05. Dimarahin Kak Regal

311 56 1
                                    

Sebelumnya jgn lupa vote dan komennya ya, terima kasih❤️

Sebelumnya jgn lupa vote dan komennya ya, terima kasih❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rena

"Kak, jangan squat jump dong. Aku kalo loncat-loncat gampang ngompol."

Aku memelas, tapi kayaknya Kak Regal nggak peduli. Bahkan dia udah minta aku buat artikel dengan tema kebakaran hutan. Padahal kan dipersyaratan dia artikel tentang yang terjadi di sekitar, emangnya ada hutan di rumah aku sama dia?

"Kak jangan squat jump please. Mau yang lain aja nggak apa-apa. Nanti kalau ngompol pantat aku dipukul Mama. Terus kata Kak Sera kalau pantatnya dipukul itu buat masakan yang kita masak nggak enak." Aku masih memohon ke dia.

"Lari satu kali muter komplek," tukasnya membuat aku mau pingsan sekarang juga.

"Satu komplek kak?"

"Ya."

"Satu RT aja dong kak," mintaku sekali lagi.

"Yaudah."

"Oke siap laksanakan!" aku hormat ke dia dan keluar dari rumah sambil pakai sandal kuningku yang ada gambar jerapahnya. Ibunya Kak Regal sempat melihatku dan mengernyitkan dahinya waktu aku keluar dari rumahnya dan lari. Dia panggil aku, "Mau ke mana Rena? Udah selesai lesnya?" tanyanya.

"Dihukum sama Kak Regal. Disuruh lari!" balasku.

"Duluan ya Tante," lanjutku habis itu lari muter satu RT.

"Tumben anak itu mau lari. Biasanya ke lapangan situ aja naik motor," gumam Mama yang melihat dari lantai dua sambil membersihkan tanaman kesayangannya.

"Kenapa dia lari-lari, Ma?" tanya Kak Sera heran. Mama mengedikkan bahu. Karena ia sudah paham kelakuan seorang Rena.

Baru sampai lapangan aja aku udah ngos-ngosan. Alhasil aku belok ke warung Budhe Rini dulu buat beli es sebelum belok gang dan muter sampai ke rumah Kak Regal lagi.

"Budhe mau es sisri blackcurrant ya satu," pesanku. Budhe Rini buatin pesananku. Aku juga ambil satu tahu mercon dan duduk di warungnya sambil lihatin bocil main latto-latto. Minggu lalu aku beli latto-latto dan nggak bisa mainnya. Aku lempar latto-lattonya karena kesel dan malah kena vas bunga Mama. Vas bunga itu pecah, kemudian aku dimarahi Mama.

Budhe Rini kasih es di dalam plastik. Aku duduk sebentar sambil habisin tahu mercon yang aku makan. Setelah satu tahu habis aku ambil mendoan juga. Setelah itu aku berdiri dan bayar. Aku balik badanku, aku langsung berdiri kaku waktu Kak Regal berdiri di dekat pager Budhe Rini sambil lipat tangannya di dada.

Aku nyengir sambil nelen mendoan gigitan terakhir.

Aku jalan ke arah dia pelan-pelan.

"Maaf kak. Tadi haus."

"Saya nggak punya banyak waktu buat ajarin kamu terus. Murid saya yang SMA juga banyak. Kamu buang-buang waktu cuma buat ini?" tanyanya. Suaranya berat dan kelihatan marah sama aku. Aku nunduk dan minta maaf sama dia. Tapi aku haus banget. Kalau aku pingsan gimana dong?

Regal & Rena Where stories live. Discover now