BAB 17: TATAPAN CINTA

19 1 0
                                    

Besoknya,Di sekolah Tama kembali duduk bersama Zahra.Tetapi Zahra belum datang.

   "Iya kemarin Gue ke rumah Lo.Tapi Gak ada,"

   "Iya maaf ya.Kemaren Gue jalan-jalan.Tante udah bilang kemarin,"

  Zahra dan Devan duduk dibangkunya masing-masing.
Mika berjalan menghampiri Zahra sambil membawa buku.

  "Zahra...PR matematika udah belum Ra? Gue mau liat dong pwiss..."

  "Udah.Bentar ya," Zahra membuka resleting tas nya lalu mengambil sebuah buku dan memberikanya kepada Mika.

  "Makasihh," Mika menerima buku itu lalu Dia kembali ke mejanya.

    "Selamat pagi anak-anak," Bu Gendis masuk kedalam kelas lalu duduk di kursinya.

   "Pagi Ibuuu," jawab seluruh murid serempak.

   "Anak-Anak,hari ini ULANGAN,"

  "Wah Bu gak bisa gitu dong.Masa mendadak sih Bu,"  ujar Dito.

  "Iya Nih Bu,Ibu gak ngasih tau dulu.Kalo dari minggu kemarin Ibu ngasih tau,saya pasti sangat siap Bu,"
Timpal Tama.

  "Loh salah siapa gak belajar.Anak-Anak semuanya dengarkan Ibu.Meskipun akan diadakan ulangan atau bukan,tetep harus belajar.Jadi kalo ada ulangan mendadak seperti ini kalian siap,"

  "Alah kalian ini mau dikasih tau ataupun enggak tetep aja nilainya jeblog!"

   Satu kelas menertawakan mereka berdua.
Bu Gendis mulai membangikan kertas ulanganya.Lalu para murid mulai mengerjakan dengan serius.

   "Jangan ada yang mencontek,"

  "Iya Bu,"

  Tama menjambak pelan rambutnya karena sudah mulai pusing dengan soal-soal ulangan yang diberikan.

   "Nih Matematika gak bisa ngerjain masalahnya sendiri apa? Yang punya masalah dia,yang pusing Gue," keluh Tama.

   Zahra berbisik kepada Tama.

  "Ngerjainya pake tangan jangan pake mulut," tegur Zahra.

  "Tapi susah Araaa..." rengek Tama.

Seisi kelas terkejut mendengar rengekan Tama.

   "Ah gampang nih soalnya.Gak ada yang lebih susah Bu," Alibi Tama yang pura-pura mengerjakan soal-soal di depanya.

             🌻

  Di Kantin,Tama sedang makan bersama teman-temanya.Disana juga ada Kayla.
Tetapi suasana makan hari ini terasa canggung.Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun.Tama sibuk memperhatikan Kayla yang terus menatap Razan.Begitupun Razan yang terus menatap Kayla.

   "Ekhmm," mereka berdua tersadar dan langsung fokus kepada Tama.

   "Kok suasananya canggung banget ya," sindir Tama.

   "Iya nihh aneh ya," timpal Dito.

   "Apasih Tama,Dito,Aku lagi gak mood ngomong aja," ujar Kayla.

   "Iya,kamu mood nya ngeliatin Razan kan!"

   Tama beranjak dari duduknya pergi darisana.

   "Tam Tunggu," Kayla ikut berlari mengejar Tama.

Di meja lain yang tak jauh darisana,Mika,Zahra,Dinda dan Rayna ikut memperhatikan.

   "Wah kenapa tuh mereka.perang Dunia ketiga seru nihhh," ujar Mika sambil mengusap-ngusapkan kedua tanganya.

  Dito menatap tajam kepada Razan.

   "Lo gak macem-macem kan Zan?" tanya Dito serius.

  "Enggaklah.Lo pikir apa? Gue nikung temen sendiri? Ya enggak lah,"  ujar Razan sedikit gugup.

   "Awas aja kalo lo macem-macem!" ancam Dito.

             🌻

  Kayla menyusul Tama ke halaman belakang.Kayla melihat Tama yang duduk di kursi sambil menangis sesenggukan.Kayla berjalan perlahan menghampiri Tama lalu duduk disampingnya.
Tanganya terulur menyentuh punggung Tama.

  "Don't touch me!"

  "Sayang,Aku minta maaf," ujar Kayla dengan muka melasnya.

  Tama merubah posisi duduknya menghadap Kayla.
Dia mengusap air matanya kasar.

  "Kay,Kalo kamu bosen sama Aku,Kamu ngomong.Jangan kayak gini!"

  "Sayang,Aku gak bosen sama sekali sama kamu.Aku gak ada hubungan apapun sama Razan sayang," ujar Kayla yang mencoba menjelaskan.

  Namun Tama hanya diam tak merespon apapun.
Tama menatap kosong ke arah depan.

  'Zahra Gue butuh Lo hiks...' batin Tama.

              🌻

  Zahra dan Dimas hendak keluar dari kelas.

   "Dimas tunggu,"

  Dimas menghentikan langkahnya lalu berbalik.

  "Kenapa Ray?" tanya Dimas.

"Happy Birthday Dimas,Ini kado dari Aku buat Kamu," Rayna menyodorkan sebuah kado yang dia buat semalam kepada Dimas.

  Dimas menerimanya.Rayna sangat bahagia.namun senyumanya pudar disaat Dimas membuang kado itu ke tempat sampah.

  "Dimas kok kadonya dibuang sih!" sentak Zahra.

  "Gue gak butuh kado dari Lo Rayna.Dan Lo,gak usah coba buat deketin Gue lagi!" usai mengatakan hal itu,Dimas pergi darisana.

   Zahra menghampiri Rayna lalu memegang bahunya.

   "Gue minta maaf atas nama Dimas ya.Gue akan coba bujuk Dia lagi.Gue susulin dulu Dimas ya Ray," Zahra ikut pergi darisana.

   'Kenapa sih Dim kamu gak pernah bisa cinta sama Aku'
Air matanya memberontak keluar begitu saja.

              🌻

  Di dalam Mobil,Mika dan Arbi hanya saling diam.

   "Kamu mau ngomong apasih Mik dari tadi? Kayak Ragu-Ragu gitu," tanya Arbi.

   "Aku lagi panik Sayang..." jawab Mika.

  "Ya panik kenapa? Ada apa sih?" tanya Arbi lagi.

  "Rangga mau pindah ke Indonesia.Dia mau sekolah kita,"

  Cekitttt

Arbi mengerem mobil secara mendadak.membuat kepala Mika hampir terbentur.

  "Serius kamu?" tanya Arbi yang ikut panik.

  "Iya serius.Gimana dong.Kalo Rangga sampe pindah kesini,hubungan kita bakal kebongkar.Apa kita putus aja ya Bi?"

  "Enak aja.Jadi kamu cuma jadiin Aku pelampiasan? Gak bisa dong kamu buang Aku gitu ajas setelah Rangga Datang lagi ke kehidupan kamu!" ujar Arbi tak terima.
Enak saja dirinya dibuang begitu saja.Dikira sampah apa.

  "Ya terus Aku harus gimana?" tanya Mika yang pikiranya sudah buntu.

  "Kita Bakcstret,"

Jangan lupa Vote

 

  

  

ZAHRA AURELIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora