26

2K 258 16
                                    

Besok libur ges!















"Tapi ini cara biar kita bisa balik ketemu mami papu Zoy."

"Masih ada cara lain Toy. Tidak untuk mengikuti kemauan mereka berdua yang cukup gila. Dasar manusia tak waras." Zee menatap tajam ke arah mereka yang sekarang sedang minum-minuman sambil tertawa dengan yang lain.

~~~

Menjelang subuh Raja Natio serta yang lain baru kembali pulang ke kerajaan. Lamanya pertemuan di sana bahkan yang tidak di pahami oleh Zee dan Christy membuat mereka berdua tertidur di meja yang sama. Apalagi iringan lagu yang sangatlah lembut membuat mereka nyenyak dalam tidurnya. Acara baru selesai waktu tengah malam. Yang membuat mereka pulang bertepatan dengan sang fajar yang akan muncul.

Sampai istana mereka langsung pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Zee tanpa membersihkan badannya langsung saja melanjutkan tidurnya di kamar. Bahkan Putri Shani di buat terbangun karena pergerakan Zee, tapi dalam sekejap kekasihnya itu telah masuk ke dalam mimpi.

"Zee, Zee," panggil Putri Shani mencoba membangunkan Zee.

"Hmmh, aku ngantuk, biarin aku tidur dulu. Jangan ganggu," kata Zee dengan suara seraknya. Pasti dirinya sangat lelah, apalagi tidur di kereta kuda dengan duduk itu sangat tidak lah enak.

"Baiklah, tidur yang nyenyak."

Cuph~

Putri Shani mengecup kening Zee sebelum dirinya ikut kembali memasuki alam mimpi dengan memeluk kesayangannya itu.

Waktu memasuki siang. Zee merasakan tepukan di pipinya yang membuatnya terbangun dari tidur lelapnya. Zee memerjabkan mata nya, menetralkan cahaya yang masuk. Dia menggeliat sambil sesekali mengucek mata nya. Putri Shani menyingkap selimut, agar Zee tak lagi menarik selimut itu untuk kembali tidur. "Bangun. Hari sudah mulai siang, kamu harus sarapan. Kasihan perut kamu perlu di isi," kata Putri Shani penuh perhatian.

Zee hanya berdehem. Matanya menatap langit-langit kamar, kesadarannya pasti belum sepeenuhnya terkumpul. Terlihat bagaimana cara dia memandang seperti kosong. Putri Shani hanya menggelang melihat nya.

____

Christy di pagi hari yang mulai memasuki siang ini telah menganggu Penjaga Oniel. Pagi-pagu sepertinya ini Penjaga Oniel harus bersabar, jikalau ada perlombaan untuk menahan kesabaran mungkin dirinya akan menang.

Penjaga Oniel sedang memberi makan ikan-ikan kolam di ikuti oleh Christy yang terus saja mengoceh membicarakan hal-hal random yang membuat dirinya berpikir dan menjadi pusing sendiri.

"Pak Oniel tau nggak? Aku sekarang udah bisa ngomong sama ikan tau. Ga sia-sia aku belajar dan dateng ke kolam ini setiap hari. Akhirnya aku bisa berkomunikasi langsung dengan Ikan," ungkap Christy.

"Oh ya? Coba contohkan, saya, ingin melihat respon para ikan itu." Penjaga Oniel mencoba menantang Christy.

"Coba lihat sini. Blubub blubub ikan hari ini kalian udah belajar apa?"

"Ha? Serius kalian belajar renang?"

"Keren banget. Aku sebenernya pengen bikin kerajaan di dalem air, biar bisa main sama kalian terus. Pasti nanti jadi kayak di film mermaid in love, aku bisa main-main sama kalian di istana."

Penjaga Oniel merasa miris melihat Christy yang benar-benar berbicara dengan ikan.

"Kasihan sekali. Mana masih muda," batin Penjaha Oniel.

Hei! Christy bukan gila Pak!

"Coba kasih liat ke Pak Oniel, kalau kalian habis latihan atraksi."

"Siap ya kalian? Pak lihat sini pak," kata Christy.

"Lompat!" Christy mulai memberi intruksi.

Pak...Byur~

Penjaga Oniel menganga melihat ikan yang melompat mengikuti intruksi yang di berikan Christy. Apaak ini hanya ketidak sengajaan?

"Dua ikan lompat!"

Pak.. byur~

Pak.. byur~

Dua ikan melompat secara bersamaan seperti yang di intruksikan. Christy bertepuk tangan memberikan sorakan pada ikan-ikan itu.

"Dia serius bisa berkomunikasi dengan hewan," gumam Penjaga Oniel.

Tak ingin ikut gila karena Christy mulai mengobrol lagi dengan ikan, Penjaga Oniel memilih melanjutkan membersihkan kolam setelah selesai memberi makan. Penjaga Oniel menyaring daun-daun yang terjatuh ke dalam kolam ikan dengan jaringan. Dirinya selama ini merasa senang dalam menjalani pekerjanya. Meski dirinya yang sudah hampir dua puluh tahun bekerja sebagai penjaga peternakan ikan di kerjaan tapi itu tak membuat dirinya bosan. Lagi pula dia mendapat upah yang cukup banyak. Penjaga Oniel membersihakn kolam dengan bergumam bernyanyi. Sampai-sampai dia mulai merasakan perasaan yang tak enak saat Christy yang kini sudah berada di sampingnya.

"Pak Oniel sedang apa?" tanya Christy.

"Jangan lagi," batin Penjaga Oniel.

"Seperti yang kau lihat. Sedang membersihkan kolam dari daun-daun yang jatuh ke dalam," jawab Penjaga Oniel.

"Hemm... Pak Oniel, kenapa ikan namanya ikan?"

Kan apa yang Pak Oniel rasakan tadi kini terjadi. Perasaan tak enak itu menjadi nyata. Kini dirinya harus menghadapi kembali pertanyaan dari seorang Christy.

"K-karena dia ikan. Makanya namanya ikan," jawab Pak Oniel.

"Siapa penemu nama ikan? Kenapa di beri nama ikan? Kenapa ga burung atau gajah aja?"

"Ya karena dia ikan makanya namanya ikan. Kalau dia burung ga mungkin di beri nama ikan." Pak Oniel sebenarnya tak mengerti apa yang baru saja dia ucapkan. Apapun itu dia hanya ingin terselamatkan dari pertanyaan-pertanyaan Christy.

"Ngomong-ngomong soal burung. Burung kan punya sayap kan ya? Terus kenapa kelamin laki-laki di sebutnya burung? Kan dia gapunya sayap?" tanya Christy dengan polos.

Ingin rasanya Penjaga Oniel menghilang sekarang. Kenapa pertanyaanya harus seperti itu? Lebih baik dia diberi pertanyaan tentang Pangeran Kodok daripada soal burung. Penjaga Oniel ingin menangis sekarang, bagaimana dia harus menjawab?

"Jangan tanya ke saya tolong," balas Penjaga Oniel.

"Lah kenapa pak? Kan pak Oniel yang paham tentang burung,"

"Ya Tuhan, siapa pun tolong selamatkan aku dari bocah ini," batin Penjaga Oniel.

"Memangnya kamu pernah liat kelamin lelaki? Ko tanya-tanya soal itu?"

"Pernah! Aku pernah lihat punya adeknya temen aku. Masih kecil sejempol gini." Christy menunjukkan ukuran jempol tangannya.

Sedangkan Penjaga Oniel menepun keningnya pusing. "Bahas yang lain saja ya? Saya jujur pusing. Gabaik ngomongin burung, nanti kalau dia tak terima dan kaum mereka menyerang kamu, kamu mau? Nanti hidup kamu tak bisa tenang."

Christy menganga tak percaya. "Benar apa kata Pak Oniel  kalau dia ga terima sama kita gimana karna ngomongin burung? Ih aku gamau di serang," kata Christy.

"Maka dari itu jangan bahas burung lagi ya. Sudah cukup, demi kesejahteraan bersama," kata Penjaga Oniel. Christy mengangguk mengerti. Penjaga Oniel bersyukur sekarang, akhirnya bisa terselamatkan dari pertanyaan burung ini.




















Maapin Christy, dia cuma kepo.

Yang bisa selamatin penjaga oniel yok, kasihan dia mulai tertekan wkwkwkwk.

Maap buat typo;*

Mine! [End]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz