Bab 39

731 65 6
                                    

Author POV

"Sayang, kita langsung ketemu Abi ya, aku kangen dia." Kata Zidny pada Dinda.

Mereka sedang berada di bagian bagasi menunggu koper setelah turun dari pesawat.

"Oke, naik taksi?" Tanya Dinda.

"Di jemput Jasmin, tapi nanti dia kita suruh pulang aja dulu pake taksi. Udah dari jenguk Abi kita langsung ke hotel udah itu baru kerumahku." Ucap Zidny menjelaskan.

"Aku aja yang nginap di hotel, kamu nginap di rumah aja ya." Kata Dinda

Menurut Dinda menginap di hotel adalah pilihan tepat. Tau sendiri keluarga Zidny belum bisa menerima kehadirannya, di tambah lagi prasangka dari keluarganya lebih tepat Mamanya Zidny. Dinda merasa akan sangat tidak nyaman kalau dia menginap di rumah Zidny.

"Aku gak mau ninggalin kamu sendirian di hotel, nanti kalau ada apa-apa gimana? Siapa yang mau jagain kamu,hmm?" Semenjak Dinda keluar dari rumah sakit, Zidny memang lebih protektif, lebih khawatir kadang sampai berlebihan.

"Sayang umurku tahun depan 30, tidak perlu di jaga 24 jam. Lagian kondisiku sudah 100% pulih. Gak apa-apa aku di hotel sendirian. Kamu harus membujuk Mama kan agar dia mau kemo, nanti udah dari rumahmu aku balik sendiri aja ke hotel ya." Sebenanya maksud Dinda seperti itu agar Zidny bicara pada Mamamya lebih banyak dan juga membujuk Mamanya untuk melakukan pengobatan.

"Gak mau sayang, pokoknya aku ikut nginap di hotel juga ya, kalau kamu tiba-tiba pusing gimana kayak beberapa hari lalu." Kata Zidny dengan wajah seriusnya.

Bebarapa hari lalu memang Dinda mengalami pusing hebat dan saat itu dia hanya sendiri di rumah, untung saja tidak beberapa lama kemudian Sahra datang untuk menyerahkan beberapa dokumen terkait dengan kepindahan mereka. Sahra langsung membawa Dinda kerumah sakit. Untung saja kata dokter itu hal yang biasa untuk Dinda mengalami itu, mengingat Dinda baru mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya sempat koma. Dokter hanya memberikan beberapa obat pereda pusing dan juga menyarankan untuk tidak meninggalkan Dinda sendirian.

"Yaudah iya, aku nurut kamu aja."

"Jasmin udah di depan, ayok!" Ajak Zidny pada Dinda.

Setelah sampai di depan, ternyata Jasmin sudah menunggu mereka di sana, kebetulan Jasmin sudah dulu berada di Palembang sejak kemarin.

"Hai Jass." Sapa Dinda pada Jasmin dengan senyum ramahnya.

"Hai kak Din." Jasmin memeluk Dinda dengan hangat.

"Jass kakak mau ke makam sama Dinda, udah itu langsung ke hotel, dari hotel nanti baru ke rumah, kamu pulangnya naik taxi aja ya, mobilnya kakak bawa." Ucap Zidny pada adiknya yang tampak sedikit bingung.

"Hotel? Kenapa gak nginep di rumah aja kak?" Tanya Jasmin sambil menatap Zidny dan Dinda bergantian.

"Kamu tau sendiri Mama gimana kan, aku gak mau Dinda gak nyaman. Biar kami nginap di hotel aja." Ucap Zidny.

"Yaudah deh, aku langsung pulang aja ya ini naik taxi?" Tanya Jasmin memastikan lagi pada kakaknya.

"Iyaaa."

"Yaudah aku duluan ya kak Zid dan kak Din, sampai ketemu di rumah, Bye." Jasmin berlalu menuju taxi kosong yang terparkir tidak jauh dari sana.

Sepeninggal Jasmin, Zidny dan Dinda pun segera memasukkan barang-barang bawaan mereka ke mobil, setelah itu mereka segera pergi dari Bandara.

Dinda POV

Sejauh mata memandang aku melihat tempat ini seperti padang rumput yang penuh dengan gundukan dan batu nisan, tidak seperti tempat pemakaman seperti biasanya, jauh lebih rapi, terawat dan bersih.

When I'm In Love With HerNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ