Bab 2 Sin of Glutony chapter 11 : Imaginary room

4 5 0
                                    

Erlangga mencoba untuk masih positif dengan sedikit ceria namun, jiwa percaya dirinya hancur ketika bahkan sebelum berpikir lebih lanjut. Sebuah cakar mencabik helmnya

Sreeeng!!

Satu cakaran telah mencabik helmnya. Memunculkan wajahnya yang dipenuhi rasa tertantang.

“Jangan lengah.” Ucap Sekar di telinganya

“Iya.”

Sahya langsung menyerang lagi ke wajahnya tanpa membiarkan Erlangga untuk mengambil nafas sedikitpun. Namun kali ini dia masih bisa menahan dengan sayapnya dari cakaran tak ada ampun itu.

Cih

Erlangga menangkis serangan Sahya dengan membuka sayapnya secara tiba-tiba lalu memukul perut Sahya yang tak menggeser si kegelapan itu sama sekali. Sahya mencengkeram erat tangan besi Erlangga lalu merubahnya menjadi karat


“Kau!”

Dia terbang ke udara melepaskan tangan besinya yang sudah “terinfeksi”. Partikel besi keluar dari sayapnya lalu memulihkan tangan besinya.

Erlangga tahu ada banyak jenis code yang bisa menguatkan fisik namun ini berbeda. Dia tak pernah lari dari siluman yang levelnya dibawahnya.

Apa dia akan lari?

Tentu tidak, ego untuk terus bertarung sebagai ksatria putih tak mengizinkan tubuhnya untuk lari.

Dia melayang jauh lalu membuka cakar di kakinya. Erlangga melesat seperti elang yang menyambar mangsanya dengan cakarnya namun Sahya tak menyingkir dan membuka tangannya siap untuk menahan cakar Erlangga.

Ledakan besar pun terjadi karena serangan singgungan dari petir dan kegelapan sampai  mengguncang pohon di sekitar.

Cakar di kakinya dan tangan Sahya saling mencengkeram serta mendorong Sahya yang semakin lama semakin tertanam di tanah. Sampai kapak emas yang telah menancap di tanah mengeluarkan petir yang menyambar Erlangga yang mengisi ulang energi listrik di zirahnya yang langsung meledakkan gelombang elektromagnetik yang menghancurkan dataran tanah menjadi lubang sedalam 5 meter.

Sahya masih selamat mundur beberapa meterdnamun muncul dari gumpalan debu Erlangga melesat ke arahnya.

Sahya mengambil Inanis ke tangannya dan langsung melemparkan tombaknya yang sedikit mengguncang Erlangga.

Namun itu bukan Cuma itu.

[Bidak neraka, apakah neraka utu tuhanmu.]

~code: Hell pawn~

Ratusan wajah manusia yang derita muncul dari tangan Sahya yang terbuat dari Nothing langsung melesat kearah Erlangga seperti misil.

Erlangga langsung menghindari semua serangan itu dengan terbang ke udara. Dia  membuka tangannya dan menembakkan bola-bola listrik untuk menahan semua kegelapan.

Sekali lagi cahaya berhantam dengan kegelapan yang berakhir dengan ledakan besar.

Sahya melompat untuk menyerang Erlangga yang berjarak 20 meter di atasnya. Dia mengacuhkannya semua ledakan dan lukanya untuk menancapkan Inanis di perut Erlangga lalu menggunakannya sebagai pijakan.

Mereka benar-benar dekat. Erlangga mencoba terbang dengan kecepatan tinggi agar Sahya bisa terhempas. Namun Siluman itu menusuk dada Erlangga menembus pertahanannya dan mencengkeram tulang rusuknya.

Guohhh..

Erlangga mulai kehilangan kendali namun masih mencoba untuk terbang. Walaupun helmnya sudah dipenuhi orang darah yang dia muntahkan.

Dome {hidup kami di dalam kubah} (Dalam Masa Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora