bab 2 Sin of Wrath chapter 5: its just a Bisnis

18 4 4
                                    

Harita adalah seorang ksatria putih peringkat delima yang menjadi ksatria putih dengan satu tujuan, yaitu untuk bertemu sang pahlawan nya Cahyo.

Wajahnya sumringah dan penuh kegembiraan hari ini, setelah latihan dia akan segera ke rumah idolanya tersebut. Dia mengemasi barang-barangnya dengan penuh ketelitian karena dia tahu Cahyo adalah orang yang rapi.

"Eh, ada yang seneng nih."

Durga yang baru saja ganti baju langsung menggoda gadis perawan itu.

"A-apa... Maaf .. saya."

"Jangan begitu, ini soal Cahyo kan? Kau ini terlalu polos dan mudah di tebak ya."

Durga berjalan dan mencengkeram pundak Harita. Dia menatap nya dengan tatapan nakal membuat gadis pemalu itu bergetar seperti mesin cuci karena gugup.

"Apa yang kamu suka dari nya?"

A-A-A-A-A-A-

Di bergetar, dia tak pernah membicarakan soal perasaan nya ke orang lain.

"Tenang kok, rahasia mu aman oleh ku."

Mata gadis itu berpaling ke samping dan menjawab dengan lirih.

"Pahlawan..."

Suara nya terlalu lirih seperti suara semut, Durga mendekatkan telinganya begitu dekat.

"Pahlawan..."

Durga pun mengangguk dan sangat memahami alasan Harita.

"Oke-oke. Pahlawan, itulah yang kau lihat darinya ya?"

"Te-tentu. Karena semua yang menyelamatkan orang pasti pahlawan."

"Entahlah."

Durga memalingkan matanya, sambil mengingat sebuah kenangan.

"Nona Durga?"

"Ah kau ini! Aku tak semuda itu, sudah kubilang panggil nyonya aja enggak apa-apa."

Setelah sedikit berbincang-bincang singkat Harita pergi dengan penuh lambaian yang masih dipenuhi kegugupan sampai dia lupa pintu keluar masih tertutup dan menabraknya.

Durga sekarang sendiri di ruang ganti, duduk sambil mengingat Cahyo. Matanya sedikit menutup, ketika ingatan menyakitkan masuk ke kepalanya.

"Kau tak tahu. Cahyo, muridku itu. Tak pernah sudi untuk menjadi pahlawan."

Sementara itu seseorang berkerudung putih sedang melahap keripik singkong di bangku taman.

"Aku benci badut."

Dia baru saja membuang topeng badut di tempat sampah. Hari ini adalah hari yang berat untuk nya dan baginya benda itu cumalah penambah sial untuk hari ini.

Ponsel berdering orang itu langsung mengangkatnya.

"P, bos Mali udah selesai kan?"

"P-P-P tai anj*ng. Sopan sedikit bisa enggak sih."

Seperti biasa Malingkang selalu diganggu oleh sifat tak sopan bawahannya itu.

"Jadi?"

"Huh! Gadis itu beruntung bisa seimbang denganku!" Jawab nya sombong.

"Ah, kasian sekali. Bisa seimbang dengan orang lemah kayak bos."

"Mulut kau ini, nanti ku pukul tau rasa kau. Daripada kau menghinaku lagi, apa informasi yang ku kirim sudah kau kirim ke Kresna?"

"Sudah, lalu ada sedikit pertanyaan lagi. Kenapa bos mau mengajukan jadi samsak dan alat menghasil informasi?"

"Ya, aku cuma ingin lihat sifat yang bisa dimanfaatkan dari target kita."

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Mar 12, 2023 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Dome {hidup kami di dalam kubah} (Dalam Masa Revisi)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz