Bab 3 Sin of Wrath chapter 1 : profesor gila dan penggila coklat

10 5 0
                                    

“Kurang lebih seperti itu tujuannya.”

Kresna berdiri di samping jendela hologram di depan para mitra kerjanya dan seorang kawan lama di dalam suasana pertemuan yang serius di dalam ruangan yang gelap.

“Apakah ada efek sampingnya?”

Seorang mitra kerjanya menanyainya, namun Kresna Cuma menggelengkan kepalanya.

“Untuk itu, Saya tak tahu secara detailnya. Namun, tamu... Eh bukan, kawan lama saya seharusnya mengerti dengan semua detailnya.”

Dia menunjuk kearah seorang berkacamata dengan 5 lensa, rambut perak acak-acakan dengan baju profesor yang sangat “edgy” yang sedang duduk sambil memperhatikan dengan mata gila dari tadi.

“Ck-ck-ck... Kresna emang kalau enggak di bantu oleh Sang KANZEN! Pasti akan kesulitan. Permisi semuanya.” Dia berjalan dengan gadis berbando yang adalah asistennya yang terus kelihatan canggung ketika tuanya dilihat banyak orang.

Orang ini, benar-benar memalukan dirinya sendiri.

Dia berdiri dengan bangga di samping jendela hologram dan menunjukkan proyek nya.

“Ini adalah benih dosa. Yang kali ini adalah Seed of Wrath! Lalu kami akan berikan ke orang pilihan kami agar nanti bisa jadi sumber daya energi listrik penganti nuklir. Untuk otak kalian yang kecil pasti ngerti lah.”

Kondisi menjadi canggung ketika semua orang langsung tak nyaman dengan perkataan Kanzen. Tatshigo sebagai asistennya langsung maju dan menjelaskan semua.

“M-maaf jadi gini, kami telah menemukan benih dosa di gunung Kelud dan dalam kandungan kekuatan dari benih dosa adalah pengendalian panas dan atom. Ini sangat cocok untuk pengantin tenaga nuklir.”

Semua pengusaha itu sudah tahu apa yang akan terjadi ketika melakukan proyek dengan orang gila ini. Mereka mencoba untuk diam dan membiarkan Tatshigo untuk menjelaskan.

Setelah pertemuan berakhir, Tatshigo sedang berjalan di lorong untuk terus mendengarkan ocehan Kanzen.

“Hahaha! Luar biasa dan sangat tak disangka kita mendapatkan proyek sebesar ini! Iyakan? Tatshigo?”

“I-iya.”

Berbeda dengan Kanzen yang sangat bangga dengan keahliannya, gadis tak merasakan apa pun selain memilih untuk diam dan larut ke dalam pemikirannya karena kekurangan dalam berkomunikasi secara non-formal.

“Hai Kalian berdua.” Kresna dengan setelan jas dan topi fedora hitam berloreng putih nya menunggu mereka berdua di samping lift.

“Uwogghhh!! Temanku!”


Kanzen langsung berlari untuk menjabat tangan Kresna dan menggoyang-goyangkan nya dengan kencang.

“Dengan seluruh jiwa dan kepintaranku yang tiada tara. Aku sangat berterima kasih dengan ilmu baru yang tak mungkin bisa di dapatkan oleh orang dungu ini.”

“Oh tentu, kalau berkenan kamu bisa lihat lab nya langsung.”

“Oh jelas~ Lalu sekali lagi terima kasih.”

Dia langsung berjalan dan Tatshigo Cuma memberi salam ketika berjalan melalui Kresna.

“Tatshigo!” Kresna memanggil gadis itu sebelum masuk ke lift.

“Iya, Tuan CEO Kresna?”
Gadis itu berbalik dan Kresna langsung memberikan menepuk pundak gadis itu.

“Dia tak pernah berubah ya?”

“Iya, beliau memang selalu seperti itu. Walaupun begitu dia tetap guru yang membantu dan membimbingku sejak dulu, terima kasih juga untuk kerja kerasa Tuan CEO untuk menyiapkan pertemuan ini.” Dia membungkuk untuk berterima kasih.

“Kau ini gadis manis dan kuat, aku harap kau bisa semakin tahan dengan nya.”

Kresna tanpa sengaja membuat wajah Tatshigo memerah dan mulai gemetaran.

“Eh maaf! Kebiasaan jika ketemu kolega wanitaku.”

“I-iya... Sampai jumpa lagi!”

Gadis itu langsung berlari kearah Kanzen dan dengan cepat langsung menutup pintu lift.

“Astaga, sudah kubilang aku tak sengaja.”
Kresna mengambil sekoin 500 rupiah di sakunya dan memandangi nya.

“Tatshigo, kapan-kapan berhenti bersandiwaralah.”

Kresna menghela nafas khawatir ke rekannya itu.

“Sekarang, daripada berfikir hal lain. Lebih baik aku mengunjungi si penghianat itu.”


,,,,,,,,

Cerita dongeng itu indah loh!

Tapi juga menyakitkan.

Menyakitkan ketika tahu itu tak nyata.


Dulu, ketika kubah dalam keadaan tenang. Ada seorang gadis yang setiap hari membaca dongeng dari pagi sampai malam. Setiap hari orang tuanya selalu membacakan dongeng untuknya. Setiap pesan dan amanah dari dongeng terus orang tuanya tanamkan di hatinya.

“Dunia ini indah! Dipenuhi warna!”

Kata ibunya.

“Cuma dengan cinta bahkan yang tertidur selamanya bisa terbangun.”
Kata ayahnya.

Semuanya indah sampai akhirnya orang tuanya tewas di depannya karena perampokan. Dia mencium, memeluk dan membaca mantra sihir ke orang tuanya berharap mereka akan memeluknya sekali lagi. Namun apalah daya, mereka tetap berakhir di liang lahat.

Diapun hidup dengan kakeknya dan harus bersekolah tanpa diantarkan oleh orang tuanya lagi. Di sekolah dia terus menyapa dan tertawa berharap akan di balas oleh orang lain.

Namun... Karena kebetulan nilai dalam pelajaran nya tinggi, dia terus di tipu untuk mengerjakan PR dengan alasan “pertemanan”. Ketika dia ingin berekspresi selalu dianggap norak, aneh dan hina dari teman yang mengesalkannya selalu minta bantuan ketika kesusahan saja.

Semua nya terus berlanjut dan memberi kebingungan ke otaknya karena kehidupan  begitu tak sesuainya dengan isi buku cerita.
“Kenapa orang tak suka? Hal itu indah, semua fantasi itu indah tapi semua orang seolah melupakan nya!?”

Pikirnya, semua orang menyerah akan imajinasi mereka. Menghentikan langkah mereka ke hal yang ajaib. Walaupun Code sudah ada, manusia ataupun siluman tetap berpikiran sempit tak mau berimajinasi.

Semua fantasi itu ada! Semua keajaiban itu ada! Cuma kalian sendiri yang bodoh!

Dia membenci mereka yang berpikiran sempit. Bersumpah membuat segala fantasi di buku untuk menjadi nyata.

Bagaimanapun caranya!

Diapun menciptakan kehidupan dengan tangannya, menjadikannya dia teman dalam kesepian serta “topeng”. Karena baginya orang di luar Cuma lah tembok tak berguna yang tak pantas melihat diri aslinya.

Tak ada yang tak mungkin, peri itu ada, boneka yang bisa hidup itu ada dan semuanya yang ada di buku itu ada.

Semua fantasi telah diciptakan melewati ludahan, senyum hina para tembok tak berguna. Namun, ada sebuah fantasi yang bukanya dia wujudkan namun malah benar muncul didepannya.


Seorang teman yang mengerti, Orang yang akhirnya mengerti dia. Diapun bersama teman, terus mewujudkan fantasi di dunia yang kaku ini.



,,,,,,,,,

Sebuah mobil pengisi mesin cemilan datang tiap hari untuk mengisi setiap mesin di depan toko.  Seorang gadis sedang menunggu sejak subuh, di samping mesin cemilan. Seorang gadis dengan rambut jingga berkuncir dua dengan permen di mulutnya ketika dia bersenandung ria melihat truk pengisi mesin cemilan.

“Ah Abang!”

“Eh nona, sedang apa disini.” Petugas pengisi mesin cemilan pun membongkar mesin yang kosong melompong dan mengambil uang di dalamnya.

“Cuma menunggu harta Karun.”

“Huh? Oh seperti lomba di internet ya?”

“Iya!”

Gadis itu adalah yang sering melakukan eksekusi setiap pagi ketika Cahyo di rumah sakit dan sekarang tinggal menunggu petugas itu pergi

“Permisi dulu ya?”

“Oh iya.”

Petugas itu beranjak pergi dan Yuuki langsung menyeringai dengan mulut yang bercucuran air liur.

“Waktunya beraksi!”

Matanya bersinar, kaki pun mengeluarkan kuda-kuda untuk menerjangkan tangan nya ke kaca mesin cemilan. Tangan nya menembus kaca mesin cemilan, dan dia langsung merogoh semua cemilan dengan mata berbinar-binar.

“Oh, mumpung saya belum pergi. Apakah kamu sering mendengar berita kalau mesin cemilan disekitar sini selalu kehilangan seluruh cemilannya dengan waktu Cuma 1 jam sebelum di taruh?”

Petugas itu berbalik dan sepenuhnya terkejut bukan main.


“Oh my God!!”

“Oh, iya? Ada apa lagi?”
Satu mesin sudah dia kuras habis.

“Uangnya sudah kutaruh semua jadi bye!”

“Tap-tapi pelanggan yang lain?”

“Oh?”

Dengan gagah di berdiri tegak dan bersiap untuk memberi pidato kecil.

“Ingat! Rasa manis adalah kehidupan ini dan manusia harus mengejar rasa manis! Maka yang enggak cepat dapat akan kehabisan dan harus makan sayuran!”

“Kamu bicara apasih?” tanya petugas didepannya yang membuatnya malu sendiri.

“Ehehehe... Aku juga tak tahu. Bye!”

Dia langsung masuk ke dalam kaca depan sekarung cemilan meninggalkan petugas yang masih terdiam. Ponsel petugas berbunyi dan dengan pikiran penuh heran dia menjawab.

“Iya?”


Ah...

Bahkan semua yang di blok ini?

Ok.



Semua mesin cemilan di area ini telah kosong, padahal baru pagi ini di isi.

Yuuki berseluncur diantara dimensi dengan lautan cemilan di sampingnya.

“Nikmatnya ketika bebas makan camilan. Aku sudah menaruh cermin di atas kasur tinggal taruh posisi santai, aku akan langsung tidur dengan hujan camilan.” Dia menyilakan kedua tangannya di belakang kepalanya dan siap jatuh dengan posisi terlentang.

“1...2...3!”

Dia pun disambut dengan empuknya kasur dengan disusul hujan berbagai macam camilan kesukaannya.

“Yosh! Waktunya party!!!” Dia melompat berdiri mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi diudara.

“Ah, surga kemanisan~”

“Yuuki?” seseorang sudah di kamar dari tadi dengan sapu di tangannya.

“Ah halo? Kamu tukang bersih-bersih yangku pesan ya?”

“Bahkan kau tak mau membersihkan kamarmu sendiri.”

Dia adalah Cahyo yang pulang lebih cepat.

“Eh?” Yuuki baru sadar, wajah mulai berkeringat dingin. Ketika si maniak kesehatan itu berada di depannya.

“...”

“Jadi...Tehe~”

“Akan ku bakar semuanya, ya?


“Noooo!!”




Dome {hidup kami di dalam kubah} (Dalam Masa Revisi)Where stories live. Discover now