9. Sahur.

1.1K 228 19
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Semangat puasanya ya:)

***
Sahur pertama bersama suami, Soobin sih gak pernah kepikiran bakalan punya suami secepat ini, karena mamanya selalu berkata kerja dulu selama beberapa tahun lalu nikah.

Eh malah mamanya sendiri yang melupakan ucapannya dan menikahkan dirinya yang baru kerja beberapa bulan itu.

Soobin menguncir rambutnya dengan sembarang sambil membangunkan suaminya itu.

"Mas, ayo bangun, kita sahur," ucap Soobin sambil memegang tubuh suaminya agar segera bangun tersebut.

Tapi dia bisa melihat suaminya merubah posisinya menjadi duduk namun matanya masih terpejam.

Gak ada balasan yang ada Soobin kaget ketika merasakan dirinya malah di peluk oleh suaminya itu.

Soobin menggelengkan kepalanya sambil kembali membangunkan suaminya itu agar segera terbangun.

"Aku tau kalau mas sudah bangun, ayo bangun nanti kita telat sahurnya."

Yeonjun membuka kedua matanya sambil melihat Soobin yang berada di hadapannya itu.

Pelukan tersebut akhirnya terlepas dengan Soobin yang berjalan keluar dari kamar duluan.

"Baiklah," balas Yeonjun sambil bangkit dari atas ranjang mengikuti Soobin yang berjalan duluan di depannya itu.

Dia bisa melihat ruang tamu yang lampunya sudah menyala.

"Bukankah dinding di ruang tamu terlalu kosong ya?" ucap Yeonjun saat menyadari kalau gak ada pajangan apapun di rumah ini.

Dia saat itu gak kepikiran hal semacam itu, dia hanya memikirkan isi-isi yang berguna buat rumahnya ini saja.

"Gapapa, lagipula nanti bisa di pajang dengan foto pernikahan kita," balas Soobin saat melihat kearah yang sedang di tatap oleh suaminya itu.

"Benar juga, nanti mas tanya lagi deh kapan fotonya selesai," jawab Yeonjun sambil berjalan kearah wastafel dulu untuk mencuci mukanya tidak dengan Soobin yang langsung ke dapur.

Soobin membawa masakannya yang sudah dia panasi tersebut ke meja makan.

Ada Yeonjun juga yang sudah kembali dan langsung duduk di meja makan diikuti Soobin.

Mereka segera makan dengan hening tanpa ada yang bicara, kalaupun ada suara, ya suara dari orang-orang di depan yang sedang membangunkan orang sahur.

"Oh iya, aku mau nanya mas."

Soobin yang akhirnya membuka pembicaraan mereka kali ini.

"Tanya aja, emangnya adek mau nanya apa?"

"Soal lamaran saat itu."

Ah, Yeonjun sudah menduga kalau Soobin masih bertanya-tanya masalah itu.

"Kenapa?"

"Saat lamaran mas tau kalau yang mau menikah dengan mas itu ternyata aku?"

Yeonjun menggelengkan kepalanya, dia gak tau sama sekali.

"Mas gak tau tapi kok bisa langsung terima?" tanya Soobin dengan karena pada dasarnya mereka itu sama.

Soobin juga asal terima-terima aja walaupun gak tau mau di nikahkan dengan siapa, sampai sepupunya itu menakut-nakutinya berkata kalau Soobin mau di nikahi sama om-om berkumis.

"Karena bunda berkata kalau pilihan bunda gak pernah salah dan bakalan cocok buat jadi istri mas," jawab Yeonjun yang membuat Soobin tersenyum di sana.

Bagaimana bisa suaminya langsung percaya seperti itu, tapi namanya juga di jodohkan ya.

Hi, Takdir! -yeonbin✔Where stories live. Discover now