1. Patah Hati.

3.9K 399 70
                                    

Soobin beberapa hari ini hanya diam, jika keluar dari kamarnya palingan buat makan, mandi, lalu masuk kamar lagi.

Ya, dia mau lanjut menangis ketika tau orang yang dia suka malah jadian sama orang lain.

Takdirnya memang sejelek itu, dia tau cowok yang dia sukai gak bakalan suka sama dia, tapi tetap saja dia terus berharap.

Berharap cowok tersebut akan melihatnya, namun hasilnya apa? Dia malah mendapatkan kabar tersebut.

Kalau kata sepupunya, cowok itu ada banyak, Soobin juga cantik, tidak perlu takut untuk mendapatkan orang baru yang bisa dia sukai.

Masalahnya itu ada di perasaannya.

Perasaannya tentu saja gak semudah itu langsung bisa move on seperti ucapan sepupunya ataupun teman-teman sekitarnya.

"Apa lagi kali ini?" tanya Soobin pada dirinya sendiri sambil meraih handphonenya.

Dia melihat ada sebuah notifikasi yang baru saja masuk itu.

Saat dia menekan notifikasi tersebut dirinya malah langsung melihat sebuah postingan dari cowok yang dia sukai.

Cowok tersebut memposting pacar barunya di akun sosial medianya.

Soobin bisa melihat ada beberapa komentar yang memberikan ucapan selamat.

Baru saja Soobin mau memberikan selamat, dirinya terkaget oleh pintu kamarnya di buka itu.

Tangannya langsung mengusap air matanya sambil menoleh kearah belakangnya.

"Kamu nangis?"

"Enggak, ini cuma ngantuk, baru aja mau tidur," balas Soobin yang melihat mamanya yang sedang menatapnya dengan curiga itu.

Namun dia terlihat tidak mau banyak bertanya dan mendekat kearah Soobin yang bingung.

Kenapa mamanya pakai baju bagus gitu coba? Mau pergi kondangan kah?

Lagian ini hari minggu, wajar kalau mau datang ke kondangan, dia juga gak kerja di hari weekend.

Soobin tentunya bukanlah cewek yang hanya di rumah saja, dia juga bekerja walaupun malas sih, rasanya mau di rumah aja terus, tapi bisa-bisa mampus dia kalau tamat kuliah malah gak kerja.

Usianya beberapa bulan lagi akan menginjak 23 tahun, dia sudah bisa menghasilkan uang sendiri, membeli keperluan sendiri, memberi uang ke orang tuanya juga, ya dia senang sih bisa melakukan hal itu.

"Mama mau kemana? Kondangan?"

Mamanya menggeleng sambil meraih tangannya agar segera bangkit dari atas ranjang itu.

"Mau kemana? Soobin ngantuk, mau tidur," tanya Soobin sambil betah di atas ranjangnya walaupun di tarik mamanya agar segera bangkit dari sana.

Soobin lalu mengingat kalau sebentar lagi kan sepupunya mau lamaran.

Bisa saja mamanya itu mau mengajaknya pergi ke acara lamaran sepupunya.

Dia pikir gak jadi nikah soalnya batal mulu acara lamarannya.

"Oh, Rena mau lamaran?"

"Rena? Memangnya dia jadi nikah? Lamaran aja gagal terus," balas mamanya yang membuat Soobin meringis.

Mamanya kalau ngomong gak di jaga-jaga sekali, kan dia gak enak sama sepupunya itu walaupun sepupunya gak dengar sih.

Mau ngelak juga gak bisa karena mamanya bicara fakta.

"Terus?"

"Cepat mandi, keluarga kita bakalan datang kesini, kalau sudah selesai langsung turun."

Oh, acara keluarga ternyata, Soobin melihat mamanya yang sudah keluar dari kamarnya, dia langsung masuk ke kamar mandi buat mandi.

Hi, Takdir! -yeonbin✔Where stories live. Discover now