15. Gosip Mengejutkan

337 34 15
                                    

hai semuanya!

maaf ya baru update lagi, aku baru ada waktu luang malam ini hehe.

aku juga mau kasih tau kalian sesuatu, aku lebih suka cerita dengan konflik ringan dan happy-happy, jadi maaf kalau mungkin cerita ini gak sesuai sama ekspetasi kalian.

jika tidak berkenan membaca, silahkan tinggalkan lapak ini, tidak apa selagi kalian tidak meninggalkan jejak negatif.

sekali lagi minta maaf yaa, gak bisa kasih cerita yang waw untuk kalian semua :))

__________

Dan ku percaya, semua akan indah pada waktunya. Kita akan bisa berdua, satu atap bahagia bahkan untuk selamanya.

-Dhyo Haw-

__________


Zeva sengaja bangun sangat pagi hari ini, mengingat kemarin malam Vano dan Vanya sudah berangkat ke luar kota, Zeva harus menyiapkan sarapan untuk Zio.

Malas sebenarnya, namun Vanya menekankan jika Zio harus sarapan sebelum berangkat sekolah.

Zeva hanya membuat telur ceplok untuk Zio, setelah meletakkan piring berisi nasi serta telur ceplok buatannya, Zeva kembali ke atas untuk membangunkan Zio dan segera siap-siap.

"Zio, bangun!"

Tak ada sahutan.

Zeva mendengkus, ia membuka pintu kamar adik cowoknya itu, menemukan Zio masih terlelap, nampak tak terganggu sedikit pun.

Zeva melangkah masuk, mendekati kasur Zio.

Ia tersenyum tipis. Dia dan Zio memang adik kakak, namun keduanya tidak pernah terlibat percakapan asik antara adik dan kakak pada umumnya.

Zeva menginginkan itu, dulu.

Untuk sekarang, dia sudah cukup sadar diri kalau dia tidak pernah benar-benar dianggap ada oleh keluarganya sendiri.

"Bangun, Zio."

Zio terlihat menggeliat sebentar, lalu membuka mata perlahan. "Ngapain masuk kamar gue?"

Zeva mendelik. "Gue hanya bangunin lo. Cepat siap-siap, kalau lo gak mau telat."

"Ya. Bentar lagi."

"Hm. Cepat siap-siap, sarapan lo udah ada dibawah."

Zeva melangkah keluar, meninggalkan kamar Zio, ia memasuki kamarnya sendiri yang terpaut tak jauh dari kamar Zio.

Setelah beberapa menit bersiap-siap, Zeva keluar dari kamarnya, melirik sedikit kamar Zio saat melewatinya, dia tersenyum tipis saat melihat Zio sudah nampak bersiap-siap.

"Gue kangen Zio yang suka banget minta temenin ke warung, karena takut diganggu sama anak komplek," gumam Zeva sangat pelan, tatapannya menatap Zio dari luar dengan tatapan sendu.

"Kak Zeva, mau temani Zio ke wakhung? Zio takut diganggu sama anak komplek."

Zeva kecil tersenyum sangat manis. "Siapa yang berani ganggu adiknya Kak Zeva? Sini biar Kak Zeva lawan!"

Zio kecil mengerjapkan matanya. "Memang Kak Zeva gak takut lawan anak-anak nakal itu? Mekheka nakal loh!"

"Takut itu cuman sama Tuhan. Kak Zeva gak takut sama apapun yang ada di dunia ini. Kalau Zio diganggu, kasih tau Kak Zeva, biar Kak Zeva tonjokin mereka satu-satu."

Zio kecil mengangguk-angguk semangat. "Siap Kak Zeva!"

"Ayo, Kak Zeva temani ke warung!"

Z' struggleWhere stories live. Discover now