Bab 26

865 78 4
                                    

Sreek

Brakk

"Aduh jangan kasar dong, kamu nyakitin aku!!!"

"Itu pantas untuk wanita gila sepertimu, dasar wanita sialan!"

"Jadi begini perlakuanmu setelah kamu menikmati tubuhku malam itu hah!! Apa kamu lupa erangan nikmat mu Dharma?"

"Tutup mulut kotormu, aku mabuk malam itu dan kamu menjebakku Naomi! Jadi jangan berharap lebih. Dalam keadaan sadar tidak sudi aku mendekati seujung kukupun dari tubuhmu itu!"

"Kamu sadar Dharma, bahkan kamu memanggil namaku, apa perlu kita ulangi malam panas kita di sini?" Naomi mendekati Dharma, membelai rahang tegas lelaki tampan itu, Naomi berbisik di telinga Dharma dengan gerakan sensualnya. "Kamu sudah berselingkuh denganku Dharma terlepas kamu sedang mabuk atau tidak malam itu, tidak menutup fakta kalau kamu sudah meniduri ku."

"Tutup mulutmu sialan!! Aku akan membunuhmu kalau sampai Renata tau!"

"Tentu saja Rena mu itu akan tau dan aku pastikan dia akan menceraikanmu Dharma!"

Plakk

Plakk

"Ren?"

"Aku sudah dengar semuanya, dasar kalian berdua sampah!!!"

"And cut!!!!" Adegan itu pun segera berhenti saat sutradara bilang 'cut'. "Perfect, itu sempurna!! Dan buat Dinda, you did it!! Siapi mental mungkin setelah film ini tayang banyak yang benci kamu, tapi gak apa-apa itu artinya actingmu berhasil."

Dinda hanya menampilkan senyum simpul saat mendapat pujian dan peringatan dari sang Sutradara.

"Maaf apa pipimu sakit ku tampar tadi Din?" Viola bertanya pada Dinda sambil menampilkan wajah bersalahnya. Viola itu artis yang sedang naik daun, dia berperan sebagai Renata.

"Gak apa-apa, hanya perih sedikit." Dinda masih menampilkan senyum ramahnya meski sejak tadi dia meringis merasakan perih dan panas pada pipi yang di tampar tadi. Itu tidak bisa di bilang tamparan pelan saat suara tamparan begitu menggema di ruangan ini.

"Oke semuanya, kita lanjutin adegan lanjutannya besok ya!" Sutradara memberikan instruksi pada kami semua. Kami pun segera beringkus dan bersiap-siap untuk pulang.

Dinda berjalan kearah mobilnya setelah membereskan barang-barangnya. Sebagian barang sudah di bawa oleh Sahra sore tadi. Sahra memang pulang duluan karena anaknya sedang tidak enak badan. Syuting kali ini memang sampai malam. Untung saja untuk bagian adegan Naomi tidak ada yang sampai subuh. Jadi Dinda bisa pulang saat malam dan tidur di apartnya bukan di lokasi syuting.

Dinda POV

Hari ini sangat melelahkan, aku syuting sejak pagi dan baru selesai malam ini. Ini hanya syuting 1 film berdurasi 2 jam, bagaimana dengan artis-artis yang syuting untuk sinetron streaming, apalagi sampai ratusan episode. Aku benar-benar tidak membayangkan lelahnya jadi mereka. Mungkin saja memang fisikku yang jompo, makanya ini terasa begitu melelahkan.

"Hai Din, pulang sendiri?" Sapa seseorang sebelum aku memasuki mobilku.

"Iya Vio, managerku udah pulang duluan, anaknya sakit." Jawabku sambil mendengus.

"Kamu perlu asisten deh kayaknya."

"Sepertinya sih begitu, tapi gak tau mau cari di mana, takut gak cocok Vi." Saran memiliki asisten memang sedang aku pertimbangkan selama ini, apalagi manager kesayanganku itu punya keluarga, mana bisa dia seharian mengurusiku di lokasi syuting.

"Mau aku kenalin sama temenku gak? Aku jamin deh dia cekatan, kerjaannya juga bagus." Aku tersenyum penuh minat pada Vio.

"Boleh juga tuh, besok aku kabari kamu kalau jadi, nanti aku bicarain dulu sama Sahra."

When I'm In Love With HerWhere stories live. Discover now