25

2.1K 261 7
                                    

Aku mencium aroma aroma akan...


























Tangan Zee di tahan sebelum memasuki kereta kuda. "Jaga mata kamu Zee. Kalau tidak, aku colok mata kamu," peringat Putri Shani. Zee mengedipkan matanya beberapa kali dan mengangguk takut. Setelah itu barulah Zee di bolehkan untuk masuk ke dalam kereta.

Kereta kuda yang mereka tumpangi mulai beranjak pergi. Di ikuti pengawal di belakang. Perjalanan membutuhkan waktu yang cukup lama, sampai sore hari kereta kuda baru yang mereka tumpangi baru sampai ke kerajaan yang di jadikan tempat berkumpul. Zee dan Christy turun dari kereta kuda bahkan sampai menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku dan pegal karena kelamaan duduk. Namun, tidak untuk Raja dan yang lain karena mereka sudah terbiasa melakukan perjalanan jauh yang membutuhkan waktu cukup lama. Mereka di arahkan untuk masuk ke dalam istana. Ternyata sudah banyak orang yang telah sampai lebih dulu di sana, yang pasti mereka adalah para Raja beserta anggotanya. Raja Natio nampak sedang saling menyapa dengan Raja-Raja yang lain. Zee dan Christy juga ikut di perkenalkan sebagai calon anggota Kerajaan Natio.

"Wahh dengan siapa kau ke sini. Siapa dua gadis di belakang mu itu Natio?" tanya Raja Ahay pada Raja Natio.

"Ini Zee, yang sebentar lagi akan menikah dengan Putri ku Shani. Sedangkan ini Christy, adik dari Zee," jelas Raja Natio.

"Cantik-cantik sekali," puji Raja Ahay.

"Ah si om bisa aja," kata Christy malu-malu.

"Kalian bisa berkeliling, berbaur dengan yang lain atau bisa nikmati jamuan yang ada," kata Raja Natio pada Zee dan juga Christy.

"Ayo Zoy." Christy menarik tangan Zee ke jejeran meja berisi banyak makanan ringan di sana.

"Zoy, keliatannya makannya enak-enak. Kita makan yuk."

"Emang boleh di makan?"

"Lah buat apa di siapin di sini kalau ga boleh di makan Zoy? Masa cuma di buat pajangan doang?"

"Iya juga sih. Yaudah kita makan aja yang banyak, gabakal langsung abis jugakan makanan di sini kalau kita makan," kata Zee. Mereka mengisi piring dengan kue-kue yang tersedia serta beberapa cemilan lainnya. Tak lupa juga untuk memgambil minum apabila haus jadi gausah susah-susah ngambil lagi. Mereka berdua duduk di salah satu meja yang terlihat kosong untuk menikmati makanan.

"Zoy, dilihat-lihat orang yang dateng ke sinu pakaiannya pada heboh banget yak. Maksudnya kayak pada pakek seragam semua," kata Christy di sela makannya.

"Kita juga Toy. Untung tadi pagi kita mau di suruh buat ganti baju, kalau nggak pasti sekarang baju kita keliatan gembel dari yang lain," lanjut Zee.

Dua Pangeran yang datang tak di undang di tengah perbincangan mereka kini tanpa permisi ikut duduk di meja yang sama dengan mereka. "Kalian makan lahap sekali seperti orang susah," kata Pangeran Gracio seperti meremehkan.

"Lah kalian datang tanpa permisi tiba-tiba langsung duduk kayak orang ga ada adab saja. Padahal Pangeran," balas Christy tak ada takut-takutnya.

"Kita tak perlu meminta izin untuk duduk di tempat yang kita mau," balas Pangeran Gracio lagi.

"Tapi izin itu penting biar berkah. Tapi anda tak izin siap-siap dapet sial," kata Christy.

"Udah Toy, gausah di tanggepin. Anggep aja mereka ga ada, mereka ghoib," kata Zee menengahi.

"Semoga aja mereka kena sial ketimpa Duren atau di seruduk badak berjula satu, biar wafat sekalian," kata Christy lagi dengan kesal menatap Pangeran Gracio dan Pangeran Sehun yang ada di depannya.

"Kalian tak pantas ikut hadir di tengah-tengah sini," kata Pangeran Gracio, sepertinya ia ingin memancing keributan di sini.

"Tapi kita ga lagi di tengah-tengah. Coba liat, orang meja kita aja di pinggir ruangan bukan di tengah," jawab Christy yang mulai jengah dengan Pangeran Gracio yang sedari tadi ngoceh seperti emak-emak rempong yang selalu mempermasalahkan ini itu.

"Benar apa kata Pangeran Gracio, lagi pula kalian ini wanita tak cocok menghadiri acara seperti ini," kata Pangeran Sehun yang mulai ikut berulah.

"Woi buta lo mata lo? Terus emak lo itu lo anggep apa? Lakik?" Geram Zee. Apa Pangeran Sehun tak melihat sekitar terlebih dahulu sebelum ikut berulah? Dia mengatakan perempuan tak cocok di sini apa dia tidak melihat ibu nya yang juga ikut hadir di acara ini? Lah masa ibu dia itu laki-laki?

Pangeran Sehun kini terdiam karena mungkin dia sudah ke-skak. Ibunya juga hadir di sini, dan tentu beliau adalah perempuan. Tak seharusnya ia mengatakan seperti itu. Jangan sampai ibu nya tau dan berakhir dia akan di marahi. Pangeran Sehun mengode Pangeran Gracio lewat matanya.

"Ehem! Seperti yang aku dengar, bahwa kau, sebentar lagi akan menjadi pangan sah Putri Shani." Pangeran Gracio menunjuk ke arah Zee.

"Kau tak pantas menjadi pasangan Putri Shani," kata Pangeran Gracio.

"Terus yang pantes itu lo gitu?" tanya Zee tengil.

"Bahkan lo lebih ga pantes sama Putri Shani jika sikap lo aja lebih busuk daripada taik," lanjut Zee dengan lantang meski pembicaraan ini di pastikan hanya mereka empat yang mendengar. Karena orang lain sedang sibuk dengan dunia mereka sendiri, biasalah orang penting.

"Jaga mulut kamu!" Tekan Pangeran Gracio.

"Bodoamat, mulut-mulut gue, kok elu yang repot."

"Udah deh bang, mending kalian pergi deh, nyari tempat duduk lain. Kalian udah kayak setan tau di sini, bikin panas aja," usir Christy.

"Aku ada tawaran, pikirkan baik-baik." Pangeran Gracio menatap Pangeran Sehun dengan serius dan di angguki.

"Aku sudah mendengar darimana asal kalian sebenarnya dan bagaimana kalian bisa sampai di sini. Aku juga mendengar kalian diam-diam mencari cara agar bisa kembali ke dunia kalian bukan? Aku dapat membantu kalian, asalkan kalian melakukan apa yang kami mau," ungkap Pangeran Gracio dengan senyum jahatnya.

"Apa?" tanya Christy.

"Pertama, batalkan pernikahan mu dengan Putri Shani dan ke dua, bunuh Raja Natio."

"Kau gila!" Ucap Zee tak percaya.

"Memangnya kenapa? Kalau itu bisa membuat kalian kembali ke dunia asal kalian, kenapa tidak? Bukankah itu, setimpal?" Pikir Pangeran Sehun.

"Orang tua kami tak pernah mengajarkan untuk membunuh," kata Christy.

"Terserah. Itu adalah pilihan yang harus kalian pikirkan matang-matang. Dan jangan berani-berani kalian mengadu pada orang lain tentang ini jika tak mau nyawa orang-orang terdekat kalian terancam." Di rasa sudah cukup, Pangeran Sehun dan Pangeran Gracio meninggalkan meja tersebut.

"Gimana Zoy?"

"Kita tak mungkin melakukan hal itu Toy. Untuk membatalkan pernikahanku dengan Ci Shani masih bisa di pertimbangkan, lah syarat ke dua ngebunuh Raja? Yang bener aja, masa kita harus ngebunuh Raja yang jelas-jelas perlakuan beliau ke kita aja baik banget."

"Tapi ini cara biar kita bisa balik ketemu mami papu Zoy."

"Masih ada cara lain Toy. Tidak untuk mengikuti kemauan mereka berdua yang cukup gila. Dasar manusia tak waras." Zee menatap tajam ke arah mereka yang sekarang sedang minum-minuman sambil tertawa dengan yang lain.































Nih yg minta up lagi. Udah ya istirahat dulu crita yg ini. Kasihan lapak sebelah juga pada nunggu antrian.

Maap buat typo:^

Mine! [End]Where stories live. Discover now