Chapter 12

2.8K 123 3
                                    

Suasana pagi ini tidak biasa nya mendung, bahkan dari dini hari sudah turun hujan.

Sekarang hujan sudah tidak turun, tapi cuaca nya yang mendung dan angin pagi membuat hawa dingin menusuk kulit.

Kina bahkan harus memakai jaket agar tidak kedinginan ke sekolah. Ia sudah berada di sekolah 5 menit yang lalu.

Di sekolah belum banyak siswa-siswi yang datang, mungkin karna cuaca yang kurang mendukung membuat siswa-siswi malas untuk beranjak dari ranjang.

di tambah Kina datang ke sekolah lumayan pagi, di jam 06.30 dia sudah berada di kelas.

Sambil menunggu bel masuk Kina menelungkupkan kepalanya di atas meja dan menyumpal telinganya dengan airpods untuk mendengarkan musik.

Baru saja hendak memejamkan mata suara notifikasi terdengar dari ponselnya.

Baskara.kai__
Nay lo udah di sekolah?

Knayadara_
Udah

Baskara.kai__
Gue ke kelas lo kalo gitu

Knayadara_
Mau ngapain?

Baskara.kai__
Mau ketemu lo lah hehehe

Knayadara_
Gausah kesini.

Baskara.kai__
Gue kesana pokonya...

Knayadara_
GAK!

Baskara.kai__
Ck!!

Knayadara_
Pulang bareng aja nanti

Baskara.kai__
Sip jangan ingkar yaaa, pulangnya gue tunggu!

Saat hendak membalas pesan Kai, bel masuk berbunyi membuat Kina urung membalas pesan dan memilih meletakannya.

(๑🗞๑)

Waktu belajar sudah selesai 5 menit yang lalu, Kina sekarang sedang membereskan alat tulisnya, bersiap untuk pulang.

"Na gue pulang duluan ya, dingin gini enaknya pengen cepet cepet tidur hehehe."

"Iya sil, duluan aja"

"Okedeh Na bye!"

"Bye! Hati hati"

Tok tok tok

Terdengar suara pintu di ketuk, Kina mendongak dan melihat Kai sedang berada di ambang pintu kelasnya. "Bentar"

Kina beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas bersama Kai.

Diparkiran mereka memasang helm dan menaiki motor masing masing.

Lalu mereka melajukan motornya keluar dari kawasan sekolah untuk pulang.

Di jalan mereka melajukan motornya beriringan seperti biasa, kadang Kai berada tepat di sisi Kina. Tapi lebih sering Kai berada di belakang Kina.

Mengawasi nya.

(๑🗞๑)

Sesampainya di depan gerbang rumah Kina, Kai membuka helm nya dan menunggu Kina memarkirkan motornya.

"Udah?"

"Udah, sana pulang"

"Ngusir nih cerita nya?"

"Iya"

"Ck lo mah Nay, peka dikit kek ajak tamu masuk"

"Lain kali aja"

"Yaelaaah yedah gue pulang, bye!"

"Bye!"

Setelah memastikan Kai sudah pergi Kina melangkah memasuki rumahnya.

Baru membuka pintu ia sudah di suguhkan dengan pemandangan ayahnya yang sedang bersedekap dada duduk di kursi, dan ibu nya yang berdiri seakan akan sudah menunggu Kina sejak tadi.

"Kina"

"Iya?"

"Ini apa?" Kinanti menunjukan kertas coretan outline yang semalam ia buat.

Kina terdiam, bingung kenapa Kinanti tau kertas outline itu. Seingatnya dia menyimpan kertas itu di dalam lemari pakaian. Apa Kinanti mengobrak-abrik isi kamarnya?

Tidak dapat jawaban dari Kina, Kinanti bersuara. "Ganti baju, kalo udah beres langsung turun!"

Menghela nafas Kina melangkah ke arah kamarnya untuk berganti baju.

(๑🗞๑)

Di sinilah sekarang Kina duduk di hadapan kedua orangtua nya yang sedang menatap Kina marah.

"Apa yang sedang kamu kerjakan sekarang?" Adam bertanya dengan suara yang tegas sarat akan kemarahan.

Menghela nafas Kina menatap kedua orangtua nya bergantian. "Kina mau coba buat jadi penulis"

"Kinaya kamu ini ngapain sih, kamu cuma buang buang waktu buat bikin beginian!" Kinanti menatap marah pada Kina sambil mengibaskan kertas outline nya.

"Aku pengen ambil jurusan sastra indonesia. Aku suka buku dan ingin lebih mendalaminya."

"Kina! Kuliah di jurusan itu bener bener ngga jelas, baca buku itu cuma hobi, siapa yang tau nanti kamu malah ngga suka lagi sama buku. Yang ada kuliah kamu sia-sia Kina!!"

"Yah kuliah jurusan sastra indonesia yang aku pengen itu peluang kerja nya besar juga, ngga seperti yang ayah pikir."

"Kamu benar-benar keras kepala!, ayah mau kamu ambil jurusan akuntansi nanti saat kuliah."

"Yah!!"

"Ayah gamau tau, itu yang terbaik buat kamu. Ayah sudah kasih kesempatan buat kamu memilih. Tapi kamu benar-benar tidak becus dalam memilih. Maka dari itu ayah yang akan memutuskan pilihan mu sendiri!"

"Kalian egois." Ucap Kina beranjak dari kursi. Mengabaikan teriakan Kinanti.

Dia masuk ke dalam kamarnya, mendudukan diri di tempat tidur, keadaan ini membuat Kina bingung, apa lebih baik mengikuti keinginan orangtua nya atau melanjutkan apa yang ia inginkan.

Rasanya menyebalkan, Kina menghela nafas, merebahkan dirinya di atas tempat tidur.

TBC
5 MARET 2023

Aku ngerti, kadang orangtua seperti Adam dan Kinanti selalu ingin yang terbaik bagi anaknya. Tapi mereka lupa mendengarkan keinginan Kina sampai memutuskan hal hal seperti diatas tanpa meminta persetujuannya.

Mereka ingin didengarkan tapi tidak mencoba untuk menjadi pendengar.

Menurut kalian ini egois ngga?

Thoughts Of You [END]Where stories live. Discover now