47. Menangis

126 9 67
                                    

ABSEN DULUU KALIAN KELAS BERAPA ☝

Btw terimakasih ya buat pembaca yang masih membaca ceritakuu, ilysm 💋

SELAMAT MEMBACAAAA! ❤

≧ω≦

Zeva sedari tadi curi-curi pandang melirik Zaki yang ada disebelahnya, keduanya sedang berjalan menuju Apart Zaki yang berada diujung.

Jangan tanya bagaimana keadaan jantung Zeva sekarang, karena sudah jelas pasti berdegup kencang tidak jelas.

"Kenapa liatin gue terus?"

Zeva mengerjapkan matanya, dia menyengir pada Zaki. "Lo terlalu cakep Zayang." jawab Zeva tanpa ragu.

Zaki tak menyahut lagi, dia membuka sandi Apartmen nya lalu menarik Zeva untuk masuk.

"ZAKIII!"

Zaki dan Zeva kompak terkejut mendengar teriakan itu. Itu teriakan...Beby.

"Ehh ada Zeva??" Mata Beby yang tampak banjir dengan airmata itu ikutan terkejut melihat keberadaan Zeva.

Terjadi keheningan beberapa saat. Zeva kaget, jelas saja kaget karena melihat Beby berada di Apart Zaki. Bahkan Zeva saja baru tahu Zaki memiliki Apart, lalu sekarang dia melihat Beby ada disini? Bahkan gadis itu memiliki akses untuk masuk?

Dada Zeva tiba-tiba sesak sekarang. Banyak spekulasi diotaknya, berbagai macam pertanyaan dan rasa marah yang menjadi satu dalam dirinya.

"Kenapa nangis?" Suara lembut Zaki itu yang akhirnya memecah keheningan antara mereka bertiga.

"Papa, Zaki...Papa selingkuhin Mamaa..hiks..." Seolah melupakan Zeva disana, Beby memeluk Zaki. Dia tidak bermaksud apapun, dia hanya butuh pelukan Zaki sekarang.

Zaki membalas pelukan Beby. "Gapapa, nangis aja kalau itu buat lo lega. Jangan ditahan."

Mata Zeva seketika berkaca-kaca.

Dia sering merasa sedih dengan perlakuan Mami dan Papinya, tapi bahkan Zeva tak mendapat perlakuan manis itu dari siapapun. Tak ada yang memeluknya ketika dia menangis, tak ada Zaki yang mengatakan kalimat-kalimat menenangkan.

Zeva iri...

"Hiks...sedih Zakii, Beby ga nyangka Papa bakal kayak gituu..."

"Iyaa Beby, gue tau. Gue ada disini, gue bakal temenin lo."

Hari ini, Zeva kira dia sudah menjadi gadis paling bahagia yang sudah benar-benar sepenuhnya menakhlukan Zaki. Ternyata, mungkin sampai kapanpun posisi Beby tidak bisa tergantikan.

Zeva menarik napasnya lalu membuangnya perlahan, menenangkan dirinya sendiri agar tak begitu terbawa perasaan. Ingat, Beby itu sudah sejak kecil menjadi sahabat Zaki.

"Zayang, lebih baik lo ajak dia duduk dulu." kata Zeva pelan.

Zaki mengangguk lalu mengajak Beby untuk duduk. Mereka duduk, tapi Beby belum juga melepaskan pelukannya.

"Gue juga pengen lo perlakuin kayak gitu, Zayang..." batin Zeva sedih.

"Zayang, gue pamit ya."

Zaki mengurai pelukan keduanya, dia menatap Zeva. "Kenapa?"

Zeva menggeleng. "Gapapa, gue udah dicari sama Mami kayaknya. Gue lupa izin tadi."

Bohong. Iya Zeva memang bohong. Mana mungkin Vanya mencarinya, kehadiran Zeva saja tidak diharapkan oleh Vanya.

Zaki berdiri, dia menarik Zeva menjauh dari Beby. "Lo gak cemburu, kan? Dia lagi sedih, lo ngerti kan?"

Zeva mengangguk. "Iya gue ngerti, justru karena gue ngerti makanya gue biarin kalian berdua."

"Tapi mata lo berkaca-kaca. Zevanya, jangan kekanak-kanakan." Zaki hanya mau Zeva mengerti dan bukannya malah marah. Beby sedang bersedih, tidak mungkin Zaki membiarkannya hanya untuk memahami rasa cemburu Zeva.

Zeva terkejut mendengar itu. Kekanak-kanakan??

"Maksud lo? Gue gak marah, gue bilang gapapa. Terus kenapa jadi gue yang kekanak-kanakan?"

"Gue tau kok dia sedih, gue tau Zak. Gue ngerti." Suara Zeva tercekat diakhir, seperti hendak menangis.

"Lo gak akan ngerti, keluarga lo harmonis."

Zeva membeku mendengar itu, tak lama dia tertawa kecil. Tertawa tapi tanpa sadar air matanya menetes. "Ternyata lo emang gak tau apapun tentang gue."

Zeva mengusap kasar air matanya. "Maaf, gue ngelantur, gue lagi sensi. Gue pamit, Zayang."

Zeva dengan cepat berlari keluar dari Apart Zaki, tak ingin lama-lama menahan tangis dan sesak di dadanya. Dia sedang tak mau melihat wajah Zaki sekarang.

"Sakit, Zaki. Lo jahat..."

Zeva menangis hari ini. Pertama kalinya, karena Zaki.

≧ω≦

Terimakasih sudah membaca

SPAM NEXT DISINI UNTUK NEXT PART 👉

Z' struggleWhere stories live. Discover now