KATASTROFA (CHAPTER 44)

39 10 15
                                    


Bel tanda istirahat berakhir sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu. Hwanwoong masih membenahi seragamnya setelah berganti pakaian dari kaos tim olahraga. Ketika keluar kelas, dia merasa heran dengan para murid yang memenuhi koridor terlihat seperti digiring menuju suatu tempat. Beberapa di antara mereka saling kasak-kusuk, ada juga yang bergegas sambil menyiapkan ponsel. Hwanwoong melihat ke kiri dan kanan. Semakin lama semakin banyak yang berbondong-bondong menuruni lantai tiga itu. Bahkan beberapa teman-temannya yang sudah bersiap memulai pelajaran lanjutan malah kembali berhambur keluar kelas.

"Ric, ada apaan sih?" Allana menghalangi tubuh si ketua kelas yang terlihat sama antusiasnya dengan gerombolan zombie di luar sana.

Dia melempar kaos timnya ke atas meja dengan asal.

"Seru banget ini, Woong."

"Seru gimana?" pemuda itu mengernyitkan alis. "Ada yang confess di lapangan ya?"

"Bukan,"dia menggeleng tidak sabar. "Si Jen berantem."

"Hah? Jen? Jenan anak klub science maksud lo? Ya ampun kok bisa."

Untuk sejenak Eric mengamati Hwanwoong lalu menyadari sesuatu. Dia menganggap hal ini jauh lebih menarik karena ternyata temannya tidak tahu apa-apa.

"Kok Jenan sih? Jeno lah. Cowok lo yang songong itu. Dia berantem sama si Chankyung."

Eric meninggalkan Hwanwoong yang detik itu langsung terkesiap. Tubuhnya masih mematung di tengah kelas yang kosong. Tapi sejurus kemudian dia tersadar, menyimpan baju olahraganya ke kolong meja dan mulai menyusul zombie-zombi lain turun ke lapang samping sekolah.

Kenakalan remaja memang selalu menjadi isu menakutkan di dalam lingkungan sekolah. Tidak peduli kamu bersekolah di lembaga berlabel swasta, negeri atau internasional. Kemungkinan untuk mendapat masalah akan selalu ada terutama antar siswa. Tapi hal ini bukanlah sesuatu yang bisa terlintas di benak Hwanwoong, mengingat Jeno adalah orang yang selalu bersikap tenang meskipun ia sendiri tahu bahwa hampir dari setengah murid laki-laki di sini tidak menyukainya. Jeno memang lebih sering menarik diri, itu menimbulkan kesan angkuh yang tidak bisa disangkal. Dia jarang berinteraksi dengan siswa lain dan lebih sering mengandalkan kejeniusan yang disinyalir adalah salah satu alasan mengapa dia bisa dengan mudah pindah ke sekolah ini di tengah-tengah tahun ajaran akhir.

Tapi sayang sekali, sikap-sikap memuakkan itu justru menjadi magnet dan daya tarik kaum perempuan. Mereka bertolak belakang dengan para bekicot jantan dan memilih bersikap untuk mengagumi Jeno sekurang ajar apapun dirinya. Padahal Jeno jelas bukan seorang player. Dia tidak pernah memanfaatkan situasi untuk mendekati cewek mana pun. Apakah sudah pernah diingatkan oleh semua orang, bahwa dari sekian ratus siswa di sekolah ini hanya Hwanwoong lah yang dia ajak bicara? Dari mulai belajar bersama, jajan di kantin, sampai di antar pulang ke rumah. Dan Hwanwoong sendiri bukan siswa yang mencolok.

Hal itu yang terpikirkan oleh Hwanwoong seiring langkah-langkah cepatnya untuk menuju ke lokasi kerumunan. Hari Jumat seperti ini, di jam-jam terakhir, guru memang jarang yang tepat waktu memulai pelajaran selanjutnya. Mungkin itu juga yang menyebakan sebagian besar murid masih berkeliaran lalu kebetulan sebuah insiden menarik perhatian mereka. Dada Hwanwoong semakin berdegup, melonjak-lonjak ketika dia sudah dekat ke arah lapang dimana hampir setengah murid ada di sana tapi mereka hanya menonton. Dengan usaha yang lebih ekstra karena tubuh kecilnya, dia berusaha melesak di antara teman-temannya seperti menerobos sekumpulan penonton konser. Matanya terbelalak saat melihat kedua anak laki-laki itu baku hantam di area tengah lapang yang seolah ototmatis dibiarkan lebih leluasa, seperti ada pembatas antara para penonton ini dengan atlit-atlit tinjunya. Beberapa di antara mereka sedang asyik merekam melalui ponsel, ada yang menatap ngeri ada juga yang terlihat seperti memprovokasi. Tidak ada satu pun yang maju untuk melerai, tidak ada yang berminat mengadukan hal ini pada guru. Mereka seperti menikmati sebuah pertunjukkan di tengah-tengah rasa jenuh akibat belajar.

LOGIC SPACE || HWANWOONG 🔞⚠️Where stories live. Discover now