BY ELLIOT

500 51 5
                                    

Putar lagunya dan hayati setiap lirik. Bayangkan ada Elliot kecil di sana.

🎵When I was just a little girl, 'I ask my mother what will I be?'

Will I be pretty, will I be rich?

Here's what say to me.

Que sera, sera...

Whatever will be, will be...

The futere's not our's to see...

Que sera, sera...

What will be, will be...🎵

***

🎶When I was just a little boy, 'I ask my mother what will I be?'

Will I be handsome, will I be rich?

Here's what say to me.

Que sera, sera...

Whatever will be, will be...

The futere's not our's to see...

Que sera, sera...

What will be, will be...🎶

Lantunan lembut yang berbisik tepat telinga mampu menyihir memori kembali ke masa lalu. Tepat saat berusia lima tahunn, aku berdiri di atas panggung kecil dengan beberapa teman pasien lainnya membawakan lagu ini.

Que sera sera... sebuah lagu sederhana yang memiliki makna mendalam untuk sebagaian anak sepertiku. Tentang sebuah pertanyaan besar mengenai masa depan yang sulit di gapai bagi segelintir anak yang bahkan keinginannya hanya sebatas ingin terus hidup. Bukan menjadi apa dan seperti apa. Yes, Hanya ingin hidup.

Ingat saat itu, Penampilan singkat kami disaksikan oleh orangtua dan beberapa perawat yang bangga dan salut akan penampilan luar biasa dari anak yang spesial sepertiku. Padahal saat itu hanya Latihan beberapa kali tapi penampilan kami mampu menyihir emosi semua orang kala itu.

Keinginan kami hanya ingin hidup, namun Sayangnya, setelah pertunjukan paduan suara itu, satu persatu temanku pergi.

Pergi dalam banyak situasi seperti pindah rumah sakit yang lebih baik maupun pindah ke rumah Tuhan.

Mungkin situasi inilah yang menyebabkanku tidak pernah benar-benar memiliki teman yang sesungguhnya. Semua temanku kebanyakan mendahuluiku.

🎶Que sera, sera...🎶

🎶What will be, will be...🎶

Nyanyian itu terus mengalun di tengah rintikan hujan yang membawa udara dingin menembus kamar.  Sentuhan lembut tangan halus yang mengusap pipiku disisi kanan serta hembusan hangat nafas ibu disisi pipi kiri seakan menjadi perisal agar tubuhku telindungi dari udara dingin tersebut.

Ntah apa maksud ibu menyanyikan lagu ini lagi disaat diriku mulai menginjak dewasa. Tumben sekali pikirku, Namun karena ibu jarang seperti ini membuatku jadi bernostalgia, Saat diriku frustasi melawan siksaan nyeri dan sesak karena serangan maupun saat menjalani terapi yang melelahkan. Maka ibu selalu menyanyikan lagu ini sebagai penghantar tidur sekaligus pelepas lelah.

Saking rindunya, sampai-sampai aku enggan bergerak meski telah bangun. Sangat betah dengan usapan lembutnya serta selalu ingin terus menimati kasih ibu yang setiap saat membuatku tenang. Meski tak lama kemudian aku mendengar suara ibu bergetar lalu di susul dengan Gerakan yang berhenti mengusap pipi.

ABANDONNER II KTHOn viuen les histories. Descobreix ara