Bab 2 Sin of Glutony chapter 1 : organisasi

31 16 4
                                    

Di kota utama, di dalam sebuah taman dalam ruangan yang di kelilingi kubah kaca di singapura. Tepatnya di taman pribadi yang lebarnya bisa memasukan satu buah limo di dalamnya milik Kaisar yaitu Garden of Frigg. Dimana di dalam nya di tengah kerumunan padang gandum seorang bijak yang memakai jaz dengan selempang emas di atasan. Dia sedang meminum segelas teh dengan tenang dengan kukis gandum sebagai pelengkapnya. Dia sendiri sampai seorang masuk dari pintu kaca lalu dengan sopan memberi hormat.

"Kaisar dari kubah Ibra jaya, saya datang untuk menemui anda."

Kedatangan Kuro langsung di beri sapa hangat dari sang Kaisar.

"Kawanku, senang bertemu dengamu. Silakan duduk."

"Baik." Dengan sopan dia berjalan sementara semua gandum di depanya hilang masuk ketanah setiap dia akan melewatinya seolah memberi jalan untuk Kuro.

Kuro duduk di depan Kaisar yang langsung menawarinya teh yang tentu saja di terima olehnya dengan senang hati.

"Bagaimana kabarmu hari ini?" Tanya Ibra dengan lembut.

"Saya baik-baik saja, semua yang terjadi hari-hari ini cukup berat." Kata Kuro yang mencoba untuk tak formal sambil meneguk tehnya.

"Kamu memang selalu begitu, agak berbahagialah. Lagipula kau punya temankan? Seharusnya kau bisa agak tenang dan jangan terlalu memaksa untuk tidak formal. Cukup santai saja."

"Saya tak bisa..."

"Yaudah, yang penting kamu sudah berusaha." Kata Kaisar Ibra mengangkat cangkir untuk minum the.

"Sekarang untuk alasan saya kemari."

"Maaf aku menyala... biar saya tebak, apa ini soal Cahyo?"

"Iya, tepat sekali." Jawab Kuro sambil mengangguk setelah itu dia pun mejelaskan semuanya ke Sang Kaisar yang cukup kaget serta agak khawatir.

"Apa kau sudah mempersiapkan semuanya?"Tanya Ibra serius.

"Iya, sudah. Saya sudah memikirkan kemungkinan."

"Berapa banyak?"Tanya Ibra penuh penasaran."

"Kemungkinan dua ratusan menurut informasi yang ada."

"Begitu ya? Saya cukup terkesan jika bukan karena ada kamu. Tidak ada yang bisa mengimbangi Sang meja kecerdasa kursi ke-1. Omong-omong soal keseimbangan, saya harap nona Muna bisa segera melatih Cahyo menjadi lebih kuat dengan Darknees."

"Baik. Dengan ini saya permisi." Dia berdiri lalu berjalan ingin keluar tetapi di hentikan oleh Ibra yang memanggilanya.

"Tunggu."

Kuro berbalik kembali.

"Iya yang mulia?"

"Maaf membuatmu jauh ke singapura hanya untuk bertemu denganku. Harusnya kita bertemu di ibu kota tapi malah begini."

"Tak masalah, ini sudah menjadi tugas saya."

"Omong-omong soal tugas, ingat kita bukan pemusnah tapi penyeimbang."

"Akan saya ingat."

"Iya, memang cuma kau dan beberapa orang yang menerima keputusanku sepenuhnya. Aku senang jika selalu denganku Kuro."

"Terimakasih, saya juga berharap jika mereka semua mengerti alasan anda melakukan ini."

Ibra tertawa kecil karena tak percaya dengan apa yang Kuro katakan.

"Iya, mana mungkin. Karena bagaimanapun kita lah yang jahat disini. Aku telah membunuh seluruh keluarga kaisar terdahulu sampai keakarnya. Kaisar terdahulu cumalah orang polos yang terlahir di keluarga kaya raya yang telah di arahkan oleh mentri agama yang di penuhi omong kosong. Aku sama sekali tak menyesal setelah melakukan itu."

Dome {hidup kami di dalam kubah} (Dalam Masa Revisi)Where stories live. Discover now