Bab. 30

200 24 0
                                    

'Kadang memang ada sesuatu yang lebih baik dilepaskan, direlakan, untuk hidup yang lebih lega'


~ Bandara

Ashel pov

Hei..

Kamu ingat ga? kita pernah rencanain ini semua, kita pernah berencana untuk berlibur bersama. Namun dimana hari itu tiba,semuanya berubah. Harusnya saat ini kita liburan bareng, kamu dan teman-temanku yang juga sudah menjadi temanmu, bahkan sudah dekat denganmu. Harusnya aku merasakan kebahagiaan sepenuhnya karena dapat berlibur bersama orang yang aku sayangi.

Flashback on

Disebuah kamar, terlihat dua remaja perempuan yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

" Del " Panggilku kepada orang disebelahku.

'' Hmm " Jawab adel tanpa menoleh ke arahku.

Nyebelin bukan? itulah yang terkadang membuatku jengkel.

" Adel ih " panggil ku dengan sedikit nada kesal.

" Apa aceliaaa " jawabnya yang kali ini menoleh ke arahku.

" Tau ah " jawabku dengan sedikit ngambek.

" Pundung " ucapnya sambil mencubit pelan pipi ku.

Aku hanya terdiam dan seolah tidak memperdulikan orang disebelahku yang sedari tadi hanya diam menatap ke arahku.

" Hei,,Kenapa ? ada apa ? " Tanya nya sambil berusaha membujukku agar diriku melihat ke arahnya.

" Ituuu... mau liburan bareng " Ucapku dengan mode memohon.

" Yaudah ayo mau kapan?" tanya nya dengan cepat dan lembut.

Itulah yang membuat aku selalu nyaman berada disampingnya, karena dia tau cara mengatasi sifat buruk ku jika kumat.

" Secepatnya " jawabku dengan senang.

dia tidak menjawab omonganku, dia hanya tertawa begitu mendengar jawabanku. sungguh menyebalkan...

Bugh

Aku memukul orang disebelahku menggunakan bantal yang sedari tadi aku gunakan untuk menumpu tanganku. Bagaimana tidak kesal, aku menjawab dengan serius dia hanya tertawa tanpa menjawab pernyataanku.

" Aduh cel ish, sakit tau " keluh adel yang terdengar jelas di telingaku.

Akupun hanya diam setelah melakukan itu orang disebelahku, tanpa memperdulikan orang disebelahku yang sedang meringis kesakitan.

" Yaudah iya, nanti liburan akhir tahun ya" tuturnya dengan lembut,sambil mengacak-ngacak rambutku.

Tanpa sadar senyum ku merekah ketika mendengar jawaban yang dia berikan padaku.

Flashback off

Sekarang hanya sebuah ucapan yang tidak tau kapan akan terjadi.

Maaf, hanya kata itu yang mampu aku ucapkan. Aku menyesal kenapa aku semarah dan seemosi itu. Aku sedih karena sampai saat ini tidak ada notif apapun dari kamu, aku terus menunggu dengan bodoh tanpa mau memulai nya duluan.

Ashel pov end

" Sha, tungguin gue dong " teriak kathrina kepada marsha.

" Buruan bokem, nanti ditinggal ashel " teriak marsha kepada kathrina.

" Iya tunggu elah, tali sepatu gue copot woi tunggu " balas kathrina sambil menunduk ingin membetulkan tali sepatunya.

Baru saja kathrina ingin mengikat tali nya kembali, tiba-tiba ....

Bugh...

" Aduh " ringis kathrina yang dapat didengar oleh siapapun yang berada didekatnya.

" Nak, Kamu gapapa? Lain kali hati-hati ya" ucap seorang perempuan paruh baya yang ditabrak kathrina.

" Saya gapapa ko bu- " balas kathrina yang terkejut melihat wanita didepannya.

" Lho kathrina, kamu sama siapa ? " tanya mamah adel yang ikut terkejut .

" Eh mamah adel, aku kesini Sama temen-temen aku tan " jawab kathrina yang sedikit terkejut melihat siapa orang yang ia tabrak barusan.

" Et dah bocah malah ngobrol, ditungguin juga " keluh ashel yang tiba-tiba menghampiri kathrina.

" Ashel ? '' sapa mamah adel kepada ashel.

" Eh tante mamah " sapa kembali ashel.

" Kalian pada mau kemana ? " tanya mamah adel kepada mereka berdua.

" Kita mau liburan tan, mumpung lagi libur juga " balas ashel yang diangguki oleh teman disebelahnya.

" Iya betul tan, tante sendiri mau kemana ?" tanya kembali teman sebelah ashel.

" Tante mau anterin robby " jawab mamah adel yang makin mengundang banyak tanya dari kedua orang tersebut.

" Emang kak robby mau kemana tan? " tanya ashel kepada mamah adel.

" Aku mau liburan cel " Bukan mamah adel yang menjawab, melainkan robby yang tiba-tiba datang bersama dengan sang papah.

" iya kan mah, pah? " ujar robby sambil melirik ke arah kedua orang tuanya yang kemudian diangguki paham oleh keduanya.

Robby pov

Tempat yang sama tapi beda rasa dan suasana. Baru saja beberapa bulan yang lalu tempat ini menjadi awal mula dari sebuah perjalanan yang nantinya semoga membuat bahagia. Tapi kenyataanya, semuanya berubah. Tempat ini menjadi akhir dari perjalanan seseorang yang harus merelakan orang yang dia sayangi.

Bandara adalah sebuah tempat yang dimana mereka harus memilih akan kembali ketempat itu atau tidak. Saat ini, aku harus memilih untuk tidak mendatangi tempat ini lagi. Tempat ini adalah akhir dari perjalananku.

" By, Kamu beneran mau menetap disana lagi? " tanya mamah kepadaku.

" Iya mah, biarin aku memilih jalanku sendiri ya mah, pah " jawabku dengan penuh yakin.

" Reva sayang banget by sama kamu " ujar papah sambil memegang pundakku.

Akupun hanya tersenyum mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh papahku.

" Baiklah, kalau itu memang sudah menjadi keputusan kamu " lanjutnya lagi.

" Mah,pah .. Maafin robby ya " tutur ku sambil memegang tangan kedua orang tuaku.

" No sayang, kamu gaperlu minta maaf, karena memang tidak ada yang salah " tutur mamah sambil mengelus pelan punggungku.

Aku tidak bisa menahan ini semua, rasanya aku mau teriak dan menangis sejadinya.
aku muak dengan semua kebohongan ini, aku muak dengan cara ku memperlihatkan seolah aku baik-baik saja.

" Robby mau ke toilet dulu ya mah, pah " izin ku kepada mereka.

Akupun beranjak menuju toilet, meninggalkan mereka berdua disana. Aku tidak sanggup melihat setetes air mata turun dari kedua mata orang tuaku.

Robby pov end

Ditempat yang berbeda, terlihat seorang perempuan yang sedang melamun. Entah apa yang sang gadis itu pikirkan, hanya dia yang tau.

tok..tok..tok...

" Non reva, makan dulu yu non " ujar sang bibi dari luar kamar seorang idol ibu kota.

" Nanti aja bi " teriak idol tersebut didalam kamar.

" Tapi non reva dari semalam belum makan non " tutur sang bibi lagi.

gadis itu hanya diam, tak menggubris ucapan bibi (pembantu)nya.

" Non, bibi taro di depan pintu ya non " ucap sang bibi dengan pasrah,karena tidak ada jawaban dari dalam kamar tersebut.

lagi-lagi tidak ada jawaban dari si pemilik kamar tersebut. Tatapan nya yang kosong seperti rumah tak berpenghuni.





" Jangan menunggu kehilangan,

untuk menyadari seseorang itu sangat berarti bagi kita "

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Keputusan yang terbaik (Mungkin)Where stories live. Discover now