Bab 2 Sin of Glutony chapter 5 : Reverse memory

16 10 0
                                    

“Tuan… kursi ke-2 meja kekuatan?”

“Panggil saja Sahya.” Ucapnya sambil meneguk sebotol cola.

“I-iya…”

Ini adalah awal pertama kalinya dia bisa langsung bekerja dengan anggota The Five yang lain. Seorang pengangguran yang sama sekali tak memiliki sanak saudara. Dia yang memilih menjadi seorang assassin peringkat rendah yang cuma pengendalian darahnya saja yang membuatnya agak unggul dari siluman yang lain, itupun masih belum sempurna.

Namum… tetap bagi dirinya yang bukan siapa-siapa bisa bertatapan dengan salah satu orang yang setara dengan atasanya itu. Sebuah mimpi yang tak pernah dia pikirkan terjadi sekarang.

“Kenapa harus kau? Dan apa-apaan namamu itu?” satu kata dingin yang agak menusuk hati Atlas yang membuatnya menunduk penuh perasaan tak enak.

“Maaf jika saya tak pantas, jika mau saya akan mengundurkan diri saja.” Jawabnya dengan wajah sudah tak bersemangat sama sekali.

“Aku bercanda. Lagipula segila-gilanya Stella memilih orang, dia hampir tak pernah salah. Kecuali saat dia mulai memakan bawahanya

“…” dia cuma bisa terdiam dengan candaan menyakitkan itu.

“Aku bercanda.”

(Engga asik woy!)

Teriaknya di dalam hati.

“Iya, sekarang serius. Alasan dia memilihmu karena kau bia menggendalikan darah. Aku ingin melakukan beberapa introgasi untuk misi kali ini. Akan lebih mudah jika ada orang yang bisa membuat tubuh mereka diam untuk beberapa saat. Jadi sama sekali kau bukan sebuah kesalahan di misi ini.” Ujar Sahya dengan nada datar.

Atlas Cuma bisa menghela nafas dan memaklumi betapa payahnya atasnya ini dalam melakukan guyonan.

“Baik akan saya lakukan.” Mencoba untuk kembali formal.

“Terutama gadis yang dibawah.” Sahya menunjuk gadis pirang yang sedang menenamani Arya di sebuah rumah makan di pinggir kota. “Alisia Gluthony, adik kandung dari kepala industri bahan pakan bagi semua orang yang dikubah dan orang terkaya ke 5 di kubah. Tujuan kita adalah mendapatkan penyerahan secara sukarela dari benih dosa yang tersimpan di dalam tubuh kakaknya.”

“Tubuh kakaknya? Mana mungkin dia mau menyerahkan kakaknya sendiri. Saya merasa tak tega dengan dia, seorang gadis yang terlihat ramah nan polos tak pantas menerima ini.”

“Kau ini kerja dimana? Kau tahu apa yang akan terjadi jika bekerja disini. Lagipula jangan percaya wanita itu. dia mungkin terlihat manis,ramah dan selalu tersenyum didepan semua orang. Tapi dia sebenarnya wanita punk kotor yang suka membuat onar kesana-kemari. Gadis yang suka minum miras dimalam hari ditambah membawanya pulang rasanya sangat sulit dengan tenpramennya yang meledak-ledak saat itu.”

“Waw, sepertinya anda cukup mengenal dia.” Jawab Atlas sambil mulai meneguk soda.

(Oh iya, kenapa juga kita di café bukan beli kopi tapi malah minum soda?)

“Dia adalah misi petamaku sebagai anggota The Five…”

Sebelum dia berakhir mengakhiri ucapanya Atlas langsung memotong setelah meririk kearah target mereka.

“Oh iya, sepertinya mereka akan segera pergi.”

“… Baik, cepat hubungi yang lain.”

“Baik.” Atlas langsung memberi pesan ke pelayan berupa secari kertas dengan code morse. Rencananya Cuma mereka berdua yang akan mengikuti dua target secara langsung dan yang lain Cuma akan mengikuti mereka di belakang untuk jaga-jaga.

Dome {hidup kami di dalam kubah} (Dalam Masa Revisi)Where stories live. Discover now