8. Rasa.

1.2K 222 10
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Semangat puasanya:)

***
Soobin bisa melihat grup chat di handphonenya yang kembali ramai dengan pembahasan tentang buka bersama, padahal besok baru juga puasa pertama.

Grup chat yang khusus teman-temannya, bukan grup chat kelasnya saat kuliah dulu.

Tentu saja ada Nada dan beberapa temannya yang lain.

Rasanya malas juga sih untuk bertemu mereka walaupun mereka sangat excited ketika datang ke acara resepsi pernikahannya.

Termasuk Nada, cewek itu mungkin senang karena dirinya menikah jadi gak bakalan ada kesempatan buat merebut Dayyan darinya.

Padahal setelah dipikir-pikir bukannya Nada yang merebut Dayyan darinya? Tapi buat apa memikirkan hal aneh itu.

Diakan sudah jadi istri orang, buang-buang energi memikirkan cowok yang pernah dia suka.

Sekarang Soobin berada di rumah sendirian mengingat dirinya hari ini gak ikutan sholat tarawih dulu karena mau masak buat sahur besok.

Besok mungkin dia baru bakalan ikutan sholat kalau gak ada kendala sih, dia juga kerja suka lembur gitu.

Maklum dia masih junior di kantor, para senior selalu saja minta tolong ke dirinya, gak bisa menolak juga sih.

Soobin melihat kearah handphonenya yang berdering, ada Rena yang menelponnya, cewek ini gak ikutan tarawih atau bagaimana coba.

"Ngapain? Kamu gak sholat tarawih?" tanya Soobin langsung sambil memeriksa kembali masakannya.

Dia sudah selesai memasak makanya sudah bisa bersantai di ruang tamu.

"Boro-boro ikutan tarawih, besok aja aku gak bisa puasa," balas Rena dengan malas membuat Soobin memutarkan kedua bola matanya.

Tentu saja dia tau alasan kenapa sepupunya itu gak bisa puasa, ya tentu saja sedang datang bulan.

"Kasihan," jawab Soobin yang segera menutup telinganya mendengar Rena yang teriak-teriak gak jelas dari balik telepon tersebut.

Sepupunya emang terlalu random, tapi seru aja kalau berkumpul dengan sepupunya itu.

Rena hanya tampak konyol di depan keluarga, kalau sudah berhubungan dengan orang luar, mulutnya mungkin bisa membuat orang sakit hati.

Karena terlalu jujur dan kalau ngomong di pikir lagi, langsung ceplas-ceplos aja.

"Gimana rumah barumu?"

"Bagus."

"Jawaban klasik."

"Kamu mau aku jawab apa emangnya?" tanya Soobin saat mendengar Rena yang seperti ingin Soobin menjawab hal lain.

"Masa hanya bagus sih?"

Soobin memperhatikan setiap sudut rumah barunya tersebut, gak sebesar rumah orang tuanya, tapi bukan berarti rumah ini kecil sih.

Rumah ini memiliki dua lantai sama seperti rumahnya juga, tapi terasa sepi aja kalau hanya di tinggalin oleh dua orang.

Berbeda dengan rumahnya yang sering di buat jadi tempat menginap sepupunya atau keluarganya yang lain, jadi walaupun hanya ada Soobin, mama dan papanya, bakalan ada orang lain juga di sana yang datang, berasa gak sepi-sepi sekali.

"Emang bagus kok, lagian aku malah kaget saat tau suamiku sudah lunas membeli rumah ini," jawab Soobin yang dibalas dengan dengusan oleh Rena.

"Bilang aja mau pamer."

Hi, Takdir! -yeonbin✔Where stories live. Discover now