KATASTROFA (CHAPTER 4)

31 8 16
                                    

Pagi ini yang tercium dari kamarku adalah wangi roti bakar. Roti yang dipanggang di atas wajan menggunakan sedikit mentega. Disajikan dengan telur orak arik dan potongan sosis goreng. Kelihatannya kak Minhyun benar-benar sedang sibuk. Dia pasti akan menyediakan sarapan seadanya kalau banyak hal yang harus dilakukan.

"Woong, aku cuma stok nugget sama telur di kulkas ya. Jangan makan mie instant, kalau nasi sudah kumasak dan kayaknya cukup sampai nanti sore."

Nah, bener kan?

Aku menyimpan tasku di atas meja makan. Memperhatikan gerak tubuhnya yang melakukan segala pekerjaan dengan agak terburu-buru. Dia sudah rapih. Mengenakan kemeja hitam polos dan celana warna khaki model pinsil.

"Kali ini mau ngejar kasus kemana?" tanyaku sambil menusuk sosis dengan garpu.

"Bukan kasus," katanya sambil menoleh sekilas.

"Udah sih, cucian piring biar sama aku aja, Kak."

"Serius? Tapi banyak banget loh."

"Hari ini aku pulang cepet kok."

Dia mengelapkan tangan pada celemek bergambar strawberry yang menempel di tubuhnya.

"Kakak mau ketemu orang tua Yeji hari ini," katanya dengan semringah.

Aku terkejut. Setahuku dia selalu menunda-nunda rencana itu. Karena dia tahu kalau sudah menikah berarti dia harus siap mengemban tanggung jawab lebih dan membagi perhatiannya atas diriku.

"Eh, lamaran bukan sih?" tanyaku.

"Iya," dia mengunyah rotinya dengan cepat lalu mengeluarkan sebuah kotak cincin dari balik kantung celemek.

"Wah, bagus banget, Kak."

Aku meraih kotak itu dan memperhatikan benda bulat berhiaskan sebuah permata bersinar ditimpa sinar lampu dapur.

"Gimana menurut kamu?"

"Dia pasti suka dan momen ini memang udah dia tunggu banget kan? Kalian terlalu lama pacaran."

Jadi Yeji itu seorang anak yatim piatu. Tapi oleh pemilik panti asuhan tempat dia tinggal, dia diangkat menjadi anak mereka. Usianya dua tahun di atasku dan sekarang dia sedang merintis bisnis dekorasi bersama teman-temannya. Dia sering bercerita tentang keinginannya segera menikah karena tidak mau terus –menerus membebani kedua orangtua angkatnya yang memang harus memperhatikan anak-anak lain selain dia. Tapi ternyata kak Minhyun memang baru siap sekarang. Aku sendiri tidak bisa membujuknya menikah buru-buru apalagi setelah kematian kedua orangtua kami. Untung Yeji masih bisa bersabar menunggu. Kakakku sangat mencintainya. Dia tidak pernah membawa perempuan manapun ke rumah untuk dikenalkan kecuali Yeji. Dan di depan mama dia dengan jelas mengatakan bahwa hubungannya dengan Yeji ini serius.

Mereka sudah merencanakan sebuah pernikahan sejak awal. Aku bahagia. Setidaknya kakakku memang sudah mencapai umur dimana dia membutuhkan keberadaan seorang istri. Selama ini selalu dia yang mengurusku, meskipun sekarang aku selalu berbagi pekerjaan rumah dengannya.

"Kasus Kakak yang kemarin gimana?"

"Berhasil." Dia manggut-manggut sambil tersenyum puas. "Aku berhasil menggagalkan sebuah pengiriman ganja dan sabu dalam jumlah massive. Ini peredaran terbesar di asia tenggara. Kasus pertama aku selesaikan sebelum papa sama mama meninggal. Ini kasus kedua dan sepertinya masih di bawah perintah orang yang sama."

"Sudah berhasil ditangkap?"

Dia menggeleng. "Mereka kabur. Kayaknya informasi ada yang bocorin."

"Hah? Terus gimana dong?"

"Kami cuma bisa meringkus seorang perantara untuk menyediakan satu kontainer makanan kucing yang didalamnya terdapat ganja dan sabu."

"Jadi dengan cara kayak gitu? Satu kontainer?"

LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang