Bab 2

2.1K 194 11
                                    

"Udah siap semua belum?"

"Sabar kenapa sih ah!"

"Ya aku juga mau kuliah dindong jam 9 nanti"

"Ah elah masih jam 8 kurang juga"

"Cepetan dikit deh, aku ke kampus juga perlu mandi, dandan, gak mungkin kucel bau kecut begini langsung ngampus"

"Bawel!!!berisik Sahra!!"

"Yaudah pergi sendiri aja sana!"

"Ya Tuhan gitu aja ngambek, iya iya ayok ini udah selesai akunya, gak ada yang ketinggalan lagi, ayok berangkat!!"

"Hmmm ayok!"

Sebenarnya tidak jauh, jalan kaki aja aku bisa hanya saja barang bawakanku lumayan banyak, jadi perlu bantuan si Sahra ini.

Nih Sahra Nagitha teman baikku, sahabat, partner, musuh bebuyutan juga. Kami berdua ngekost dekat kampus. Kami kuliah di fakultas yang sama, hanya beda jurusan sama beda angkatan aja. Kalau di kampus Sahra ini junior ku. Kami sudah bersahabat sejak SMP. Saat SMA juga kami sekelas, namun sayangnya setelah lulus SMA dia tidak langsung melanjutkan ke kuliah. Niat awalnya dia ingin jadi pramugari, jadi selama setahun terakhir itu dia mencoba melamar pekerjaan sebagai pramugari. Wajar sih, dia cocok juga jadi pramugari. Tingginya semampai lebih dari 165cm, bentuk tubuhnya juga proporsional, ditambah lagi wajahnya yang ke arab-araban. Sudah tidak heran, sejak SMP sudah banyak antrian cowok-cowok yang ingin menjadi pacarnya.

Setelah setahun melamar pekerjaan sebagai pramugari di berbagai maskapai namun belum juga menunjukkan hasil akhirnya dia memilih berkuliah di kampusku, di fakultas ekonomi yang sama denganku pula, tapi dia di jurusan akuntansi. Dulu sebelum ada Sahra, aku ngekost sendiri, tapi semenjak dia jadi mahasiswi di kampusku kami memutuskan ngekost bersama.

Hingga saat ini, dia masih betah menjadi teman kostku, padahal hampir tiap hari kerjaan kita berantem terus, tapi tetap saja kami betah tinggal bersama.

Hari ini adalah hari di mana aku aku akan berangkat kkn, tidak hanya aku, tapi sejak subuh tadi dia juga kurepotkan mengurusi barang-barang yang akan ku bawa, bagian depan motor matic ku sudah penuh dengan barang-barang yang akan ku bawa, aku juga menenteng tas sandangku dan juga gitar kesayanganku. Rasanya kurang afdol kalau pergi kkn tidak membawa gitar, itung-itung hiburanku kalau nanti aku bosan kan.

Saat ini aku baru sampai di lapangan kampusku yang sudah berisi ratusan mahasiswa/mahasiswi yang akan berangkat kkn, mobil bus yang akan mengantarkan kami juga sudah berjejer terparkir di sana. Aku mencari sosok-sosok yang aku kenali namun belum juga kelihatan. Akhirnya aku memutuskan untuk menelpon Yuka.

Klik
(Suara telepon terangkat di seberang sana)

"Halo Yuka di mana?"

"Hmm kami ngumpul di bawah pohon besar Din, itu yang kalau kamu masuk ke lapangan dari arah aula, tepat di sebelah kanan ada 2 pohon besar, nah kami di bawah pohon itu"

Mataku awas mencari keberadaan temanku itu sesuai intruksi dia. Dari jauh aku melihat seseorang melambai padaku yang ternyata adalah Yuka.

"Aah di situ, oke aku kesitu"

Tuut...tuut...tuut

Aku memutus teleponku dan segera berjalan ke tempat Yuka dan teman-teman lainnya menunggu. Jangan lupakan Sahra yang masih  mengekori ku, membawakan barang-barangku saat ini.

"Mana temanmu?" Tanya Sahra dengan wajah cemberutnya.

"Itu di sana!" Aku menunjuk ke arah pohon besar itu. "Jangan cemberut gitu, iya maaf kalau aku ngerepotin kamu dari subuh tadi ya"

When I'm In Love With Herحيث تعيش القصص. اكتشف الآن