Bab 2 Sin of Glutony chapter 7 : pertemuan yang kacau

12 9 1
                                    

Tok! Tok! Tok!

“Ok, pagi adik-adikku!”

“Pagi kak Mali!”

Sapa Mali ke semua adik-adiknya di ruangan khusus untuk belajar, dengan nada seorang kakak pintar nan ramah pada umumnya. Dia dikelilingi oleh semua adik-adiknya yang masih berumur setara dengan anak SD yang siap untuk mendengar pembelajaran tambahan dan yang tidak akan mereka terima saat mereka belajar di sekolah.

“Hari ini, seperti biasanya kakak akan memberi pembelajaran kepada kalian, terutama kalian yang sering gagal saat ujian. Terutama Riki, Yunus dan Kotaro kalian harus disini saat yang lain pergi,ya.”

Malingkang menunjuk ke 3 anak yang berada di barisan belakang. Mereka bertiga pun langsung  merengek.

“Eahhh! Kenapa kami lagi? Enggak asik ah!”

Mereka yang tak mau sendiri menunjuk ke seorang temannya yang sedang ketiduran di meja depan mereka.

“Tuh si Farhan! Dia juga dulu sering dapat nilai jelek tuh.”

“Itu dulu, sekarang dia baru saja dapat rangking 12.”

“Tapi...”

“Udah-udah, kita mulai saja.”

Malingkang menulis dengan pena elektrik di sebuah layar sebesar papan tulis pada umumnya.

“Penyisihan.” Itulah kata yang dia tulis di layar.

“Seperti biasa. Untuk permulaannya, kita akan belajar dengan hal yang tidak akan kalian pelajari di sekolah. Itu adalah tata cara kita sebagai siluman hidup. Biar kakak awali dengan satu pertanyaan yaitu; menurut kalian mahkluk apa yang harus kalian hindari?”

Semuanya mengangkat tangan serentak dan si anak paling bandel tadi lah yang langsung ditunjuk oleh Mali.

“Yunus silakan.”

“Manusia!” Teriaknya dengan lantang.

“Benar, seratus untuk mu akan kakak tambah pelajaran untuk dirimu hari ini.”

“Hehhh...hehhh!!!???”

Diapun duduk dengan rasa kecewa di hatinya.

“Tapi, ada yang lain loh. Apa coba hayo.” Semuanya bingung karena bagi mereka sejak ada di panti ini, yang mereka ketahui cuma sebatas manusia yang  selalu menjadi ancaman mereka. Namun diantara anak-anak seorang anak laki-laki yang paling pendiam mengangkat tangan kecilnya keudara.

“Golongan darah tabu.”

“Iya... Golongan darah tabu.”

Dia adalah Yaya yang tentu saja diikuti oleh adiknya Sasa. Mereka sekarang sedang mencoba untuk bersosialisasi dengan anak-anak panti lain. Serta, sekarang mereka terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Mali yang melihat itu merasa bangga sebagai kakak dengan melihat mereka mulai berani bertindak seperti anak-anak pada umumnya. Karena itu senyum kecil nan tulus muncul di orang yang hampir tak bermoral itu.

“Oh, benar.”

Mali menggeser layar dan memperlihatkan beberapa gambar siluman yang bermacam-macam bentuk yang diubah menjadi desain kartunis agar bisa terlihat menarik untuk anak-anak.

“Semua yang ada digambar ini adalah bangsa siluman yang dibuang karena jahat, contohnya; Wendigo mereka terlalu serakah makanya semua orang benci karena nya. Vampir juga sama, mereka suka menggigit jadi jaga leher kalian. Lalu, ada juga Slime karena mereka suka mengotori jalan serta jumlah mereka banyak jadi semua orang benci. Pokoknya semua yang ada disini mereka jahat. Ingat, jika ada yang jahat apa hayo?”

Dome {hidup kami di dalam kubah} (Dalam Masa Revisi)Where stories live. Discover now