Bab 1 permulaan Chapter 13 : Flame and Dark

29 19 6
                                    

Dia tidak langsung kabur atau langsung menyerang, saat diriku berada tepat di sampingnya. Apa dia meremehkan diriku? Tapi dari cara bicara memang tak ada rasa takut atau dia sekedar banyak gaya?

"Jelaskan... sebenarnya siapa dirimu ini?"

"... Ksatria putih mana perlu tahu tentang apa dan siapa diriku ini. Kalian cukup mengatakan bualan dan membunuhku. Itu saja, kau tidak perlu tahu diriku."

"Jangan samakan aku dengan mereka yang cuma melakukan ini untuk uang dan jabatan semata. Atas nama kaisar! Cepat jelaskan!" memang omong kosong... karena jelas, mahkluk yang berada di depanku mahkluk yang sudah muak dengan kami. Bukan mahkluk sombong yang cuma menyerang tanpa menggunakan isi kepala yang bersih. Aku harus hati-hati....

"Sudah kubilang tidak perlu, apa gunanya coba. Jika ujung-ujungnya kau akan tahu sendiri."

Membuka kerudungnya membuka wajah tak berekspresi. Sebuah wajah dnegan satu mata besar merah denga pusat kuning yang terkesan miring keatas hampir vertical. Wajah hitam denagn loreng ungu dan telinga kucing di kepalanya. Tubuh Sahya membungkuk serendah hewan berkaki empat dengan ekor keluar dari belakang. Cakar menggaruk merusak beton bersiap untuk mencabik semua lawanya.

"Kau... bagaimana mungkin." Cahyo terkejud dengan siapa yang dia lawan. Dia langsung mengeluarkan pedangnya yang menyala api biru di dinginnya jalan malam dan mengeluarkan kuda-kuda pedang 1 tangan bersiap dengan apapun yang terjadi serta kembali memanggil Raga yang langsung berubah menjadi armor perah dengan jubah warna api biru.

"Naga dari timur, garuda dari asia tenggara, kitsune dari jepang, Pegasus dari romawi dan siluman harimau dari Indonesia. Mereka semua telah memutuskan untuk berdamai dengan kami, manusia. Tetapi kau, kenapa kau salah satu dari mereka membuang semua yang bangsamu lakukan. Wahai siluman harimau."

"Hal damai itu sama sekali takada hubungannya denganku. Jangan samakan dengan mereka yang meninggalkan bangsa nya untuk hidup tenang sebagai budak kalian."

"Kau... tahu kan bagaimana cara mereka agar bisa berdamaikan?"

"Iya, terbakarnya 200 dari mereka... tak mengenal muda atau tua. Mereka semua di bakar di depan umun karena ketidak percayanya manusia. Itu semua salah kalian dan mereka yang bodoh... dan aku tak bodoh. Jadi engga ada hubunganya denganku.

"Tak kusanggka dinginnya malam ini... aku akan membakar siluman seperti dirimu ini."

"Oh, silakan jika bisa. ayo, bakar disini..." menunjuk wajah dinginnya.

di wajah ku ini.

"Arogan."

Api membakar udara dingin malam dari lesatan Cahyo ke Sahya. Sebuah tebasan vertical kebawah dihindari oleh Sahya dengan melompat kebelakang. Hantaman dari tebasan menghancurkan trotoar yang terlempar keduara lalu tertubruk tubuh Cahyo yang melesat kembali kearah Sahya yang baru akan menyentuhkan ujung kakinya ke trotoar. Memberi tebasan horizontal dengan pedang api biru nya, Sahya menunduk sangat rendah dengan posisi hewan buas mencoba mencakar dada Cahyo dari bawah.

"Mati..."

Tapi...

Cahyo balik mengcengkram telapak tangan Sahya dari sela-sela jari.

Cih..

"Sekarang kau yang mati."

Pedang Cahyo di balik mencoba menusuk tubuh Sahya yang mencoba untuk lepas tapi jarak antara ujung pedang serta bahu yang menjadi sasaran terlalu dekat.

[Cahaya meledaklah menjadi kegelapan!]

~Code: Dark esploxion~

Merapal dengan cepat yang langsung mengeluarkan kegelapan yang meledakanya bersama Cahyo. Sebenarnya ini cuma pengalihan serta efeknya tidak terlalu berdampak tapi cukup untuk memisahkan mereka berdua. Sahya terpental 2m dari Cahyo, melihat keheranan dengan tanganya yang sedikit terpanggang. Tanganya memang hitam tapi tak bisa menutupi luka terbakar di tanganya yang setelah itu beregenerasi kembali sedia kala.

Dome {hidup kami di dalam kubah} (Dalam Masa Revisi)Where stories live. Discover now