5

2.6K 284 31
                                    

Amedikituu!






















"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya seorang perempuan dengan suara datar.

"Ah yang mulai Putri," kata ibu penjual sambil membungkukkan badannya hormat.

"Menunduklah kalian berdua," perintah Ibu penjual itu pada Zee dan Christy dengan suara pelan.

Tak ada pergerakan dari mereka berdua. Ibu penjual itu mencubit punggung tangan Christy.

"Aduhh~ cubit-cubit deh ibu ini," adu Christy.

"Cepet menunduk, hormati tuan putri,"

Zee dan Christy menunduk hormat. Baru beberapa detik Zee kembali bangkit, tapi melihat Ibu itu dan Christy yang masih menunduk ia kembali ikut menunduk. Pengawal yang melihatnya entah kenapa ingin tertawa tapi mereka tahan.

Tak lama kemudian mereka bangkit.

"Ada apa?" tanya Putri itu.

"Ini tuan Putri, anak-anak ini telah memakan kue saya tapi tidak bisa membayar," kata Ibu penjual.

"Kita udah mau bayar kak, tapi ibu ini nolak uang yang kita kasih, katanya uangnya ga sesuai. Dia minta koin pas udah di kasih koin masih aja nolak, kita kan jadi bingung gimana bayarnya?" Jelas Christy.

"Memang uangnya seperti apa?" tanya Putri itu masih dengan suara datar.

"Mana bu uang kita," pinta Christy. Ibu itu mengembalikan uang Zee dan Christy.

"Ini Kak uangnya," Christy memperlihatkan uang yang tadi mereka berikan pada Ibu penjual.

"Uang macam apa itu?" heran Putri.

"Tuhkan sama aja bingung, kita jadi ikutan bingung ya nggak Zoy?"

"Iya bener, jangan bikin kita tambah bingung deh," timpal Zee.

Putri itu menggelengkan kepala. "Harus bayar berapa mereka?" tanya Putri.

"Empat coin, Putri."

Putri itu merogoh kantong rajutan yang berisi uang.

Disamping itu Zee memperhatikan pakaian para lelaki yang mengawal Putri ini.

"Toy Toy," bisik Zee.

"Kenapa Zoy?"

"Kamu lihat deh, bapak-bapak itu pakaiannya sama kayak bapak-bapak yang tadi siang. Yang nodongin kita senjata."

"Oh iya Zoy, jangan-jangan mereka rumahnya sama? Terus jangan-jangan perempuan ini saudaranya Cici-cici tadi siang?" pikir Christy.

"Wah bisa jadi tuh Toy,"

"Terus gimana? Kita kabur aja ayo Zoy, nanti kalau kita di bunuh gimana?"

"Tapi kalau kabur sekarang ga sopan dong Toy, kita udah dibayarin makan. Kaburnya pamit dulu biar sopan," kata Zee.

Tanpa mereka sadari kini Putri dan orang lainnya memperhatikannya yang sedang berbisik.

"Yaudah, ucapin terimakasih dulu Zoy terus pamit kabur," kata Christy.

"Ehem~ Ibuk, udah dibayar sama Kakak ini kan?"

"Tuan Putri," kata Ibu itu membenarkan.

"Iya-iya tuan Putri. Udah dibayarkan?"

"Sudah."

"Emm kalau gitu, kak- eh tuan Putri, kami berterimakasih udah mau bayarin hehee... Dan kita pamit kabur dulu ya, terimakasih banyak. Dan selamat malam heheheh," kata Zee sambil cengengesan.

Putri itu menatap dalam setiap gerak-gerik Zee yang cengengesan.

"Udah ayo Toy," Zee ingin beranjak tapi ditahan oleh Christy

"Bungkuk dulu Zoy, nanti ditembak sama yang di belakang gimana?" bisis Christy.

"Oh iya juga, yaudah." Mereka berdua membungkuk sejenak lalu kembali bangkit dengan senyum kakunya.

"Kita permisi." Mereka berdua bergegas pergi meninggalkan area warung itu.

"Tuan Putri Chika, ada baiknya kita segera kembali karena udara malam semakin dingin," saran Pengawal.

Chika mengangguk lalu beranjak kembali ke istana.

"Zoy?" Batin Putri Chika dengan sudut bibirnya yang perlahan terbit.

°°°

Zee dan Christy berjalan menelusuri permukiman berharap mendapat tempat menginap. Tubuhnya benar-benar lelah. Apalagi badannya terasa lengket karena belum mandi sedaritadi sore. Bahkan baju seragam sekolah masih melekat di tubuh mereka.

"Zoyy, aku ngantuk~" rengek Christy.

"Sabar Toy, kita cari tempat dulu buat tidur."

Mata Zee melihat seorang perempuan yang sedang berjalan sambil menghitung benda di telapak tangannya. Mungkin itu uang? Karena dia juga terlihat memegang sebuah kantong kain.

"Toy, itu ada cewe. Kita tanya dia aja siapa tau ,dia tau tempat untuk kita menginap."

"Yaudah deh ayuk."

Mereka menghampiri perempuan itu. "Hai," sapa mereka.

Perempuan itu memperhatikan penampilan Zee dan Christy. "Ya?"

"Emm boleh nanya sebentar?" pinta Zee.

"Nanya apa?"

"Disini ada penginapan? Villa atau hotel gitu?"

"Villa? Hotel? Apa itu? Aku tak mengerti, tapi kalau penginapan aku tau dimana. Namun, cukup mahal untuk membayarnya,"

"Duh Zoy, kita duit aja ga ada. Bayarnya nanti gimana?"

"Emm, kamu bisa bantu tolong kami? Kami dari Jakarta. Kami berdua tersesat di sini. Kami ga ada uang buat bayar-bayar. Tolong bantu, kasihan adek ku Christy ini. Kalau kelamaan di luar kedinginan bisa diare," kata Zee.

"Sejak kapan aku diare saat kedinginan?" Heran Christy.

"Sstt, diem! Tolonglah bantu kami, kami udah capek. Tadi siang lelah dikejar-kejar babi hutan," kata Zee.

"Iya bantu kita dong, kita butuh istirahat," pinta Christy.

Perempuan itu merasa iba akhirnya memutuskan untuk membawa mereka pulang ke rumah.

"Yaudah, kalian sementara tidur dirumahku saja."

"Beneran? Yess!" Zee dan Christy melakukan tos.

"Makasih, kalau gitu kenalin aku Zee dan ini adek aku Christy."

"Hai aku Christy."

"Aku Flora."

°°°

Mereka kini berada di dalam rumah Flora. Rumah sederhana yang terbuat dari papan kayu. Rumah ini di huni oleh Flora dan Ibunya. Ibunya ternyata sangat baik. Ia memperlakukan Zee dan Christy layaknya anak sendiri. Baru sampai saja mereka langsung di sambut dengan baik. Memperlihatkan kamar yang bisa mereka huni. Dan menyuruh untuk membersihkan tubuh mereka sementara Ibu Flora memasaakan makanan.

Candaan ringan sesekali dilontarakan untuk menemani kegiatan makan kali ini. Mereka duduk lesehan untuk makan berasama. Zee dan Christy pun menceritakan dimana mereka berasal dan bagaimana bisa sampai sini. Flora dan Ibunya awalnya tidak percaya dan menganggap itu hanya cerita belaka. Tapi melihat bukti alat-alat canggih yang tak ada di zaman mereka, membuatnya percaya kalau Zee dan Christy berasal dari dimensi lain.

Malam semakin larut. Kini Zee dan Christy bersiap untuk tidur. Meski merasa kurang nyaman karna kembali memakai seragam sekolahnya lagi, tapi mau gimana? Mereka tak punya baju ganti. Jadi lebih baik memakai kembali seragamnya. Mata mereka mulai terpejam berharap segera masuk ke dalam mimpi. Menikmati malam ini, mengistirahatkan diri.























Sekiann, maap klo ada typo. Sampe ketemu tahun depan;)

Mine! [End]Where stories live. Discover now