BAB 37: SAKIT

11 1 0
                                    

Satu minggu pun berlalu.Ulangan telah selesai.Dan kini Zahra sedang menikmati masa liburanya sebelum pembagian raport.
Zahra terbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit.Dia masih terbayang akan perkataan Tama waktu itu mengenai perasaanya.

  "Apa Tama beneran suka sama Gue? Ah gak mungkin lah Zahra," monolognya.

  Zahra terbangun dari tidurnya merubah posisinya menjadi duduk.Zahra mencepol  rambutnya asal menggunakan ikat rambut yang terpasang di lenganya.

  "Mendingan Gue keluar aja deh jalan-jalan nikmatin udara segar," Zahra beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar dari kamar.

Saat Zahra membuka pintu,Dia tersentak karena melihat Tama yang berdiri di depanya dengan wajah yang pucat pasi.Rambut acak-acakan,hanya memakai celana pendek dan kaos Hitam.

  "Tama Lo..."

Tama jatuh ke pelukan Zahra.
Zahra bisa merasakan suhu tubuh Tama yang hangat.Tama Demam.Dengan sekuat tenaga,Zahra membopong Tama masuk kedalam kamar lalu membantu membaringkanya.

  "Bentar ya," Zahra keluar dari kamar meninggalkan Tama sendirian.Tak lama kemudian,Zahra kembali dengan membawa wadah berisi air dan sapu tangan yang sudah terendam.
Zahra meletakan wadah itu di samping nakas tempat tidurnya lalu memeras sapu tangan yang terendam itu dan menempelkanya ke kening Tama.

  "Lo ngapain sih kesini Tam? Kalo lagi sakit itu istirahat bukanya keluyuran," tanya Zahra.

  "Gue mau nyamperin Lo.Semenjak Gue nyatain perasaan,Lo jadi menghindar dari Gue.Chat gak pernah dibales,Telpon gak pernah diangkat.Yaudah Gue kesini,"

"Maaf.Gue cuma sedikit kaget aja tiba-tiba Lo bilang suka sama Gue.Ya karena kan dulu,Gue itu adalah seseorang yang sangat lo benci ya kan.terus tiba-tiba jadi suka.Kan Aneh," ujar zahra.

"Itulah Cinta.Kita gak pernah bisa menduga-duga dimana rasa cinta itu berlabuh.Sekalipun berlabuh ke seseorang yang dulu kita benci,"

  "Udah sekarang Lo istirahat aja ya," Zahra hendak beranjak dari duduknya tetapi lenganya di cekal oleh Tama.
Zahra menolehkan kepalanya.

  "Iya Gue temenin," Zahra kembali duduk disamping Tama sambil mengelus-ngelus rambuat Tama.Perlahan-lahan Tama memejamkan matanya.

             🌻

  Saat ini Rayna,Dimas dan kedua ibu mereka sedang berada di butik untuk fiting baju.Rayna dan Dimas duduk menunggu di Sofa.Sedangkan kedua orang tua mereka sibuk dan heboh memilih gaun pengantin.
Rayna menolehkan kepalanya ke arah Dimas yang sibuk bermain game di ponselnya.

  "Dim,kamu gak bahagia nikah sama Aku?" tanya Rayna.

  "Nikah sama Lo itu mimpi terburuk bagi Gue tau gak!" ujar Dimas sarkas tanpa mengalihkan padanganya dari ponsel.

  "Eh sini Rayna,Dimas cobain,"

             🌻

  Mika berjalan-jalan di mall.pada saat melewati tempat makan,Dari kejauhan Mika melihat ada Rangga yang bersama Dinda.
Mika berjalan perlahan agar bisa melihat lebih dekat apa yang dibicarakan mereka.Mika duduk disalah satu kursi yang ada disana sambil menutupi setengah wajahnya menggunakan buku menu.
Mika melihat Rangga mengenggam tangan Dinda.

  "Lo mau kan jadi pacar Gue?"

  Jlebbb

Rasanya seperti tertusuk pisau tapi tak berdarah.Apa ini? Kenapa Rangga tiba-tiba menyatakan cinta kepada Dinda.Secepat itu kah Rangga melupakan dirinya?
Mika berlari ke Toilet lalu menangis sejadi-jadinya disana mengeluarkan semua kekesalan,kesedihan dan penyesalanya.

             🌻
 
  Mona berjalan ke arah suaminya yang duduk di sofa sambil telponan dengan seseorang.Mona menaruh teh nya di atas meja.

  "Bagus Kalo kalian sudah menemuka keluarga itu.Awasi terus agar kita cepat menghambisi mereka,"

  "Maksud kamu apa mas?"

Mahes tersentak disaat melihat ada Mona.Dia beranjak dari duduknya.

  "Bukan urusan kamu!" Mahes berjalan melengos pergi begitu saja meninggalkan Mona dengan berbagai pertanyaan dibenaknya.

              🌻

  Ranti baru saja pulang ke rumah setelah bekerja.Dia berjalan ke arah kamar Zahra lalu membuka pintunya.

   "Zahra..." Ranti menutup mulutnya karena terkejut melihat ada Tama dan bukanya Zahra.

  Ranti berjalan ke arah Dapur dan dia melihat ada Zahra yang sedang memasukan bubur dari panci ke mangkok.

  "Zahra," panggil Ranti.

Zahra berbalik dengan semangkuk bubur di tanganya.

  "Tante udah pulang," Zahra menyalami tangan Ranti.

  "zahra.Itu kenapa ada Tama di kamar kamu?" tanya Ranti.

  "Iya Bu,tadi waktu Zahra mau keluar,di depan pintu ada Tama mukanya pucet.Dia demam
Yaudah Aku bawa masuk dulu terus buatin bubur," ujar Zahra.

  "Oh Gitu," ujar Ranti.

"Kalo gitu Aku anterin Bubur dulu ke Tama ya,"

  Ranti mengangguk mengiyakan.Zahra pun melangkahkan kakinya ke kamar.
Pada saat Zahra masuk,Dia melihat Tama sudah duduk dengan punggungnya yang bersandar di Dipan tempat tidur.

  "Gimana keadaaan Lo? Udah ngerasa lebih baik?" tanya Zahra sambil duduk disamping Tama.

  "Udah kok.Kan dirawat sama bidadari cantik," goda Tama.

  "Nih Gue buatin Lo bubur.Di makan ya," ujar Zahra sambil menyodorkan bubur kepada Tama.

Tama pun menerimanya dengan senang hati lalu mulai memakanya.

  "Pelan-Pelan panas," pesan Zahra.

  Tama meniup-niup buburnya lalu mulai memakanya.Zahra memperhatikan Tama dengan seksama tanpa berkedip.
Tama yang menyadari sedang diperhatikan membalasnya dengan senyuman.

  "Kok ngeliatin Gue nya gitu banget sih?" Zahra tersentak.

  "Gue tebak.Lo pasti suka juga kan sama Gue?" tebak Tama.

  Zahra hanya terdiam tak menjawab apapun.

Makin hari makin makin🙃

ZAHRA AURELIAWhere stories live. Discover now