36. Zevanya itu berbeda

292 25 20
                                    

Zaki melempar ponselnya setelah selesai melakukan panggilan suara dengan Zeva, ia keluar dari kamarnya, lalu berjalan dengan tergesa menuju lantai satu saat mendengar suara deru motor Lucas.

Dia berdecih melihat Lucas mabuk berat dibawa oleh temannya.

Zaki langsung menarik Lucas dari teman cowok itu, lalu menutup pintu rumah setelah mengatakan thanks.

Zaki langsung mendorong Lucas ke sofa, cowok itu melipat kedua tangan di dada, menatap Lucas tajam.

"Jangan ganggu Zeva," kata Zaki penuh peringatan.

Lucas tertawa. "Zeva si cewek murahan itu? Lo tenang aja, gue gak bakal cinta atau bahkan rebut itu cewek dari lo! Gue hanya mau main-main sebentar sama cewek lo. Cewek lo gak semenarik itu!"

"Brengsek," Jika saja Lucas tidak dalam keadaan mabuk, sudah Zaki beri pelajaran sedari tadi.

"Tolol lo! Goblok lo cuma karena cinta!"

"Durhaka lo!"

"Dia gak tau apa-apa, bajingan." desis Zaki dengan tangal mengepal kuat.

"Dibutain cinta emang lo, tolol!" Lagi, Lucas memaki Zaki.

Zaki memilih pergi meninggalkan Lucas, ia berjalan menuju tangga. Meladeni racauan Lucas sama sama meladeni orang tidak waras. Tidak ada gunanya juga menjawab perkataan Lucas.

"Siapa yang kalian perdebatkan?"

Suara dingin itu berhasil menghentikan langkah Zaki.

Zaki menoleh ke belakang, menemukan Daddy-nya yang baru saja pulang dari kantor.

"Gak ada," jawab Zaki cuek.

"Ada!" sela Lucas cepat, mencegah Zaki yang kembali melangkah hendak pergi.

"Siapa?" ulang Daddy Zay.

"Ck, diem!" Zaki memerintahkan Lucas untuk menutup mulut, lalu dialihkannya pandangan pada Zay.

"Lebih baik Daddy istirahat, ladenin orang mabuk sama aja seperti Daddy ladenin orang gila, Zaki masuk kamar dulu." Sebelum Lucas mencegatnya lagi, Zaki segera melangkah pergi.

Zay mengalihkan pandang pada Lucas setelah Zaki benar-benar naik ke lantai dua.

"Mabuk lagi?" Zay berdecak melihat kelakuan anak pertamanya itu.

"Jangan terus menerus bertengkar dengan Zaki, Lucas. Kamu Abangnya, seharusnya kamu bisa lebih dewasa."

Lucas tertawa. "Terus, menurut Daddy, Daddy sudah cukup dewasa?"

Zay menghela nafas. "Terserah kamu, segera istirahat dan jangan sering-sering mabuk Lucas." Setelah itu, Zay berjalan meninggalkan Lucas.

Lucas berdecak, dia mengacak rambutnya, mengerang meluapkan kekesalan dihatinya. "Mom...kangen,"

-Z-

Zeva baru selesai memarkirkan motor kesayangannya dideretan motor siswa, setelahnya, bercermin lebih dulu memastikan wajahnya masih tetap cantik.

Baru saja hendak melangkah meninggalkan parkiran, langkahnya kembali terhenti, dia lupa membalikkan helm miliknya agar tidak dihinggapi hewan nakal.

Dahi Zeva berkerut saat melihat secarik kertas terselip dibagian belakang motornya. Kerutan bingung itu sangat jelas terlihat, tentu saja, dia bahkan baru menyadari ada secarik kertas yang terselip. Apa surat ini untuknya?

Z' struggleWhere stories live. Discover now