Bab 31

757 70 9
                                    

Suasana sore menjelang malam di rumah Zidny cukup sibuk. Para Maid tengah sibuk mengatur meja makan untuk acara makan malam yang akan diadakan 40 menit lagi. Meja makan yang cukup panjang diatur di tengah taman yang ada di belakang rumah Zidny. Makan malam di area autdor dengan langit yang cukup cerah sangat cocok di lakukan malam ini.

Para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Dari om dan tantenya Zidny, sampai sepupu-sepupunya juga mulai memenuhi meja yang telah disediakan. Tampak juga keluarga Evan yang mulai memasuki tempat ini.

Mama Zidny kelihatan sibuk memberikan instruksi kepada para Maid untuk segera mempersiapkan makanan pembuka untuk di hidangkan kepada para tamu. Zidny sesekali juga membantu. Sedang Dinda memang tidak diperbolehkan oleh Mama Zidny untuk membantu, kata Mama Zidny Dinda adalah tamu, jadi duduk manis saja. Alhasil Dinda menemani Abi bermain saja.

Mama Zidny memang tidak main-main. Dia benar-benar mengundang keluarga besarnya dan juga keluarga Evan. Entah apa maksud dan tujuan Mamanya namun yang jelas itu membuat Zidny merasa tidak enak dengan Dinda.

"Din, makan malamnya sudah mau di mulai, yok ke sana." Zidny menghampiri Dinda dan Abi yang masih asyik bermain berdua. Baru juga bertemu kemarin Dinda dan Abi sudah terlihat akrab. Keakraban kekasih dan putrinya membuat perasaan Zidny menghangat.

"Mom bolehkah Bibi duduknya dekat dengan kak Dinda." Seolah mendapat teman baru yang klop, Abi selalu ingin dekat dengan Dinda.

"Boleh sayang, tapi jangan terlalu mengganggu kak Dinda nanti saat makan ya." Ucap Zidny pada anaknya.

"Tenang saja, Bibi akan menjadi anak baik di meja makan nanti." Jawab Abi dengan senyum cerahnya.

Dinda tersenyum melihat Abi yang terlihat ingin lengket terus dengannya. Tentu saja Dinda bahagia. Anak kekasihnya menyukainya, siapa yang tidak senang.

"Sayang, aku gugup akan berhadapan dengan keluargamu." Bisik Dinda di telinga Zidny. Sebenarnya Dinda takut.

"Tidak apa-apa. Aku di sini bersamamu. Kita hadapi sama-sama ya honey." Zidny menenangkan kekasihnya sambil mengusap lengan Dinda berharap itu bisa membuat Dinda lebih rileks.

Mereka pun segera mengambil tempat duduk. Dinda benar-benar merasa gugup saat semua mata yang ada di meja ini tertuju padanya. Mungkin mereka heran ada orang asing yang ikut makan di acara keluarga seperti ini.

"Zid di sampingmu itu siapa?" Salah satu tante Zidny bertanya pada Zidny.

"Oh ini Dinda tante." Jawab Zidny menampilkan senyum menawannya. Dinda hanya tersenyum pada tante Zidny.

"Cantik banget. Perasaan tante pernah ngeliat kamu deh Din." Kata tante Zidny lagi sambil mencoba berpikir keras di mana dia melihat wajah Dinda.

"Makasih tante. Mungkin aku mirip sama seseorang yang tante kenal." Dinda menimpali .

"Rasanya wajahmu itu familiar banget deh Din." Masih juga tante Zidny mengorek rasa penasarannya.

"Adinda Rahayu bukan nama panjang kakak?" Amel, anak tantenya Zidny bertanya memastikan pada Dinda.

"Iya bener." Jawab Dinda.

"Ya pantes wajah kak Dinda gak asing Mami, Mami kan sering nonton tv, masa lupa sama pemeran iklan skin care yang mami pake itu."

"Lah Dinda artis rupanya." Dinda hanya menampilkan senyum malu-malu nya. Ternyata ada yang mengenalinya karena wajahnya sering muncul di tv sebagai brand ambasador produk dari kosmetik merk terkenal.

"Bukan termasuk artis tante, cuma 1 iklan aja yang pernah aku bintangi." Ucap Dinda merendah.

Ting...ting...ting...

When I'm In Love With HerWhere stories live. Discover now