Bab. 29

145 19 0
                                    

'Emosi adalah cara cepat
untuk memulai sebuah pertengkaran'

Adel pov

Bodoh.

Satu kata yang pantas aku lontarkan untuk diriku sendiri. Aku mengutuk diriku sendiri atas kesalahan yang telah kuperbuat kepadanya. Sorot matanya yang selama ini selalu terlihat seperti anak kecil sudah tidak kulihat lagi saat itu. Aku menyesali perbuatan dan perlakuan ku yang telah kulakukan saat itu. Ingin rasanya memutar waktu agar aku tidak semarah itu mengetahui seseorang yang selama ini aku ingin jauhkan darinya, ternyata berhubungan baik dengannya.

Tokk..tok..tok..

" Reva, ada flora ini diruang tamu " panggil sang mamah dari luar kamar ku.

" Suruh masuk aja mah , tolong " ucapku kepada sang mamah dari dalam kamarku.

Ceklek.. (suara pintu terbuka)

Aku terkejut ketika sosok yang masuk ke kamar ku bukan sahabatku, melainkan orang yang saat ini berusaha aku hindarkan.

" Kenapa lagi sih rev ? " Tanya robby yang tiba-tiba menghampiriku sambil mengelus pelan rambutku.

" Kata mamah lu seharian ini belum makan, bahkan katanya gamau makan " tuturnya lagi yang kini sudah duduk dikasurku tepat dibelakangku.

" Bukan urusan lu kak, mending keluar dari kamar gue " jawabku yang masih fokus pada komputerku.

" Kalau lagi-lagi ini ada kaitannya sama gue, gue minta maaf ya rev " ucapnya padaku.

" Acel udah cerita? " tanyaku kepadanya.

" Dia gacerita apa-apa ke gue, emangnya gue siapanya dia sampai-sampai dia harus cerita ke gue rev " jawab kak robby.

" Yaemang seharusnya lu gaikut campur sih kak " ucapku yang masih enggan melihat ke arahnya.

" Gue minta maaf kalau selama gue disini malah ganggu keseharian bahkan mungkin ganggu kehidupan lu. Gue gatau masalah yang lagi lu hadapi itu apa dan tentang apa, yang intinya gue percaya sama lu rev kalau lu punya caranya sendiri untuk menyelesaikan setiap masalah yang sedang terjadi " ujar ka robby yang kini mampu membuatku terdiam dan berpikir.

" Mungkin memang cara gue salah selama ini, maaf ya rev sekali lagi " lanjutnya lalu pergi meninggalkan ku sendirian dikamar.

Semua nya bohong!! kenapa harus bohong lagi sih ka robby arrrrgghhhhh ...

Gue tau semuanya, tau kalau lu meluk dia , tau kalau lu masih bisa-bisanya menghapus air mata dia, disaat lu tau apa yang sudah lu lakuin itu salah.

Flashback on

Brum..brum.. (suara mobil)

Terdengar suara mobil yang mampu membuatku langsung beranjak dari kasur untuk melihat kearah luar.

siapakah dia..

Tanpa kusadari, senyum ku merekah saat ku melihat seseorang yang baru saja turun dari mobilnya.

" Aduh gue harus stay cool apa gimana ya ?" Gumamku

" Pura-pura ngambek atau langsung peluk dia ya"
Lanjutku yang masih melihat dia dari balik jendela kamar ku.

" Atau gue pura-pura tidur aja deh " lanjutku lagi.

Eh bentar..
Lu bodoh reva..
Kenapa jadi disini seolah ashel yang salah. Padahal dari awal lu yang salah sama dia, lu yang selalu punya pikiran berlebihan sama dia, harusnya lu yang malu dong rev. aduhhhhh...

" Fix.. gue harus turun duluan dan minta maaf sama dia " ucapku lagi

" Eh tapi kalau gue turun, nanti dia tau gue ngintip. Udah deh gue tunggu disini aja pura-pura gatau dia datang " lanjutku yang sudah ingin membuka pintu kamarku.

Keputusan yang terbaik (Mungkin)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora