29. Perhatian.

812 150 6
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Semangat puasanya gais.

***
Masih dengan kondisi di rumah orang tuanya, orang tuanya berkata bahwa mereka menginap saja disini.

Oh tentu saja Soobin mau, lagipula dia mau tidur lagi di kamarnya.

Karena masih suasana berkumpul, jadi mata Soobin bisa melihat Rena yang baru saja tiduran di hadapan mereka.

Gak ada malunya sama sekali, ya mau marah juga gak bisa kan cewek itu dari tadi memang mondar mandir, ini saja dia baru saja selesai cuci piring bekas berbuka tadi.

Soobin tentu saja masih bersandar ke suaminya, seperti gak mau jauh dari suaminya itu, habis suaminya dan dia sholat saja, Soobin kembali bersandar lagi, soalnya nyaman.

Beneran nyaman kalau bersandar sama suami sendiri, apalagi ketika merasa rambutnya di usap-usap gitu sama suaminya kan jadi ngantuk.

"Posisimu dari awal datang sampai sekarang sama sekali gak berubah," ucap Rena yang masih di posisi tiduran memperhatikan sepupunya itu.

Sepupunya gak ingat kah dulu saat lamaran? Saat itu Soobin cemas-cemas gitu karena tidak ada clue siapa yang mau melamarnya.

Ya walaupun Rena juga ikutan menakuti sepupunya seperti berkata siapa tau calon suami Soobin ternyata om-om, walaupun mereka langsung dibuat diam ketika melihat Yeonjun yang muncul terakhir saat itu.

"Iri ya?" balas Soobin dengan singkat sambil menjulurkan lidahnya mengejek Rena.

Lagian sepupunya itu gak ada kejelasan sekali di hubungannya, kabar terakhir sih bakalan fix lamaran sehabis lebaran, Soobin tungguin aja deh.

Kan kasihan kalau gak jadi lagi, bisa-bisa jadi bahan omongan keluarganya aja.

Rena sempat berkata iri dengan Soobin yang sekalinya gak pernah pacaran malah langsung di lamar sama seseorang gitu.

"Soalnya kakak enak buat dijadiin sandaran," sahut Shareen yang sering melakukan hal itu ketika dia sedang stress dengan skripsi.

Dia memang cepat sidang skripsi, tapi pas buat skripsinya juga dia beneran struggle sampai sering menangis.

Posisinya saat itu kakaknya menelponnya bertanya tentang kabarnya, salahnya Shareen saat mengangkat panggilan tersebut sambil menangis membuat kakaknya yang berada di luar kota itu besoknya langsung terbang menuju ke kota tempat tinggalnya.

Menemaninya selama beberapa hari, selama kakaknya di sana, kakaknya benar-benar memberikan semangat sekali ke dia, makanya dia pas tau kakaknya bakalan menikah agak cemburu.

Cemburu kalau kakaknya gak akan lagi perhatian dengannya, takut kalau istri kakaknya gak bisa bersikap baik ke kakaknya, orang tuanya, dan ke dirinya, dia tidak cinta sama kakaknya sendiri, dia hanya cemas kalau ada yang menyakiti kakaknya yang terlalu baik itu.

Mata Shareen melihat kearah kakaknya yang sedang tersenyum kepadanya.

"Emangnya kamu sering bersandar ke kakakmu?" tanya Rena yang membuat Shareen langsung mengangguk.

"Soalnya akukan gak punya cowok, jadi aku bersandar aja ke kakakku," balas Shareen dengan santai sambil membalas senyuman kakaknya itu.

Rena mengernyitkan dahinya, seperti gak percaya kalau Shareen gak punya cowok.

Yang jelas gak mungkin dia gak di sukai oleh cowok.

"Kok agak mencurigakan ya kalau kamu gak punya cowok?"

"Shareen cari pacar yang speknya sama kayak kakaknya," balas Soobin yang dibalas dengan cengengesan oleh Shareen.

Tepat sekali, dirinya memang mencari pacar yang sama seperti kakaknya, kalau bisa tuh cowok dia langsung jadiin suami aja biar gak di ambil orang lain.

Hi, Takdir! -yeonbin✔On viuen les histories. Descobreix ara