15. Anggota Inti Baru?

650 55 48
                                    

Announcement: DI LARANG PLAGIAT ⚠️
HARGAI AUTHOR. 


⚠️KALO PLAGIAT HIDUP LO GA BERKAH
N

ote : Baca dulu part sebelumnya biar nyambung 🥴, dan dosanya tanggung sendiri ya karena ada beberapa kata-kata kasar.⚠️
•••

•••
"Lo tunggu pembalasan dari gue buat lo. Gue pun ga peduli kalo lu adalah cewe." Azhagar tersenyum miring setelah mengatakan itu.

Azhagar pun membalas pesan dari Elaine itu dengan keadaan yang masih di selimuti amarah dan juga rasa kesal. Ia tidak terima jika harus menjadi babu apalagi itu dengan wanita, mau taruh dimana harga dirinya itu nanti.

Seorang Azhagar tidak akan tunduk dengan siapapun tanpa terkecuali. Sebulan? Itu waktu yang cukup lama untuknya. Ia harus berpikir sesuatu untuk itu.

Kini hari semakin berlalu dan dia pun belum makan sejak tadi. Ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kamar menuju ruang makan. Untuk memikirkan sesuatu juga harus punya energi bukan?

Berjalan menelusuri rumahnya yang cukup besar dan jarak antara kamar dengan ruang makan cukup jauh harus menuruni anak tangga. Ia pun sebenarnya malas sekali ke ruang makan. Ini karena ia sedang lapar saja jadi terpaksa turun ke bawah.

Azhagar anak bungsu dan kini usia nya pun sudah di bilang tidak muda lagi. Di luaran sana seusia dengan Azhagar sudah pada menikah, tetapi Azhagar masih menikmati hidupnya dengan menjadi bos dan juga ketua geng. Orang tuanya pun sudah meminta Azhagar untuk menikah. Menikah bukan perihal yang mudah, walaupun secara finansial sudah mampu. Karena untuk saat ini ia belum menemukan tambatan hati setelah kejadian kala itu.

Ah iya sampai lupa, saat ini Azhagar sudah sampai di ruang makan. Disana ia melihat asisten rumah tangganya sedang merapikan alat makan yang sudah bersih. Ia pun menghampiri asisten rumah tangganya itu.

"Bi," panggil Azhagar.

"Eh iya den? Butuh sesuatu?"

"Saya lapar hehe, apa masih ada makanan?"

"Oh masih den, mau bibi hangatkan? Atau mau yang lain?"

"Masakin yang lain aja deh bi."

"Oh boleh den, Aden mau makan apa?"

"Spaghetti bolognese."

"Oke baik den, bibi buatkan di tunggu sebentar ya."

"Makasih ya bi." Azhagar pun duduk di meja makan. Sambil menunggu makanan yang ia inginkan jadi, sesekali memainkan handphonenya dan membalas pesan-pesan yang masuk. Ia juga masih berfikir gimana caranya untuk membalaskan kekalahannya dengan Elaine.

"Apa gua ajak balapan lagi?" Monolognya.

"Ah nggak-nggak, mending dengan cara lain aja. Apa ya kira-kira, hm .. ," ia pun berpikir sejenak.

"Ah iya gua tau." Ia pun langsung memainkan handphonenya dan mengirimkan seseorang pesan singkat, untuk merencanakan sesuatu.

✧ Call Me Elaine ✧

Call Me ElaineWhere stories live. Discover now