2. Lamaran.

1.9K 312 42
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Semangat puasanya gais!

***
Soobin dulu pernah sempat bercanda ke mamanya soal kalau dirinya gagal punya pacar, enakan dia langsung di jodohin aja.

Itu cuma bercanda lho, dia mengatakan hal itu hanya bercanda, tapi mamanya tampak berpikir jika dia serius mengatakan hal itu.

Ya, nasi sudah jadi bubur sih, Soobin sepertinya gak bisa menolak juga kalau memang mau di jodohin.

"Gimana kalau yang melamarmu nanti om-om berkumis," ucap Rena yang malah menakut-nakuti Soobin yang duduk di sebelahnya itu.

"Gapapa asal kaya raya," balas Soobin dengan malas walaupun di dalam hati berdoa semoga orang yang di jodohin sama dia bukanlah om-om berkumis.

Bagian kaya raya nya gapapa, dia mah malah suka.

"Seriusan?"

"Enggaklah bego, kalau lebih dewasa gapapa, tapi jangan om-om berkumis juga," balas Soobin sambil menatap tajam sepupunya itu.

Dia bisa melihat keluarganya yang tampak saling bicara satu sama lain dan menunggu kedatangan keluarga yang akan melamar Soobin hari ini.

"Perasaan yang mau menikah itu kamu, kenapa malah jadi aku yang lamaran hari ini?" tanya Soobin dengan heran lalu matanya melirik kearah Rena yang hanya mengangkat bahunya.

"Kamu tau sendiri pacarku gak jelas, dia bilang mau datang secepatnya tapi gak ada omongan sampai saat ini," jawab Rena yang tersenyum kikuk di sebelahnya.

Terlalu di beri harapan palsu oleh pacarnya, Soobin saja sampai bosan menunggunya.

Soobin mendekati mamanya yang baru saja duduk di sofa sebelahnya.

Rena juga sudah sibuk dengan keluarganya yang lain.

"Mama mau jodohin aku sama siapa coba?"

"Mama beritahu juga kamu gak bakalan kenal," jawab mamanya yang membuat Soobin langsung cemberut.

Ya omongan mamanya gak salah sih, dia gak bakalan kenal walaupun di kasih tau mamanya.

"Lagian kamukan gak punya pacar, daripada pacaran buang waktu, lebih baik langsung nikah aja."

"Tapikan mama sendiri yang bilang nanti aja nikahnya, buat apa kuliah kalau ujungnya cepat-cepat nikah," balas Soobin yang langsung menoleh kearah lain ketika mamanya itu langsung menatapnya dengan tajam.

Padahal dia mengulang ucapan mamanya lagi, mamanya sendiri yang bilang buat apa nikah cepat-cepat kalau ujungnya nanti gak bahagia.

Sekarang dirinya malah di jodohin, kalau habis di jodohin tentunya dia bakalan di nikahin, tentu saja ini mah.

"Sudah diam, kamu nikah juga masih tetap bisa kerja."

"Ya emang sih," balas Soobin dengan malas.

Lagian cari kerja itu susah dan dia juga sudah nyaman di bagian tempat dia bekerja saat ini, gajinya juga lumayan, sayang kalau tiba-tiba dia resign.

Masih mending kalau suaminya orang kaya yang bisa nanggung biaya dia, eh nanti malah orang biasa aja.

Tapi dia juga gak percaya sih kalau mamanya mau jodohin dia sama orang yang biasa aja.

Mereka di dalam rumah ini mendengar suara mobil yang baru saja berhenti di rumah ini.

Soobin padahal biasa saja tapi sekarang malah deg-degan sendiri, sekaligus penasaran.

"Kamu duduk disini aja."

"Iya."

Mama, papanya, serta keluarga yang lain tampak menyambut keluarga dari cowok yang akan melamarnya itu.

Hi, Takdir! -yeonbin✔Where stories live. Discover now