21

2.1K 280 17
                                    

Kepencet tadi ges.














"Beneran ya? Setelah ini harus bantuin saya, metik buah."

"Iya-iya Shel, tenang aja. Aku bantuin kok," jawab Christy.

"Yaudah ayo saya, antar."

~~~

Setelah acara makan siang antar keluarga tadi, Putri Shani meminta izin kepada mereka untuk beristirahat di kamar. Sekarang dirinya berjalan sendirian di lorong istana. Tak seperti yang Putri Shani katakan saat meminta izin yang beralasan ingin beristirahat di kamar, tapi kini tujuannya berubah menyusul Zee dan saudarinya yang masih di area panahan sampai saat ini. Langkah kakinya tak bisa selow, ia berjalan dengan sedikit tergesa dia bahkan menyincing gaun miliknya agar memudahkan untuk berjalan cepat.

"Enak saja kalian berduaan, tak bisa di biarkan," batin Putri Shani.

Di lain tempat di kebun buah. Seperti kesepakatan sebelumnya, setelah Christy menyelesaikan ritual mandinya dia langsung membantu Putri Ashel untuk memetik buah. Christy dan Putri Ashel terlihat sibuk memetik buah di sana. Putri Ashel mendongakkan kepala melihat ke atas pohon serta tangannya yang sesekali mengarahkan Christy yang kini sedang berada di atas pohon apel yang tak terlalu tinggi.

"Ambil yang sebelah sana, sepertinya sudah matang." Tunjuk Putri Ashel ke dahan yang lebih tinggi.

"Sebentar sabar dong! Pohonnya licin, kalau buru-buru terus aku jatuh kan ga lucu," jawab Christy.

"Kata siapa tak lucu? Kalau pun kamu jatuh nantinya, pasti aku akan terlebih dulu tertawa daripada menolongmu. Hahaha.." kata Putri Ashel.

"Tega banget. Tau ga kata orang kalau, orang yang suka ngetawain temennya yang habis jatuh ntar kalau mati di kurbunya berdiri," kata Christy.

"Emangnya iya?" tanya Putri Ashel.

"Ga percaya?"

"Nggak."

"Sama kok aku juga," timpal Christy.

"Lah gimana sih."

Christy mengabaikan kebingungan Putri Ashel. Dirinya lebih memilih memancat ke dahan yang lenih tinggi untuk mengambil buah apel yang terlihat sudah matang. Christy memetik apel merah itu, bau harum menyeruk dalam hidungnya saat ia menciumnya.

"Wangu banget bau apel nya. Makan satu boleh kali," gumam Christy. Dia menggigit satu buah apel dengan mata yang memperhatikan apel-apel lain yang terlihat menyenangkan untuk dipandang.

Putri Ashel yang melihat Christy yang hanya diam di satu dahan pun heran. "Kenapa dia diam? Apa yang di lakukan di sana?"

"Hei! Christy sedang apa kamu?" tanya Putri Ashel.

"Makan apel Shel, enak banget. Makan di atas sini sensainya beda banget. Jadi lebih nikmat," jawab Christy.

"Haduh, lebih baik kamu ambil apel lagi terus turun. Kita metik buah yang lain."

"Bentar Shel nanggung aku, abisin apel dulu."

"Cepetan! Kamu makan di atas sana udah kayak monyet aja."

"Sembarangan, cantik-cantik gini di samain kayak monyet. Aku gamau ya di sama-samin sama monyet mending samaain aku sama ikan, kan aku kembarannya," jelas Christy.

"Ada ya malah request," gumam Putri Ashel.

"Buruan!" Pekik Putri Ashel.

"Iya-iya! Sensi banget jadi cewe. Lagi PNS apa ya."

Pergerakan mereka berdua sedari tadi di awasi oleh penjaga kebun. Bukan apa-apa, di takutkan nanti terjadi hal-hal yang tak di inginkan. Contohnya kalau jatuh dari atas pohon, ataupun ketimpa buah durian gitu kan serem.  Jadi penjaga tetap was-was meperhatikan mereka. Apalagi ada Putri anak Raja di sini yang harus dijaga dengan ketat. Sebetulnya agak laen emang. Karena di kebun ini ada penjaga khusus yang bisa membantu mereka untuk memetikkan buah. Tapi mereka malahan lebih memilih memetik sendiri, yang membuat mereka repot. Definisi kalau ada yang repot kenapa harus milih yang mudah?

Mine! [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora