulai makan bersama.

"Ra.Kata Gibran,sekarang kamu pacaran sama Tama ya? Kok bisa? Ibu jadi penasaran," Tanya Ranti.

Zahra menoleh kepada Gibran lalu menatapnya tajam.Gibran hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
zahra kembali memfokuskan pandangan kepada Mira.

"Hehe iya Tan.Baru aja jadian tadi,"

"Bener Bu.kalo Ibu mau tau,Zahra dikasih boneka sama Liontin yang ada inisialnya cantik banget," timpal Gibran.

"Wah romantis banget ya.Jadi inget deh masa muda Ibu waktu pertama kali pacaran sama Ayah kamu Gib,"

Zahra dan Gibran tertawa mendengar perkataan Ranti.

"Aku tidur duluan ya Bu,Ra," ujar Gibran sambil beranjak dari duduknya.

"Iya Nak," ujar Ranti.

Gibran pun melengos begitu saja masuk kedalam kamar.
Zahra meneguk air minum sampai habis setelah itu ikut beranjak juga.

"Eh tunggu Nak," Zahra kembali terduduk karena Ranti mencekal tanganya.

"Kenapa Tan?" tanya Zahra.

"Waktu kemarin sore,ada dua orang yang dateng ke Rumah kita.Mereka nyamperin Gibran.Dan nanya sama Gibran soal kamu,"

"Terus Gibran jawab apa?" tanya Zahra.

"Cuma bilang kalo kamu nya gak ada di rumah.Terus mereka bilang gak bisa.Harus sama kamu nya langsung.Kamu kenal emang sama orang-orang itu?" tanya Ranti.

"Enggak Tan.Zahra gak kenal siapa-siapa selain keluarga sama temen-temen Zahra.Tapi Aneh juga ya kedatangan mereka,"

"Tante jadi khawatir deh sama Kamu.Takut terjadi apa-apa,"

"Tante tenang aja.Zahra bisa jaga diri kok.Kalo gitu,Zahra mau nyuci piring dulu ya Bu," Zahra beranjak dari duduknya.

"Gak usah biar ibu aja.Kamu istirahat gih!" titah Ranti.

Zahra mengangguk mengiyakan lalu masuk kedalam kamarnya.
Baru saja Zahra merebahkankan tubuhnya,ada panggilan video masuk ke ponselnya.Zahra pun langsung mengangkatnya.
Dilayar terpampang wajah Tama.

"Malem Ayangg," sapa Tama dengan senyum lebarnya.

"Malem juga.Ada apa pake Video Call segala?" tanya Zahra.

"Gak papa,Aku cuma mau bilang,Kalo mulai besok dan seterusnya,Aku yang bakal anter-jemput kamu," ujar Tama.

"Hmm iya Tama iya," ujar Zahra.

"Kok Tama sih? Panggil sayang dong.Gimanasih!" Bibir Tama mengerucut.

"Iya sayang," ucap Zahra lembut.

"Ahhhh Meleleh dede nengg," Tama melompat-lompat ditempat tidur lalu kembali mendekatkan wajahnya ke layar.

"Udah sana Bobo gih!Biar besok gak kesiangann," titah Zahra.

"Ciapp mommyy Araaa,"

"Mommy Ara,Tama kangen tau pengen ketemu,"

"Besok juga ketemu sayang,"

"Nikah aja yuk,biar bisa serumah!" ajak Tama.

"Matamu! Udah sana tidurr bandel dehhh,"

"Iya iya,Aku tidur.Malem mommy," Tama langsung memutuskan panggilan videonya secara pihak.

"Dasar Tama,"

ZAHRA AURELIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora