-28-

27.2K 3.3K 26
                                    

"Na nama kamu di nomor 268! Nggak apa-apa itu udah hebat banget, tiba-tiba naik sejauh ini," ujar Rea antusias, bahkan dirinya sudah dikalahkan oleh Riana.

Riana menatap malas nama yang di tunjuk oleh Rea.

268. Riana Ayu Puspita          XI-IPA 6

Padahal disamping nama juga terdapat kelas nya, tapi entah mengapa teman nya ini segoblok itu.

"Re, liat kelasnya dong, bedaaaa, lagian itu bukan nama gue!" Ujar Riana padahal tadi dia sudah panik bukan main.

"Loh iya juga, ini sebelas IPA 6, bukan  sebelas IPS 2," ujar Rea baru tersadar akan kesalahannya.

Kembali ia menyusuri kertas kedua, ketiga, sampai keempat. Lalu terheran-heran karena tak kunjung menemukan nama Riana. Yang ia temukan hanya namanya yang berada di nomor 245.

"Na! Nama kamu kok nggak ada?" Tanya Rea bingung dengan kepala yang sedikit miring.

"Ya nggak akan ada kalok Lo nyari nya disitu, noh nama gue disini bukan disitu," sahut Riana menunjuk nama nya yang berada di nomor 2. Fantastis.

"Na seriusan itu nama kamu? Ih iya, kelas kita, wiiiihh keren, aku nggak nyangka ucapan kamu beneran terjadi, astagaaaa nggak nyangka akunya," ucap Rea heboh dengan wajah berbinar. Sedangkan sang empunya nama sedang misuh-misuh menatap rangking yang ia dapatkan.

"Kok kamu nggak senang Na?" Tanya Rea heran, ternyata yang senang hanya dirinya saja.

Riana menggeleng.

Ia sudah terbiasa dengan nama nya yang selalu berada di nomor pertama di dalam kertas pe-rangkingan.

Namun kini sedikit aneh mendapati nama nya berada di posisi kedua.

Ia tidak terbiasa melihat ada nama orang lain yang tercetak di atas nama nya.

Tadinya ia berpikir masuk 5 besar saja sudah syukur, namun nyatanya ia malah melampaui targetnya.

Tapi bukan itu masalahnya, yang ia permasalahkan nama seseorang yang ada di atas nya. Sial!

PERINGKAT HASIL UJIAN BULANAN
KELAS XI-IPA 1 SAMPAI XI-IPS 5
FORZA HIGH SCHOOL

1. Aldreano Caesar             XI-IPA 2
Nilai: 98

2. Riana Graham                 XI-IPS
Nilai: 92

3. Alice Adonnica                XI-IPA 2
Nilai: 90 
   
4. Ken Revalix                       XI-IPA 2
Nilai: 88

5. Sri Ayu Azhari                  XI-IPA 1    Nilai:86 

Sialan! Mau di taruh dimana wajah Riana, kalau saja tadi diatas nya nama orang yang tidak ia kenal, sah-sah saja, ia akan menerima dengan lapang dada.

Tapi ini? Sudah bisa ia bayangkan wajah tengil lelaki itu.

"Hei!" Entah darimana tiba-tiba Ken sudah berada di samping Rea.

"Ngagetin aja, Ouh iya selamat ya kamu masih ada di ranking 5 besar walaupun ranking kamu turun," ujar Rea menyemangati Ken.

"It's okay! it's not a problem for me," Balas Ken.

Lalu Rea tersenyum lembut, biar lah di mapel lain dia bodoh, namun di mapel B. Inggris bisa dicoba.

"Ouh iya, congrats buat Lo juga, nama Lo naik drastis, I'm proud of you! " Kini gantian Ken yang memberi semangat kepada Rea.

Riana berdiri dengan wajah pias nya, bahkan kenaikan ranking nya jauh lebih drastis, namun kenapa tak ada yang mengucapkan selamat untuk nya? Rea saja hanya berujar heboh, tanpa kata 'Selamat'.

Tiba-tiba sebuah lengan kekar melingkar di pinggangnya, Riana melihat kebawah, jam hitam yang melingkar sempurna itu, Riana kenal, Aldreano Caesar.

Al menarik Riana dari kerumunan.

"Congrast sist!" Ucap Al tangan nya masih nyaman saja berada di pinggang Riana.

Riana terdiam.

"He's the first!"

Riana tersenyum lalu mendongak.
"Thank's," tak ada niatan melepaskan tangan Al yang bertengger indah di pinggang nya.

"By the way, congrats to you too," ujar Riana yang hanya diangguki Al.

"Kok bisa?" Tanya Riana.

Al menaikkan satu alisnya.
"Maksudnya?"

"Kok bisa nilai Lo setinggi itu? Dari 50 soal Lo dapet 98, berarti Lo cuman salah satu soal doang," ujar Riana, tak mempedulikan seluruh tatapan penghuni sekolah itu yang mengarah kearah mereka.

"Emang aneh nya dimana sih?" Tanya Al, tangan kiri nya yang tadi bertengger di pinggang Riana kini sudah terlepas dan beralih kedalam kantong celananya. Dan Riana tak rela....lupakan!

"Nggak aneh kok, cuman tadi gue liat ada soal yang gampang banget dan jawaban yang Lo pilih itu salah, ternyata yang salah hanya satu soal itu aja," ujar Riana terkekeh.

Al ikut terkekeh.

"Ternyata Lo beneran ngeliat kertas jawaban gue? Sayang nya Lo malah ngeliat yang salah," ujar Al lalu menyugar rambutnya ke belakang, angin nakal terus merusak tatanan rambutnya.

"Ya kan gue cuman mastiin satu soal doang, emang lagi apes aja malah ngeliat yang salah, mana gue sempet ngejelekin Lo lagi," ujar Riana dengan nada yang menelan di akhir kalimat.

"Ha?" Al bertanya, pasalnya di kalimat akhir Riana berucap kurang jelas.

"Nggak, nggak apa-apa, jadi itu sengaja Lo salahin apa emang Lo nggak tau?" Riana bertanya padahal, ia sudah tau jawaban nya.
Tentu saja disengaja!

"Itu sengaja gue salahin, biar nilai gue nggak langsung sempurna dapet 100, aneh nggak sih kalok ngeliat nilai ranking sampe 100? Bukan nya mengindahkan yang ada malah mencurigakan," ujar Al lalu terkekeh di akhir kalimat.

"Maksud Lo?" Tanya Riana.

Al sedikit membungkukkan badannya agar sejajar dengan tinggi badan Riana

"Sebenarnya nggak salah sih, kalok kita dapet nilai sempurna bahkan sampai menyentuh angka 100, yang salah itu perspektif orang yang kebanyakan selalu ngira apa yang kita dapat itu bukan murni, They think what we get is too perfect and it's impossible,"

"And they are my parents," sayang nya kalimat akhir ini hanya ia ucapkan dalam hatinya.

Al menggeleng pelan, ah ucapan nya semakin melantur.

"Dah ah lupain, kuy kantin, gue yang traktir."  Ujar Riana seakan ia tak peduli.

Al menatap punggung Riana, lalu melangkah mengekor saja.








They are the same, they just need recognition, just it

Tbc.

Si Culun Glow Up [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang