31. Seruni Yang Mekar

163 42 4
                                    

Maaf klo ada typo!

Maaf klo ada typo!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rena

Sepulang sekolah aku langsung ganti seragam di ruang ganti perempuan. Aku udah izin Mama juga buat pergi ke rumah sakit jenguk Kak Regal. Tapi, kata Mama nggak boleh pulang malam-malam karena lagi marak kasus pembegalan.

Kemarin motor Kak Regal udah ketemu. Nggak ada yang rusak, cuma agak lecet aja gara-gara waktu itu jatuh. Dua pelaku udah diamankan di kantor polisi juga.

Udah empat hari Kak Regal di rawat di rumah sakit. Lusa katanya baru boleh pulang. Jujur aku kangen banget sama Kak Regal.

Selesai ganti pakaian, aku langsung pergi ke rumah sakit sore ini.

Sampai di sana aku parkir dan langsung jalan masuk menuju ruangan Kak Regal. Waktu sampai di sana, Kak Regal sendirian. Tante Indah katanya pulang dulu. Nanti malam bakal dateng sama Ayahnya Kak Regal.

“Kak!” seruku tanpa salam buat Kak Regal dan suster di dalam sana kaget. Aku tersenyum canggung ke arah suster yang kini keluar dari ruangan.

Aku langsung hampiri Kak Regal dan peluk dia tanpa aba-aba. Tapi, Kak Regal malah jauhin badanku. Aku jadi sebel deh.

“Salam dulu kalau masuk,” suruh Kak Regal. Dia duduk dan senderan sambil lihatin aku.

“Assalamualaikum,” ucapku sambil nyodorin tangan.

“Apa?” tanyanya.

“Salim,” jawabku.

“Waalaikumsalam,” balasnya sambil salimin tangan aku.

Aku langsung geret kursi dan senyum lebar. “Tadi aku ulangan harian ekonomis bisnis. Kak Regal mau tau nggak aku dapet berapa?” tanyaku.

“Berapa?”

“Enam puluh,” balasku buat alisnya naik.

“Tapi itu beneran hasilku sendiri. Aku ngerjain tanpa nyontek Salsa, Ona, Google, buku. Beneran usaha sendiri, Kak. Soalnya ada tiga puluh. Aku inget-inget apa yang Kak Regal ajarin,” tuturku buat Kak Regal mengangguk.

“Maaf ya, kalau masih jelek.”

“Itu lebih baik daripada nilai bagus tapi hasil menyontek,” kata Kak Regal.

“Kak Regal bangga sama aku?” tanyaku lagi.

“Kamu ingin saya menjawab apa?” Kak Regal malah tanya balik.

“Bangga. Rena saya bangga sama kamu, kamu pacar saya yang hebat. Gitu,” suruhku buat Kak Regal malah nunjukkin wajah mengejek.

“Saya belum bangga.”

“Yaudah nggak apa-apa. Yang penting aku sekarang bisa ketemu Kak Regal.”

Aku melepas tasku dan meletakkannya di bawah. Aku mengedarkan pandangan ke penjuru arah. Habis itu aku natap Kak Regal lagi.

Regal & Rena Where stories live. Discover now