24

2.1K 258 19
                                    

Pagieee.












Pagi telah tiba. Setelah sarapan Zee dan juga Christy datang ke ruangan guru sesepuh untuk membicarakan sesatu. Guru sesepuh mengatakan dirinya akan membicarakan suatu hal yang sedikit serius kepada mereka. Zee dan Christy memasuki ruangan guru sesepuh. Banyak buku-buku yang tertata rapih di setiap rak. Juga ada banyak wadah yang biasa dijadikan tempat untuk membuat suatu ramuan. Pokoknya banyak sekali berbagai barang yang bahkan tak di ketahui namanya apa.

Di sana terlihat guru sesepuh seperti sedang membuat suatu ramuan. Ia menuangkan berbagai macam cairan dan juga daun-daunan ke dalam wadah yang terbuat dari tanah liat. "Pagi guru sesepuh," sapa Zee dan Christy dengan riang.

"Buat apaan tuh? Minuman ya?" tanya Christy. Dia melihat air di dalam sana berwarna hijau pekat.

"Warnanya ijo kayak buto ijo," lanjut Christy.

"Kamu ngomongin buto ijo aku jadi inget bulan puasa Toy," timpal Zee.

"Sirup marjan!" Ucap mereka serempak lalu di susul tawaan dari mereka berdua. Guru sesepuh hanya memandang aneh percakapan dua bocah yang bahkan tak ia pahami.

"Siapa buto ijo itu?" Pikir Guru Sesepuh.

"Guru sedang buat apa?" tanya Zee.

"Sedang membuat ramuan obat, untuk Kepala Pelayan Gaby yang sedang sakit," jawab Guru sesepuh.

"Oalah, Kepala Pelayan Gaby sakit. Pantesan semalem waktu makan malam ga ada kliatan ya Zoy," kata Christy.

"Ho'o ternyata sakit."

Berkata tentang semalam Christy jadi mengingat suara yang dia dengar saat di depan kamar Zee. "Zoy!"

"Apa?"

"Aku sama Ashel semalem denger suara-suara aneh di deket kamar kamu tau," ungkap Christy.

"Suara apa?" tanya Zee bingung.

"Suaranya gini. Ahh Ahh, Nghh, Hmmphtt~ gitu Zoy."

Zee sontak saja menegang melihat Christy yang mempraktekan suara itu. Tentu saja Zee tau suara apa itu. Tapi bahkan dia tak menyangka jika suara Putri Shani sampai terdengar dari luar. Guru sesepuh melirik Zee, sepertinya ia juga tau suara apa itu. Zee hanya meringis melihat guru sesepuh yang meliriknya.

"Terus aku tebak itu suara hantu kan Zoy, tapi Ashel ga percaya. Dan asal kamu tau, ternyata itu beneran suara hantu, semalem aku sana Ashel liat sendiri. Sampai-sampai Ashel ga berani balik ke kamar dia akhirnya tidur bareng di kamar aku," jelas Christy melanjutkan ceritanya.

"Tapi kok ada ya hantu suaranya gitu?" Pikir Christy. Tolong siapa pun selamatkan Christy, jangan sampai pikiran polosnya itu ternodai.

"Jangan di bahas lagi. Kalian nanti apa jadi akan ikut Raja mengahadiri pertemuan di luar kerajaan?" Tanya Guru sesepuh mengalihkan pembicaraan.

"Iya guru, Raja sedang bersiap," jawab Zee.

"Raja siap-siapnya lama, udah kayak mama kita aja ya Zoy kalau soal dandan lama," jawab Christy.

"Lebih baik jangan membicarakan soal Raja yang kurang baik, kalau kalian tak mah di kubur hidup-hidup," peringat Guru Sesepuh.

"Ah ga asik, apa-apa di ancam soal nyawa mulu," keluh Christy.  Guru sesepuh hanya menggelengkan kepala menghiraukan keluhan Christy.

"Aku hanya ingin mengatakan, berhati-hatilah kalian pada saat dimana saja. Karena aku mulai merasakan adanya kejadian tak terduga yang menewaskan nyawa. Aku tak ingin anggota keluarga kerajaan ini mengalami hal itu," ungkap Guru Sesepuh di sela membuat ramuan.

"Kira-kira kejadiannya kapan dan dimana?" tanya Zee kepo.

"Aku tidak tau, pengelihatan ku hanya menunjukkan secara samar jika itu akan terjadi di sebuah keramaian. Aku harap kalian waspada saja, jangan sampai lengah. Aku juga sudah memberitahukan berita ini kepada Raja."

Zee dan Christy di buat takut oleh hasil pengelihatan yang di dapat guru sesepuh. Mereka takut jika nyawanya yang akan tiada. Tapi kalian tenang saja, tak mungkin pemeran utama mati bukan?

~~~

Zee dan Christy sedang duduk di tangga teras istana. Beberapa orang yang diajak Raja juga sudah siap di sana. Mereka menunggu sang Raja bersiap. Lama sekali Raja ini, padahal kereta kuda yang akan mereka jadikan kendaraan sudah siap sedari tadi di halaman kerajaan. Putri Shani bersama Putri Chika yang ingin turun ke desa untuk memastikan keadaan para warganya kini terhenti karena melihat Zee dan Christy yang ada di teras istana.

"Kalian mau kemana?" Tanya Putri Shani. Pasalnya Zee tak ada sedikit pun menceritakan jika dia akan pergi. Padahal biasanya Zee selalu menceritakan apa saja setiap ada kegiatan.

"Kita mau ikut Raja, Ci," jawab Christy. Putri Shani menatap Zee seolah minta penjelasan.

"E.. heheh.. aku lupa... Ya Allah." Zee sedikit gugup sekarang.

"Iya, kita di ajak Raja buat nemenin beliau ngehadirin pertemuan di luar kerajaan," jelas Zee.

"Kamu tak ada menceritakan hal itu semalam Zee. Kamu semalam hanya mengatakan bertemu dengan guru sesepuh," kesal Putri Shani.

"Aku lupa Ci. Apalagi semalem kita kan itu, anu hehehe..."

Christy menyipitkan matanya karena merasa melihat sesuatu. "Bentar-bentar, Ci Shani lehernya kenapa kok merah-merah?" tanya Christy.

Zee dan Putri Shani menegang. "Kenapa kudu di bahas lagi Toy Toy," batin Zee.

"Emm... ini itu, semalem di gigit nyamuk. Nah iya di gigit nyamuk," jawab Putri Shani berusaha tak gugup.

"Gigit nyamuk tapi kok merahnya gedhe ya, biasanya kan cuma setitik doang?" Kata Christy dengan polosnya.

"Tergantung nyamuknya dong, kalau nyamuk nya kecil merahnya juga kecil. Tapi kalau nyamuknya besar ya jadi gini merahnya ikutan besar, gitu," jelas Putri Shani. Semoga Christy mempercayai hal ini. Putri Shani membenarkan kain yang ia buat untuk menutupi lehernya. Putri Chika yang tau mereka berbohong hanya diam dan mengalihkan pandangan serta menilikan telianganya.

"Kalian sudah siapa rupanya." Raja yang di tunggu-tunggu akhirnya datang.

"Daritadi kali om-om," batin Zee.

"Ayo kita berangkat."

"Ayah aku ikut," kata Putri Shani. Raja sampai menatap bingung kenapa tiba-tiba putrinya ini ingin ikut. "Kenapa tiba-tiba?" Tanya Raja.

"Karena ayah tidak memberitahu ku."

"Lebih baik kamu di sini saja. Kalian berdua juga akan berkeliling ke desa lagi kan?" Raja menunjuk ke dua putrinya itu.

"Tapi aku ingin ikut," kekeh Putri Shani.

"Lain kali saja. Chika ajak kakak mu ini pergi. Kalian berdua masuk ke dalam kereta,kita berangkat sekarang." Putri Shani memandang Raja dengan kesal karena dirinya tak di ijinkan untuk ikut. Raja memasuki kereta kuda khusus untuknya sendiri. Jadi ada beberapa kereta kuda yang mereka kendarai, tidak di gabung menjadi satu.

Tangan Zee di tahan sebelum memasuki kereta kuda. "Jaga mata kamu Zee. Kalau tidak, aku colok mata kamu," peringat Putri Shani. Zee mengedipkan matanya beberapa kali dan mengangguk takut. Setelah itu barulah Zee di bolehkan untuk masuk ke dalam kereta.

Kereta kuda yang mereka tumpangi muali beranjak pergi. Di ikuti pengawal di belakang.


































Yeahhh. Putri Shani abis di gigit nyamuk gedhe ges.

Maapkeun buat typo;)

Mine! [End]Where stories live. Discover now