Bab 35

712 75 14
                                    

Author POV

Tiiiiiiiiiiiiiiiittttt

"Dok pasien mengalami henti jantung!!"

"Lakukan CPR segera!!!"

"1,2,3,4,5,6,7,8,9,10." Perawat melakukan CPR pada pasien, terus menghitung sambil menekan dada pasien sesuai prosedur yang berlaku. "Dok detak jantungnya belum kembali!!" Ucap perawat itu setelah usahanya belum membuahkan hasil.

"Ambil Defibrillator!!! Perawat segera mengambil alat itu sesuai instruksi dokter.

"Atur 90 joules!" Dokter memberi perintah.

"90 joules clear!"

"1,2,3 !!!"

Beep, Jedug...

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit

"Tambah 150 joules!"

"150 joules clear!!!"

"1,2,3 !!!"

Beep, Jedug...

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit

"Tambah 200 joules!!"

"200 joules clear!!!"

"1,2,3 !!!"

Beep, Jedug....

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit

Dokter dan tenaga medis lainnya menyerah, pasien di nyatakan meninggal.

"Waktu kematian pasien 14:30!" Ucap dokter sambil mengusap mata pasien meninggal yang sedikit terbuka.

***

Flashback On

Dinda POV

Saat ini kami berada di dufan. Sudah hampir seminggu ini Abi merengek padaku untuk membawanya ke dufan. Kenapa anak kecil itu bisa tau tentang dufan? Tentu saja karena aku yang bercerita padanya. Alhasil karena cerita aku itu Abi tidak sabar ingin kesana. Kami tidak bilang pada Sahra kalau kami pergi kesini. Tentu saja aku menutupi wajah kami agar tidak ada orang yang tau tentangku. Bukan sok terkenal, hanya saja jaga-jaga kalau ada yang mengenaliku tentu juga Zidny dan Abi akan tersorot. Aku tidak ingin membuat kedua kesayanganku itu mendapat hal buruk karenaku.

"Udah beli tiketnya?" Tanyaku pada Zidny. Beberapa waktu lalu dia mengantri di depan sana untuk membeli tiket masuk tapi dia kembali dengan wajah cemberutnya.

"Aku lupa bawa dompet honey." Jawabnya.

"Sebentar aku ambil dompetku dulu." Aku mulai mencari dompet yang biasanya aku taruh di tas tanganku tapi kenapa aku tidak menemukannya sama sekali.

"Ada?" Tanyanya.

"Sayang, sepertinya aku lupa membawa dompetku juga." Jawabku sambil meringis tidak enak.

"Mom kenapa lama? Kok kitanya gak masuk?" Abi bertanya pada Zidny dengan tidak sabarnya.

"Kami lupa bawa dompet sayang." Jawab Zidny sambil menenangkan Abi.

"Tapi aku mau masuk Mom!" Abi mulai merengek lagi pada Mommynya. Aku menggaruk kepalaku.

"Sayang, aku pulang kerumah aja ya ambil dompetnya. Kamu tunggu di coffee shop itu aja, kamu ada uang untuk membeli beberapa cemilan di situ?" Aku menunjuk pada coffee shop yang letakknya tidak jauh dari pintu masuk dufan. Untung saja rumahku tidak jauh dari sini. Hanya membutuhkan waktu 15 menit saja.

"Iya deh iya. Ada nih uang 200ribuan di kantong celanaku." Zidny mengiyakan saranku sambil menunjukkan uang 200ribu yang diambil dari kantong celana jeansnya. "Bibi kita nungguin Mimi di coffee shop itu aja dulu ya, Mimi mau ambil dompet dulu kerumah." Kata Zidny pada Abi.

When I'm In Love With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang