Bab 30

969 75 4
                                    

Dinda POV

"Sayang aku pul..." Aku segera membungkam mulutku mengingat ini sudah pukul 03:00 pagi. Faktor kebiasaan mau Zidny ada di rumah atau tidak aku pasti mengucapkan kalimat itu setiap memasuki apartemenku.

Tentu saja kesayangan aku masih tertidur pulas saat ini. Jadwal bangun tidurnya masih 2 jam lagi.

Aku meletakkan koperku dan beberapa barang bawakanku di ruangan tv saja. Aku bergegas menuju kamarku. Membuka pintu perlahan agar tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan kekasihku.

Ceklek...

Aku masuk ke kamar dengan berjalan jinjit, kubuat keberadaanku sebisu mungkin. Tidak ingin mengganggu kekasihku yang masih meringkuk di dalam selimut tebal kami. Sejenak aku berhenti saat melihat betapa imutnya dia saat tidur. Wajahnya sangat damai dan seperti Abi. Hal yang aku syukuri lainnya adalah untung saja Abi mirip sekali dengan Zidny tidak mirip Daddy nya.

"Cantik." Tidak terasa pujian itu meluncur bebas dari mulutku. Untung saja aku tidak bersuara terlalu keras.

Kuperhatikan bibirnya yang tidak terlalu tebal atau tipis itu namun terlihat sangat pas dan sexy. Rasanya ingin sekali aku menggigitnya dan mengulumnya karena gemas, sungguh aku merindukan Zidny setengah mati. Sialan!! Otak mesum ku!!

Kudekatkan bibirku kearah bibirnya. Kukecup singkat, kubelai surai rambutnya lalu kukecup lagi pelipisnya. Setelah rinduku sedikit terobati, aku beranjak dari sana dan berlalu menuju lemari pakaianku, untuk mencari baju ganti. Perjalanan Paris-Jakarta yang 16 jam itu membuat badanku lengket dan gerah. Akhirnya aku memutuskan untuk mandi di kamar mandi lainnya yang ada di apartemenku.

Sekitar 15 menit mandi, aku langsung kembali ke kamarku, badanku sungguh lelah dan aku sangat membutuhkan kasur dan Zidny untuk mencharger tenaga ku agar terisi penuh kembali.

"Uhhhh nyamannya." Bisikku, saat tubuhku mendarat sempurna di atas kasur empukku.

Aku mendekatkan tubuhku pada tubuh Zidny, kulingkarkan lenganku ke perutnya. Posisi ternyamanku saat tidur adalah memeluknya dari belakang seperti ini. Menghirup aroma Zidny yang sangat aku rindukan. Secara tidak sadar aku mengecup lehernya sekilas dan itu membuat tidurnya terusik.

Dia mengerjapkan matanya dan sedikit terkejut melihatku saat ini.

"Kamu baru sampe?" Tanyanya dengan suara parau seperti khas bangun tidur.

"30 menit yang lalu. Udah tidur lagi aja. Aku juga ngantuk banget." Dia sedikit menjauhkan badannya dariku dan menatap tajam kearahku.

"Aku masih marah sama kamu kalau kamu tidak lupa." Dia mengerucutkan mulutnya dan itu benar-benar lucu. Aku tidak bisa menahan senyumku saat ini.

"Kok senyum-senyum?" Tanyanya dengan wajah heran.

"Kamu lucu sayang, aku kangen banget. Marahnya pending aja ya sampe aku bangun tidur. Sekarang biarin aku tidur dengan memelukmu, boleh?"

"Kamu nyebelin Dinda."

"Aku juga kangen kamu sayang."

"Ingat ya aku masih marah sama kamu!"

"Iya aku juga cinta kamu."

"Huft!!!"

"Boleh aku tidur sekarang sayang?" Ketahuilah mataku sudah sangat berat saat ini.

"Sini peluk!!" Katanya dengan nada manja khas Zidnyku. Dengan senang hati aku mendekatkan diriku lagi padanya dan tidur di dalam dekapan hangatnya. Aku tidak bohong ini benar-benar sangat nyaman.

"Sayang belai-belai rambutku!" Pintaku padanya. Tanpa protes dia menurutiku. Tidak lama kemudian aku pun beralih ke dunia mimpi.

***
Ini sudah hampir 2 bulan sejak kembalinya aku dari Paris dan 2 hari dia benar-benar bersikap dingin padaku. Hanya malam saat aku sampai itu saja dia bersikap hangat padaku, dia benar-benar menunda kesalnya hingga aku bangun tidur dan terus bersikap dingin selama 2 hari. Tidak ingin di sentuh, bicara seperlunya, bahkan selalu menyindir tentang Viola yang mencium bibirku. Demi Tuhan aku tidak berhenti meminta maaf padanya. Bahkan aku merasa bukan aku yang salah. Viola yang tiba-tiba menciumku kan, kenapa seperti aku yang mencuri ciuman dari Viola. Zidny sungguh menyebalkan saat itu.

When I'm In Love With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang