Putus

84 51 7
                                    

Dengan terpaksa Jeonghan menutup matanya rapat. Lagi-lagi ia tak bisa tidur, padahal ia sudah mengerjakan tugas dari dosen semalaman. Hal yang hatusnya membuatnya lelah dan tak bertenaga sekarang. Perlahan, Jeonghan turun dari ranjangnya, ia mengenakan atasannya dengan malas dan berjalan menuju ruang tamu. Ia duduk diam disana, di sofa sembari menatap keluar jendela yang sudah mulai terang, sebentar lagi matahari akan terbit.

Ia tidak paham dengan dirinya sendiri. Ia pikir, perasaan itu muncul hanya untuk sementara dan akan hilang begitu saja. Ternyata tidak, tidak sama sekali.

"Han?" Sowon memanggil Jeonghan dengan lembut dari dalam kamar.

"Hei pagi, kenapa bangun?" tanya Jeonghan masih duduk di sofa, tidak ada niatan untuk menghampiri gadis tersebut.

Sowon menguap, "Kenapa gua ada dikamar lo?"

Jeonghan tersenyum, matanya masih terfokus pada jendela yang sudah menampilkan matahari. Ia menghembuskan nafasnya berat. Berkali-kali memperbaiki rambutnya yang acak-acakan. Sowon yang melihat itupun dengan segera menghampirinya.

"Gue nanya, kenapa gue bisa ada dikamar lo?" tanyanya lagi.

Jeonghan berbalik, ia menatap Sowon yang terkena sinar matahari. Cantik, menurutnya. Ia lalu memeluk gadis tersebut. Membuat Sowon bingung.

"Semalem lo mabok, dan kalo dibawa kerumah lo, nyokap lo pasti khawatir. Yaudah gua bawa kerumah gua" ucapnya, "Udah enakan?" tanyanya.

Sowon mengerutkan keningnya, ia bingung. Memang dirinya semalam minum, tapi ia masih bisa sadar.

"Kenapa lo mabok?" tanya Jeonghan penasaran. "Gua tau kalo lo ga akan kaya gini kalo ga ada alasannya"

Sowon diam, ia ingat bahwa kekasihnya tidak bisa dihubungi. Kekasihnya hanya mengirim pesan bahwa dirinya sedang ada urusan yang sangat penting, tapi ia jelas melihat mobil kekasihnya melaju bersama wanita lain. Air matanya kembali luruh, Jeonghan yang melihat itu bingung, ia lalu memeluk gadis tersebut.

"Kenapa?" tanyanya dengan bingung, pelukannya semakin erat ketika gadis tersebut semakin kencang menangis. "Gapapa, gua selalu ada buat lo. Cerita aja" ucapnya.

Sowon lalu melepaskan pelukannya, ia lalu menatap Jeonghan dengan serius. Ia menghapus air matanya dengan kasar.

"Lo tau Scoups dimana?" tanya Sowon.

"Cheol? Dari malem ga bisa dihubungin, katanya dia ada urusan gitu, kenapa?" tanyanya penasaran.

"Lo bakal percaya kalo ternyata gua semalem liat dia sama cewe lain?" tanya Sowon.

"Oh, ya bagus dong" ucap Jeonghan, "Saingan gua jadi berkurang" lanjutnya lagi.

Namun ucapan Jeonghan membuat Sowon menangis, ia menangis dengan sangat keras. Memukul dadanya berkali-kali.

"Lo kenapa?" tanya Jeonghan khawatir.

"Gua minta tolong, lo bisa hubungin dia? Suruh dia kesini" lanjut Sowon.

Jeonghan menuruti perintah gadis tersebut, ia mengambil ponselnya, menguhungi Scoups namun ponselnya mati.

Seventeen.

Jeonghan : Cheol dimana?
Jeonghan : Siapapun yang liat Scoups, tolong kasih tau. Ditunggu Sowon dirumah gua.

Dino : Nuna kenapa ada dirumah lo hyung?

Mingyu : Abis ngapain lu sama nuna, hyung?

Wonu : Yerin bilang katanya Sowon semalem mabok, bener? Dan lo yanh bawa dia?

As you wish [ PROSES REVISI ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt